Saturday, October 22, 2016

laporan pratikum mekanisasi pertanian (mekan) Acara VII PENANAMAN PADI DENGAN RICE TRANSPLANTER

Tags



A.           PENDAHULUAN
Penanaman bibit padi di Indonesia umumnya masih dilakukan secara manual dengan mengandalkan manusia sebagai sumber tenaga. Cara manual demikian sering menimbulkan permasalahan di daerah-daerah yang ketersediaan tenaga penanamnya terbatas, sementara sawah yang diusahakan berukuran luas. Waktu tanam serempak akan tertunda sehingga keseragaman pertumbuhan tanaman tidak tercapai. Penggunaan tenaga manusia untuk proses tanam juga tidak efisien dan mengakibatkan biaya menjadi tinggi.
Keberadaan rice transplanter merupakan solusi dalam penanaman bibit padi agar diperoleh waktu tanaman yang seragam dengan biaya yang efisien dan hasil tanam yang rapi. Namum demikian, segala keunggulan dari rice transplanter akan dicapai jika operator memiliki pengetahuan dalam budidaya padi dan keterampilan mengoperasikan alsintan tersebut secara baik. Pengetahuan budidanya meliputi waktu pindah tanam bibit, jumlah bibit per lubang tanam, kedalam tanam, seta jarak dan pola tanam. Keterampilan pengoperasian mesin termasuk mengendalikan jalanya alsintan, mengatur perlengkapan alsintan agar pengaturan tanam sesui yang diinginkan.
Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banayak menyerap tenaga kerja adalah kegiatan menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam bibit padi. Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi. Ptani di jawa timur minsalnya dalam pelaksanaa usahatani padi pada umumnya menanam bibit padi secara manual dengan tenaga manusia. Di satu sisi minat generasi muda untuk meneruskan mata pencariaan sebagai petani semakin berkurang, mereka lebih memilihbekerja sebagai buruh di pubrik ataupun di perusahaan-perusahaan swasta. Keadaan demikian tentunya sangat memprihatikan bagi pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan. Kondisi tersebut menuntut adanya teknologi alat/mesin tanam padi, salah satu diantaranya adalah mesin taman pindah bibit padi (Rice Transplanter). Teknologi rice transplanter dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi permasalahan kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi (wahab, 2013).
Alat dan mesin penanam adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah. Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman alat mesin penanam rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali (Bambang P 1991) alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu (Alihamsyah 1991).
Penanaman merupakan usaha menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian suatu tanaman ( Soedianto, 1982).
Rice transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Cara pakai alat ini sangat gampang bibit gabah dalam petakan sawah seluas 20×80 cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh di atas mesin rice transplater. Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis ditanam. Adapun spesipikasi mesin penanam bibit padi (Rice Transplanter) SPW-48C adala sebagai berikut:
Panjang                         : 2450 mm
Lebar                             : 1480 mm
Tinggi                            : 85 mm
Berat                             : 170 kg
Model Mesin                 : Gasoline, 4 stroke
Rotated output             : 2,3 / 3,60(pa/rpm)
Konsumsi BBM            : 3,9 liter/jam
Planting raw numb        : 4
Row Spacing                : 30 cm
Rice distance                : 120:140 140:170 160:20
Padi berasal dari dua benua : Oryzafatuakoening dan Oryza Sativa L Berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya berasal dari Afrika barat. Padi (Oryza Sativa L) diklasifikasikan sebagai familigramineae (poaceae), berdasarkan klasifikasi ini tanaman padi dimasukan dalam sub-familifestucoideae (AAK 1990).
Menurut Hardjodinomo (1969) dan soemartono et al (1980), tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang padi beruas-ruas yang didalamnya berongga (kosong), tingginnya 1,0 m sampai 1,5 m. Pada tiapa-tiap buku tumbuh daun yang berbentuk pita dan berpelepahpelepah itu membalut hampir sekeliling batang tiap batang padi bila telah tiba waktunya akan keluar bungan dan dikenal dengan bunga majemuk sedangkan galipnya disebut bulir. Di bunga terdapat dua helai sekam mahkota. Pada saat terjadi penyerbukan, bunga akan mereka (terbuka) dan setelah penyerbukan berlalu, maka daun bunga akan terkatup kembali.
B.            TUJUAN
Memperoleh keterampilan dalam mengoperasikan rice transplanter untuk penanaman padi pada lahan sawah.
C.            PROSEDUR KERJA
Menghidupkan dan mematikan mesin
1.             Memastikan tuas pemindah gigi pada posisi ‘NETRAL’
2.             Mengatur tuas kopling utama pada posisi ‘MATI’ dan tuas kopling penanam dalam posisi ‘KUNCI’.
3.             Mengatur sakelar utama dalam posisi ‘NYALA’.
4.             Disesuaikan tuas pedal gas pada posisi antara ‘RENDAH’ dan ‘TINGGI’.
5.             Menarik dengan kuat tali starter maka mesin akan hidup.
6.             Dan untuk mematikan mesin, hanya memindahkan tus pedal gas ke posisi ‘RENDAH’ beberapa saat.
7.             Mengatur sakelar utama pada posisi ‘MATI’, dan mesin akan mati.

