Friday, January 6, 2017

Makalah ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD); Wawancara Pengamen



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena rahmat dan berkat-nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi lapang mata kuliah Ilmu Social Budaya Dasar yang dilakukan di benteng Mallborough.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan penulisan laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak yang sifatny membangun demi kesempurnan yang akan datang.penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca laporan ini guna penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih
Bengkulu,   desember 2016
Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Salah satu permasalahan sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengemis atau pengamen jalanan, terutama di ibukota Jakarta. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini.
Sesuai dengan tema yang telah ditentukan dari dosen, tim kami mendapat topik ”Kehidupan pengamen.” Dalam menjalankan observasi dan wawancara untuk makalah ini, kami memilih untuk berfokus pada pengamen jalanan.
Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (bahasa Inggris: street singers atau buskers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai musik jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
Anak adalah harapan masa depan suatu bangsa, tunas yang berpotensi membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik atau bisa juga lebih buruk. Maka dari itu, amat miris rasanya melihat anak-anak yang hidup mengamen di jalanan, bukannya bersekolah. Rasanya lebih menyedihkan daripada melihat orang dewasa yang melakukan pekerjaan serupa. Oleh karena itu tim kami melakukan observasi dan wawancara terhadap salah satu pengamen.

1.2  Tujuan Penelitian
Sebelum membahas permasalahan tersebut diatas maka kami memepunyai tujuan dalam membuat makalah ini sebagai berikut :
1.      Ingin mengetahui tentang kehidupan anak jalanan khususnya pengamen.
2.      Ingin mengetahui mengapa mereka memilih profesi menjadi pengamen.
3.      Ingin mengetahui bagaimana latar belakang mereka.



BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Pengamatan Lapangan
No
Daftar pertanyaan
Narasumber
1
Siapa nama anda?
Rio
riski
Mario
Udin
2
Dimana anda tinggal?
Kel. Pondok Besi
Kel. Pondok Besi
Kel. Pondok Besi
Kel. Pondok Besi
3
Apakah anda sudah bekeluarga ?
Belum
Belum
Belum
Belum
4
Berapa jumlah saudara anda ?
7 saudara
3 saudara
6 saudara
3 saudara
5
Mengapa memilih profesi ini ?
Hobbi
Ikutan teman
Suka bebas
Hobbi
6
Berapakah penghasilan per hari ?
Rp 15.000-38.000
Rp 10.000-35.000
Rp 17.000-45.000
Rp 15.000- 30.000
7
Sudah berapa lama berprofesi ini ?
3 tahun
2,5 Tahun
3 Tahun
3 Tahun
8
Berapa usia anda saat ini ?
17 tahun
15 tahun
16 tahun
14 tahun
9
Apa saja permasalahan yang dialami selama bekerja ?
Diusir, tidak diberi uang
Diusir, tidak diberi uang dan dicaci-maki
Diusir, tidak diberi uang dan dicaci-maki
Diusir, tidak diberi uang
10
Apakah ada system setoran ( pemimpin geng) ?
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
11
Dimana saja biasanya anda mengamen?
Di benteng, malhborough, pantai dan tower
Di benteng, malhborough, pantai dan tower
Di benteng, malhborough, pantai dan tower
Di benteng, malhborough, pantai dan tower
12
Apa tanggapan dari masyarakat dan keluarga ?
Dianggap berandalan, nakal
Dianggap berandalan, nakal
Dianggap berandalan, nakal
Dianggap berandalan, nakal
13
Apakah kalian memiliki waktu libur / istirahat
Kadang-kadang jam 12 siang
Kadang-kadang jam 12 siang
Kadang-kadang jam 12 siang
Kadang-kadang jam 12 siang
14
Lagu apa saja yang sering kalian nyanyikan
Lagu yang lagi terkenal
Lagu anak pengamen
Lagu yang lagi terkenal
Lagu yang lagi terkenal


