A.
PENDAHULUAN
Penanaman bibit padi di Indonesia umumnya masih dilakukan
secara manual dengan mengandalkan manusia sebagai sumber tenaga. Cara manual
demikian sering menimbulkan permasalahan di daerah-daerah yang ketersediaan
tenaga penanamnya terbatas, sementara sawah yang diusahakan berukuran luas.
Waktu tanam serempak akan tertunda sehingga keseragaman pertumbuhan tanaman
tidak tercapai. Penggunaan tenaga manusia untuk proses tanam juga tidak efisien
dan mengakibatkan biaya menjadi tinggi.
Keberadaan rice transplanter merupakan solusi dalam
penanaman bibit padi agar diperoleh waktu tanaman yang seragam dengan biaya
yang efisien dan hasil tanam yang rapi. Namum demikian, segala keunggulan dari
rice transplanter akan dicapai jika operator memiliki pengetahuan dalam
budidaya padi dan keterampilan mengoperasikan alsintan tersebut secara baik.
Pengetahuan budidanya meliputi waktu pindah tanam bibit, jumlah bibit per
lubang tanam, kedalam tanam, seta jarak dan pola tanam. Keterampilan
pengoperasian mesin termasuk mengendalikan jalanya alsintan, mengatur
perlengkapan alsintan agar pengaturan tanam sesui yang diinginkan.
Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banayak
menyerap tenaga kerja adalah kegiatan menyerap tenaga kerja adalah kegiatan
tanam bibit padi. Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari
seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi. Ptani di jawa timur minsalnya
dalam pelaksanaa usahatani padi pada umumnya menanam bibit padi secara manual
dengan tenaga manusia. Di satu sisi minat generasi muda untuk meneruskan mata
pencariaan sebagai petani semakin berkurang, mereka lebih memilihbekerja
sebagai buruh di pubrik ataupun di perusahaan-perusahaan swasta. Keadaan
demikian tentunya sangat memprihatikan bagi pemerintah dalam peningkatan
ketahanan pangan. Kondisi tersebut menuntut adanya teknologi alat/mesin tanam
padi, salah satu diantaranya adalah mesin taman pindah bibit padi (Rice
Transplanter). Teknologi rice transplanter dapat mempercepat waktu tanam bibit
padi dan mengatasi permasalahan kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi
(wahab, 2013).
Alat dan mesin penanam adalah suatu
peralatan yang digunakan untuk menempatkan benih, tanaman, atau bagian tanaman
pada areal yang telah disiapkan baik di dalam ataupun di atas permukaan tanah.
Tujuan penanaman adalah menempatkan biji di dalam tanah untuk memperoleh
perkecambahan dan tegakan yang baik, tanpa harus melakukan penyulaman alat
mesin penanam rice transplanter (Purwadi, 1990).
Fungsi mesin penanam, yaitu
meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam,
dan pada sebagian besar alat penanam akan menutup dengan tanah kembali (Bambang
P 1991) alat dan mesin pertanian dapat membantu petani dalam mengatasi masalah
keterbatasan tenaga kerja. Penggunaan alat dan mesin pertanian dapat membantu
petani dalam memperluas garapan dan intensitas tanam serta pelaksanaan kegiatan
yang tepat waktu (Alihamsyah 1991).
Penanaman merupakan usaha
menempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau
menyebarluaskan biji di atas permukaan tanah atau menanamkan tanaman di dalam
tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan
biji yang baik (Irwanto 1980) Benih adalah bahan pertanaman berupa biji yang
berasal dari biji yang terpilih. Sedangkan biji yang terpilih adalah biji yang
telah mengalami seleksi atau pemiliham. Dan biji adalah hasil dari persarian
suatu tanaman ( Soedianto, 1982).
Rice transplanter adalah mesin
modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Cara
pakai alat ini sangat gampang bibit gabah dalam petakan sawah seluas 20×80 cm.
Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh
di atas mesin rice transplater. Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam
sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm.
Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis
ditanam. Adapun spesipikasi mesin penanam bibit padi (Rice Transplanter)
SPW-48C adala sebagai berikut:
Panjang : 2450 mm
Lebar : 1480 mm
Tinggi : 85 mm
Berat : 170 kg
Model Mesin : Gasoline, 4 stroke
Rotated output : 2,3 / 3,60(pa/rpm)
Konsumsi BBM : 3,9 liter/jam
Planting raw numb : 4
Row Spacing : 30 cm
Rice distance : 120:140 140:170 160:20
Padi berasal dari dua benua :
Oryzafatuakoening dan Oryza Sativa L Berasal dari benua Asia, sedangkan jenis
padi lainnya berasal dari Afrika barat. Padi (Oryza Sativa L) diklasifikasikan
sebagai familigramineae (poaceae), berdasarkan klasifikasi ini tanaman padi
dimasukan dalam sub-familifestucoideae (AAK 1990).