Menjalankan dan menghentikan rice transplanter
1.             Mengikuti prosedur menghidupkan mesim
2.             Diputar tuas pedal gas ke posisi antara ‘MULAI’ dan ‘TINGGI’ agar kecepatan putaran mesin sedikit lebih tinggi.
3.             Memindahkan tuas pemindah gigi pada posisi ‘PERJALAN DARAT’.
4.             Mengatur tuas tanam ke posisi ‘ATAS’ agar rice transplanter dlam posisi tertinggi, lalu memindahkan tuas tanam ke posisi ‘KUNCI’.
5.             Saat tuas utama dipindahkan dengan posisi ‘NYALA’ maka transplanter akan bergerak maju.
6.             Untuk menghentikan rice transplanter yang sedang berjalan, memindahkan yuas pedal gas keposisi ‘RENDAH’.
7.             Memindahkan tuas kopling utama ke posisi ‘MATI’ maka rice transplanter akan berhenti.
Membelokan jalannya rice trasplanter
1.             Mengikuti prosedur menghidupkan mesin dan menjalankan rice transplanter.
2.             Memindahkan tuas pedal gas ke posis ‘RENDAH’.
3.             Menarik tuas kemudi kanan jika ingin belok ke kanan atau tuas kemudi kiri jika ingin belok ke kiri.
Operasi penanaman bibit padi.
·                Persiapan penanaman
1.             Menyiapkan bibit dari pembibitan dapog dalam bentuk lembaran seperti karpet berukuran 28cm x 70 cm.
2.             Menempatkan rice transplanter pada posisi titik awal penanaman di sebelah kiri lahan yang akan ditanami dengan produksi berikut:
a.             Memindahkan tuas pemindah gigi pada posisi “NETRAL”,lalu memindahkan tuas kopling ke posisi “PENANAMAN” dan tuas kopling utama ke posisi “NYALA”.
b.             Memindahkan tuas kopling penannaman ke posisi “KUNCI”, segera setelah roda umpan vertikal mulai bergerak dan memindahkan tuas kopling utama ke posisi “MATI”.
3.             Menyusun lembaran-lembaran bibit pada platform bibit dan rak penyimpanan bibit cadangan. Pada praktikum kali ini hanya melakukan uji coba penanaman.
4.             Mengatur tuas penyesuaian pengambilan kedalaman untuk mengatur jumlah bibit yang ditanam, “LEBIH BESAR” berarti semakin banyak jumlah bibit yang ditanam pada lubang tanam, atau sebaliknya.
5.             Mengatur tuas penyesuaian kedalaman tanam dan tuas penyesuaian pengambilan kedalaman ke posisi yang diinginkan.
·                Penanaman
1.             Memindahkan tuas pemindah gigi ke posisi “OPERASI LAPANGAN”.
2.             Mengatur tuas kopling penanaman ke posisi “BAWAH”.
3.             Memindahkan tuas kopling penananman ke posisi “PENANAMAN”.
4.             Memindahkan tuas kopling utama ke posisi “NYAMAN” maka transplanter akan bergerak dan proses penanaman dimulai.
5.             Ketika penanaman sampai sekitar 1.5 m dari batas ujung penanaman, pindahkan tuas kopling penanam ke posisi “BAWAH” untuk menghentikan proses penanaman.
6.             Mengurangi kecepatan mesin dan naikkan pegangan.
7.             Menarik tuas kopling kemudi untuk membelokkan rice transplanter ke kanan.
8.             Posisikan rice transplanter hingga sejajar dengan barisan tanaman dan memastikan ujung pedoman sisi berada pada barisan tanaman terdekat untuk menghasilkan jarak tanam yang tepat.
9.             Jika penanman suatu bidang lahan sudah selesai, maka penanaman secara manual masih perlu dilakukan pada bagian lahan yang menjadi belokan rice transplanter.