2.2 Pembahasan
Seperti kita tahu bahwa salah satu rofesi yang paling favorit dijalankan oleh orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah menjadi pengamen baik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mengamen tidak harus bernyanyi tetapi juga bisa hanya memainkan alat musik atau hanya bertugas menarik uang receh dari pendengar ngamenan.
Pengamen ada di mana-mana mulai di perempatan jalan raya, di dalam bis kota, di rumah makan, di ruko, di perumahan, di kampung, di pasar, dan lain sebagainya. Penampilan pengamen pun macam-macam juga mulai dari tampilan yang biasa saja sampai penampilan banci / bencong, anak punk, preman, pakaian muslim, pakaian pengemis, pakaian seksi nan minim, dsb.
Pengamen terkadang sangat mengganggu ketenangan kita akan tetapi mau bagaimana lagi. Jika mereka tidak mengamen mereka mau makan apa dan daripada mereka melakukan kejahatan lebih baik mengamen secara baik-baik walawpun mengganggu.
Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis pengamen :
1. Pengamen Baik
Pengamen yang baik adalah pengamen profesional yang memiliki kemampuan musikalitas yang mampu menghibur sebagian besar pendengarnya. Para pendengar pun merasa terhibur dengan ngamenan pengamen yang baik sehingga mereka tidak sungkan untuk memberi uang receh maupun uang besar untuk pengamen jenis ini. Pengamen ini pun sopan dan tidak memaksa dalam meminta uang.
2. Pengamen Tidak Baik
Pengamen yang tidak baik yaitu merupakan pengamen yang permainan musiknya tidak enak di dengar oleh para pendengarnya namun pengamen ini umumnya sopan dan tidak memaksa para pendengar untuk memberikan sejumlah uang. Tetapi ada juga yang menyindir atau mengeluh langsung ke pendengarnya jika tidak mendapatkan uang seperti yang diharapkan.
3. Pengamen Pengemis
Pengamen ini tidak memiliki musikalitas sama sekali dan permainan musik maupun vokal pun ngawur seenak udel sendiri. Setelah mengamen mereka tetap menarik uang receh dari para pendengarnya. Dibanding mengamen mereka lebih mirip pengemis karena hanya bermodal dengakul dan nekat saja dalam mengamen serta hanya berbekal belas kasihan orang lain dalam mencari uang.
4. Pengamen Pemalak / Penebar Teror
Pengamen yang satu ini adalah pengamen yang lebih suka melakukan teror kepada para pendengarnya sehingga para pendengar merasa lebih memberikan uang receh daripada mereka diapa-apakan oleh pengamen tukang palak tersebut. Mereka tidak hanya menyanyi tetapi kadang hanya membacakan puisi-puisi yang menebar teror dengan pembawaan yang meneror kepada para pendengar. Pengamen jenis ini biasanya akan memaksa diberi uang dari tiap pendengar dengan modal teror. Pengamen ini layak dilaporkan ke polisi dengan perbuatan tidak menyenangkan di depan umum.
5. Pengamen Cilik / Anak-Anak
Pengamen jenis ini ada yang bagus tetapi ada juga yang sangat tidak enak untuk didengar. Yang tidak enak didengar inilah yang lebih condong mengemis dari pada mengamen. Akan tetapi bagaimanapun juga mereka hanya anak-anak bocah cilik yang menjadi korban situasi dari orang-orang jahat dan tidak kreatif di sekitarnya. Pengamen anak ini biasa dipaksa menjadi pengamen oleh orang tua, oleh preman, dsb namun juga ada yang atas kemauan sendiri dengan berbagai motif.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Setelah kami melakukan pengamatan ke jalan ternyata banyak factor yang mempengaruhi mereka sehingga mereka mengamen seperti berikut, factor ekon omi, karena hobbi, karena ikut teman dan masih banyak lainnya
3.2  saran
Berhubung pengamen yang kami wawancarai pengamen yang masih di bawah umur jadi sarannya agar orang tuanya lebih memperhatikan lagi apa saja yang dilakukan anaknya diluar rumah.


Daftar Pustaka

Anarita, Popon, dkk, Baseline Survei untuk Program Dukungan dn Pemberdayaan Anak Jalanan di Perkotaan (Bandung), Bandung: Akatiga-Pusat analisis sosial, 2001.
Arief, Armai, “ Upaya Pemberdayaan Anak Jalanan Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dan Stabilitas Nasional”, Dalam Jurnal Fajar, LPM UIN Jakarta, Edisi 4, No.1, November 2002.
Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga Dirjen Pemberdayaan Sosial, Standarisasi Pemberdayaan Peran Keluarga, Jakarta: Depsos, 2002.
Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV, 1995.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system