Menurut Hardjodinomo (1969) dan soemartono et al
(1980), tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang
padi beruas-ruas yang didalamnya berongga (kosong), tingginnya 1,0 m sampai 1,5
m. Pada tiapa-tiap buku tumbuh daun yang berbentuk pita dan berpelepahpelepah
itu membalut hampir sekeliling batang tiap batang padi bila telah tiba waktunya
akan keluar bungan dan dikenal dengan bunga majemuk sedangkan galipnya disebut
bulir. Di bunga terdapat dua helai sekam mahkota. Pada saat terjadi
penyerbukan, bunga akan mereka (terbuka) dan setelah penyerbukan berlalu, maka
daun bunga akan terkatup kembali.
B.
TUJUAN
Memperoleh
keterampilan dalam mengoperasikan rice transplanter untuk penanaman padi pada
lahan sawah.
C.
PROSEDUR
KERJA
Menghidupkan
dan mematikan mesin
1.
Memastikan tuas pemindah gigi pada
posisi ‘NETRAL’
2.
Mengatur tuas kopling utama pada posisi
‘MATI’ dan tuas kopling penanam dalam posisi ‘KUNCI’.
3.
Mengatur sakelar utama dalam posisi
‘NYALA’.
4.
Disesuaikan tuas pedal gas pada posisi
antara ‘RENDAH’ dan ‘TINGGI’.
5.
Menarik dengan kuat tali starter maka
mesin akan hidup.
6.
Dan untuk mematikan mesin, hanya
memindahkan tus pedal gas ke posisi ‘RENDAH’ beberapa saat.
7.
Mengatur sakelar utama pada posisi
‘MATI’, dan mesin akan mati.
Menjalankan
dan menghentikan rice transplanter
1.
Mengikuti prosedur menghidupkan mesim
2.
Diputar tuas pedal gas ke posisi antara
‘MULAI’ dan ‘TINGGI’ agar kecepatan putaran mesin sedikit lebih tinggi.
3.
Memindahkan tuas pemindah gigi pada
posisi ‘PERJALAN DARAT’.
4.
Mengatur tuas tanam ke posisi ‘ATAS’
agar rice transplanter dlam posisi tertinggi, lalu memindahkan tuas tanam ke
posisi ‘KUNCI’.
5.
Saat tuas utama dipindahkan dengan
posisi ‘NYALA’ maka transplanter akan bergerak maju.
6.
Untuk menghentikan rice transplanter
yang sedang berjalan, memindahkan yuas pedal gas keposisi ‘RENDAH’.
7.
Memindahkan tuas kopling utama ke posisi
‘MATI’ maka rice transplanter akan berhenti.
Membelokan
jalannya rice trasplanter
1.
Mengikuti prosedur menghidupkan mesin
dan menjalankan rice transplanter.
2.
Memindahkan tuas pedal gas ke posis
‘RENDAH’.
3.
Menarik tuas kemudi kanan jika ingin
belok ke kanan atau tuas kemudi kiri jika ingin belok ke kiri.
Operasi
penanaman bibit padi.
·
Persiapan penanaman
1.
Menyiapkan bibit dari pembibitan dapog
dalam bentuk lembaran seperti karpet berukuran 28cm x 70 cm.
2.
Menempatkan rice transplanter pada
posisi titik awal penanaman di sebelah kiri lahan yang akan ditanami dengan
produksi berikut:
a.
Memindahkan tuas pemindah gigi pada
posisi “NETRAL”,lalu memindahkan tuas kopling ke posisi “PENANAMAN” dan tuas
kopling utama ke posisi “NYALA”.
b.
Memindahkan tuas kopling penannaman ke
posisi “KUNCI”, segera setelah roda umpan vertikal mulai bergerak dan memindahkan
tuas kopling utama ke posisi “MATI”.
3.
Menyusun lembaran-lembaran bibit pada
platform bibit dan rak penyimpanan bibit cadangan. Pada praktikum kali ini
hanya melakukan uji coba penanaman.
4.
Mengatur tuas penyesuaian pengambilan
kedalaman untuk mengatur jumlah bibit yang ditanam, “LEBIH BESAR” berarti
semakin banyak jumlah bibit yang ditanam pada lubang tanam, atau sebaliknya.
5.
Mengatur tuas penyesuaian kedalaman
tanam dan tuas penyesuaian pengambilan kedalaman ke posisi yang diinginkan.
·
Penanaman
1.
Memindahkan tuas pemindah gigi ke posisi
“OPERASI LAPANGAN”.
2.
Mengatur tuas kopling penanaman ke
posisi “BAWAH”.
3.
Memindahkan tuas kopling penananman ke
posisi “PENANAMAN”.
4.
Memindahkan tuas kopling utama ke posisi
“NYAMAN” maka transplanter akan bergerak dan proses penanaman dimulai.