D.           PENGAMATAN
Pada acara ini pratikan melakukan penanaman padi dengan menggunakan alsintan rice transplanter.
Melakukan penanaman di lahan pratikum mekanisasi dengan mencoba menjalankan dan langsung mempraktekkan cara penanaman menggunakan Rice Transplanter .
E.            PEMBAHASAN
Pada prakrikum kali ini dilakukan penanaman padi pada alsintan rice transplanter di lahan praktek mekanisasi pertanian dengan praktikan mencoba menggunakan perorangan dan memperhatikan bagai mana sistem kerja alat tanaman itu sendiri. Bagian-bagian mesin Rice Transplanter:
Sebelum melakukan penanaman adakalahnya mentukan jarak tanaman. Jarak tanam dapat diatur dengan menyetel (setting) pada kuku penanaman (planting claw). Jarak tanam ideal 30 x 18 cm dan jumlah bibit per lubang dapat diatur 1-5 bibit per lubang serta kedalam diatur 2-5 cm.
Lahan yang digunakan sebenarnya lahan-lahan datar yang diolah sempurna. Level ketinggian di satu petak kurang 40 cm, ketinggian genangan 1-3 cm. Untuk tanah lempng perlu pengendapan sekitar 1-2 hari, dan untuk tanah pasiran tidak diperlukan pengendapa. Keunggulan rice transplanter ini adalah:
1.             Produktivitas tanam cukup tinggi 6-7 jam/ha.
2.             Jarak tanam dalam baris dapat distur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm.
3.             Penanaman yang presisi (akurat)
4.             Tingkat kedalaman tanaman dapt diatur dari 0,7-3,7 cm (5 level kedalaman)
5.             Jumlah tanaman dalam satu lubang dapat diatur berkisar 2-4 tanaman per lubang.
6.             Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan segaram.
Sedangkan kelemahan rice transplanter ini adalah:
1.             Jarak antar baris (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah.
2.             Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah leih dari 40 cm.
3.             Untuk membawa mesin ke sawah diperlukan alat angkut.
4.             Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
5.             Harga masih rilatif mahal sehingga tidak terjangkau petani secara individu.


F.            KESIMPULAN
Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.             Rice Rtansplanter adalah Mesin penanam padi yang digunakan untuk menanam bibit padi setelah disemai pada areal khusus dengan umur tertentu (hasil persemaian dengan tray/baki/dapog)
2.             Mesin transplanter digunakan di areal sawah pada kondisi siap tanam.
3.             Mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle).
4.             Penggunaan rice transplanter dapat menghemat waktu kerja 10 kali lebih singkat dibanding cara manual (kebiasaan petani)
5.             Penggunaan masin pada sawah irigasi seluas 1 ha hanya membutuhkan 3 orang tenaga kerja selama 5-6 jam dan memerlukan bahan bakar (bensin) sekitar 4,5 liter.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogjakarta.
Harjodinomo, S. 1969. Bertanam Padi. Bina Cipta, Bandung.
Lakitan, benyamin, 1996. Peningkatan Kemampuan Petani Dalam Pengembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mardikanto, T.,2003. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, totok dan sutarni, 2005. Pengantar  Penyuluhan Pertanian Dalam Teori Dan Praktek. Sebelas Maret university press, Jakarta.
Soeharjo Dan Patong. 1986. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usaha Tani. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Makassar.
Soemartono, Dan Harjodimono,1980. Bercocok Tanam Padi, Cetakan ke 5. CV. Yasaguna, Jakarta.
Wahab, Moh I. 2013. Tanam Padi Sawah Menggunakan Rice Transplanter. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Badai Besar Pengkajian dan Pemembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Pertanian. Jawa Tengah


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system