5.
Ketika penanaman sampai sekitar 1.5 m
dari batas ujung penanaman, pindahkan tuas kopling penanam ke posisi “BAWAH”
untuk menghentikan proses penanaman.
6.
Mengurangi kecepatan mesin dan naikkan
pegangan.
7.
Menarik tuas kopling kemudi untuk
membelokkan rice transplanter ke kanan.
8.
Posisikan rice transplanter hingga
sejajar dengan barisan tanaman dan memastikan ujung pedoman sisi berada pada
barisan tanaman terdekat untuk menghasilkan jarak tanam yang tepat.
9.
Jika penanman suatu bidang lahan sudah
selesai, maka penanaman secara manual masih perlu dilakukan pada bagian lahan
yang menjadi belokan rice transplanter.
D.
PENGAMATAN
Pada acara ini pratikan melakukan
penanaman padi dengan menggunakan alsintan rice transplanter.
Melakukan
penanaman di lahan pratikum mekanisasi dengan mencoba menjalankan dan langsung
mempraktekkan cara penanaman menggunakan Rice Transplanter .
E.
PEMBAHASAN
Pada prakrikum kali ini
dilakukan penanaman padi pada alsintan rice transplanter di lahan praktek
mekanisasi pertanian dengan praktikan mencoba menggunakan perorangan dan
memperhatikan bagai mana sistem kerja alat tanaman itu sendiri. Bagian-bagian
mesin Rice Transplanter:
Sebelum melakukan
penanaman adakalahnya mentukan jarak tanaman. Jarak tanam dapat diatur dengan
menyetel (setting) pada kuku penanaman (planting claw). Jarak tanam ideal 30 x
18 cm dan jumlah bibit per lubang dapat diatur 1-5 bibit per lubang serta
kedalam diatur 2-5 cm.
Lahan yang digunakan sebenarnya lahan-lahan datar yang
diolah sempurna. Level ketinggian di satu petak kurang 40 cm, ketinggian
genangan 1-3 cm. Untuk tanah lempng perlu pengendapan sekitar 1-2 hari, dan
untuk tanah pasiran tidak diperlukan pengendapa. Keunggulan rice transplanter
ini adalah:
1.
Produktivitas tanam cukup tinggi 6-7 jam/ha.
2.
Jarak tanam dalam baris dapat distur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm.
3.
Penanaman yang presisi (akurat)
4.
Tingkat kedalaman tanaman dapt diatur dari 0,7-3,7 cm (5 level kedalaman)
5.
Jumlah tanaman dalam satu lubang dapat diatur berkisar 2-4 tanaman per
lubang.
6.
Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan
segaram.
Sedangkan kelemahan rice transplanter ini adalah:
1.
Jarak antar baris (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah.
2.
Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah leih dari 40 cm.
3.
Untuk membawa mesin ke sawah diperlukan alat angkut.
4.
Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
5.
Harga masih rilatif mahal sehingga tidak terjangkau petani secara
individu.
F.
KESIMPULAN
Dengan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Rice Rtansplanter adalah Mesin penanam
padi yang digunakan untuk menanam bibit padi setelah disemai pada areal khusus
dengan umur tertentu (hasil persemaian dengan tray/baki/dapog)
2.
Mesin transplanter digunakan di areal
sawah pada kondisi siap tanam.
3.
Mesin dirancang untuk bekerja pada lahan
berlumpur (puddle).
4.
Penggunaan rice transplanter dapat
menghemat waktu kerja 10 kali lebih singkat dibanding cara manual (kebiasaan
petani)
5.
Penggunaan masin pada sawah irigasi
seluas 1 ha hanya membutuhkan 3 orang tenaga kerja selama 5-6 jam dan
memerlukan bahan bakar (bensin) sekitar 4,5 liter.
Aak. 1990. Budidaya Tanaman Padi.
Kanisius, Yogjakarta.
Harjodinomo, S. 1969. Bertanam Padi. Bina Cipta, Bandung.
Lakitan, benyamin, 1996. Peningkatan Kemampuan Petani Dalam Pengembangan
Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mardikanto, T.,2003. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara.
Jakarta.
Mardikanto, totok dan sutarni, 2005. Pengantar Penyuluhan
Pertanian Dalam Teori Dan Praktek. Sebelas Maret university press, Jakarta.
Soeharjo Dan Patong. 1986. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usaha Tani.
Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Makassar.
Soemartono, Dan Harjodimono,1980. Bercocok Tanam Padi, Cetakan ke 5. CV.
Yasaguna, Jakarta.
Wahab, Moh I. 2013. Tanam Padi Sawah
Menggunakan Rice Transplanter. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Badai Besar Pengkajian dan Pemembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian
Pertanian. Jawa Tengah
EmoticonEmoticon