Monday, August 29, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Acara VI FOTOSINTESIS (Simpanan Amylum di dalam Daun)

Tags

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Saalh satu fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman mlalui proses trasfirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain memberikan manfaat bagi tanaman melalui porses fotosintesis, cahaya matahari juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. . Agar peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses tanspirasi. Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas dari tubuh tanaman. Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi  tanaman karena suhu yang terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut. 

1.2.       Tinjauan Pustaka
Salah satu proses kehidupan pada tanaman adalah fotosintesis yang merupakan proses kimia untuk menghasilkan energi, dimana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi cahaya. Fotosintesis merupakan cara fiksasi karbon karena karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul energi. Secara sederhana, reaksi yang terjadi dalam proses fotosintesis ialah sebagai berikut : 6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 + 6O2. Karbohidrat (C6H12O6) digunakan dalam pembentukan senyawa organik yang lain seperti selulosa dan bisa juga digunakan sebagai bahan bakar. Fotosintesis ini terjadi pada daun. Daun menangkap cahaya menggunakan klorofil yang merupakan pigmen hijau pada tumbuhan. Klorofil berada dalam kloroplas, dimana proses fotosintesis terjadi, tepatnya pada bagian stroma (Pertamawati, 2010).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Reaksi fotosintesis dibagi menjadi dua kelompok, yaitu reaksi terang (membutuhkan cahaya) dan reaksi gelap (tidak membutuhkan cahaya, tetapi membuthkan CO2). (Salisbury dan Ross, 1995). Reaksi terang merupakan proses untuk menghasilkan ATP dan NADPH. Prosesnya diawali dengan penangkapan foton oleh klorofil. Klorofil menyerap lebih banyak cahaya pada warna biru (400-450 nm) dan merah (610-700 nm) dari pada warna hijau (500-600 nm). Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga daun tampak berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan energi lebih banyak pada cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi, begitu pula sebaliknya. Di dalam daun, cahaya akan ditangkap oleh klorofil untuk dikumpulkan pada pusat reaksi. Tumbuhan memiliki 2 jenis pigmen yang aktif sebagai fotosistem, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm, sedangkan fotosistem I 700 nm. Kedua fotosistem ini akan bekerjasama dalam fotosintesis. Fotosintesis dimulai saat cahaya mengeksitasi klorofil pada fotosistem II, sehingga melepaskan elektron yang kemudian ditransfer pada rantai transpor elektron. Energi dari elektron akan dipakai untuk proses fotofosforilasi yang menghasilkan ATP. Reaksi ini mengakibatkan fotosistem II menjadi kekurangan elektron. Kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil dari ionisasi air ini adalah elektron dan O­2. Oksigen dari proses fotosintesis hanya terbentuk dari ionisai air, bukan dari karbon dioksida. Pada waktu yang bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang dikirim melalui rantai transpor elektron yang akan mereduksi NADP+ menjadi NADPH (Pertamawati, 2010).
Levitt (1980) dalam Fanindi (2010) menyatakan bahwa tanaman yang tumbuh pada tempat yang lebih terlindung mempunyai titik kompensasi hasil asimilasi yang lebih rendah daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang banyak menerima cahaya. Pengurangan klorofil pada tanaman tersebut sejalan dengan pengurangan asimilat fotosintesis, ditandai dengan menurunnya kadar bahan kering (Watanabe et al., 1993 dalam Fanindi, 2010). Pearce et al. (1987).
Menurut Sunu dan Wartoyo (2006) dalam sarmita et al. (2011), untuk menghasilkan berat kering yang optimal, tanaman membutuhkan cahaya yang maksimal. Santosa (1990) sarmita et al. (2011) juga menyatakan bahwa intensitas cahaya yang tinggi akan meningkatkan kecepatan fotosintesis. Hasil fotosintesis yang tinggi akan mempercepat translokasi. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sulistyaningsih et al. (2005) dalam sarmita et al. (2011) pada Brassica chinensis yang diberi perlakuan dengan sungkup (intensitas cahaya 624 luks) dan tanpa sungkup (intensitas cahaya 1.184 luks). Hasilnya menunjukkan bahwa berat basah dan berat kering akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas cahaya.
Menurut Dwijoseputro (1985) dalam sarmita et al. (2011), puncak proses fotosintesis tergantung banyaknya intensitas cahaya dan tingginya suhu. Rendahnya intensitas cahay akan menurunkan kecepatan fotosintesis, sehingga translokasi hasil fotosintesis akan semakin lambat (Santosa, 1990 dalam sarmita et al., 2011). Selain itu energi yang diberikan sinar tergantung pada kualitas panjang gelombang, intensitas (kuantitas sinar per 1 cm2 per detik), dan waktu (sebentar atau lama). Suhu yang rendah bisa mengakibatkan pertumbuhan menjadi lambat karena proses enzimatis dikendalikan oleh suhu, sehingga berat kering tanaman menurun (Jumin, 1992 dalam sarmita et al., 2011).
Ribeiro et al. (2002) dalam Muhsanati et al. (2009) menyatakan bahwa pada temperatur dan cahaya optimal, fotosintesis berlangsung lebih cepat dan fotosintesis netto lebih besar. Selanjutnya Harjadi (1991) dalam Muhsanati et al. (2009) menyatakan bahwa besarnya cahaya yang ditangkap pada proses fotosintesis menunjukkan besarnya biomassa tanaman.
Semakin besar hasil fotosintesis yang, maka pembentukan biomassa juga semakin meningkat. Tidak hanya di daratan, fotosintesis juga terjadi di perairan. Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi klorofil-a di laut. Di laut lepas, pada lapisan permukaan tercampur ada cukup banyak cahaya matahari untuk fotosintesa (Simon, 2001 dalam Rasyid, 2009).
1.3.       Tujuan
Tujuan pratikum kali ini adalah untuk mengetahui simpanan amylum (pati) di dalam daun.


BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1.       Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang diperlukan didalam pratikum meliputi tanaman dengan daun segar, alcohol 95%, dan larutan JKJ. Alat-alat yang diperlukan meliputi kertas timah, penjepit, waterbath, dan petridish.

2.2.            Metode Pratikum
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu :
1.             Satu hari sebelum hari pratikum, ditutuplah daun tanaman yang masih hidup dengan kertas timah dan dijepit dengan kertas dimaksud agar tidak terlepas. Diambil daun tanaman yang berada di sekitar lab Agronomi.
2.             Pada hari pratikum, dipanen helaian daun yang telah ditutup dengan kertas timah den dibawah masuk ke lab.
3.             Dipotonglah helaian dau itu dengan menyisakan potongan bagian daun yag telah ditutup dengan kertas timah (alumi poil).
4.             Dilepaskan kertas timah dari daun dan direbus semua potongan daun didalam alkohol yang telah dipanaskan didalah waterbath selama 20 menit.
5.             Dicuci semua daun dengan air panas.
6.             Dimasukkan potongan daun yang sudah dicuci air panas ke dalam larutan JKJ pada petridish beberapa menit.
7.             Kemudian dicuci dengan air agar JKJ laarut, lalu dibentangkan, warna puple gelap menunjukkan adanya amylum dalam daun.
8.             Mengamati dan dicatat pada daun bagian yang menunjukkan adanya amylum.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil Pengamatan
Tabel Hasli Pengamatan (fotosintesis), perubahan warna pada potongan masing-masing potongan daun.
Perlakuan
JKJ
Keterangan
Gambar
Daun Terbuka
-
Tidak terjadinya perubahan warna pada daun ubikayu dan alamanda


Daun Tertutup
+
Pada daun alamanda terjadi perubahan warna tapi kurang jelas, di akibatkan karena kurangnya sinar matahari atau pun sudah terlalu lama kenah paparan sinar matahari.
Ket:
+/- = Terjadinya perubahan warna atau tidak pada obyek daun yang diamati.

4.2.       Pembahasan
Pada paktikum ini, mencoba membuktikan bahwa proses fotosintesis diperlukan cahaya, klorofil dan gas CO2. Dengan menutup sebagian daun singkong, alamanda, dll. yang ditutup alumunium foil. Daun yang diambil adalah daun yang sudah terkena cahaya matahari dan yang ditutup dengan aluminium foil. Ini dimaksudkan agar daun tersebut sempat melaksanakan fotosintesis. Kemudian daun tersebut di rebus dalam air mendidih hingga layu yang dimaksudkan agar sel dan jaringan daun tersebut mati. Selanjutnya daun tesebut direbus dalam alkohol 95% yang bertujuan untuk melarutkan klorofil daun sehingga memudahkan dalam pengamatan pada saat pengetesan dengan iodium.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa bagian daun yang berwarna hijau bereaksi positif dengan iodium yang di tandai dengan bagian daun tersebut berwarna ungu. Ini berarti pada bagian tersebut terjadi proses fotosintesis yang ditandai dengan adanya amilum. Sedangkan pada bagian daun yang berwarna pucat  tidak terjadi proses fotosintesis karena bagian tersebut tetap berwarna putih yang berarti pada daun tersebut tidak terdapat amilum hasi fotosintesis. Data diatas menunjukkan bahwa bagian daun yang berwarna hijau menghasilkan amilum.
Pada percobaan peranan cahaya dalam fotosintesis, dilakukan penutupan bagian tengah daun dengan alumunium foil dengan maksud menyeleksi panjang gelombang cahaya yang mengenai daun. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa daun yang ditutup oleh aluminium foil tidak terdapat amilum yang berarti bahwa pada bagian daun ini tidak terjadi fotosintesis. Fenomena ini terjadi karena aluminium foil telah menghambat masuknya cahaya matahari sehingga kloroplas tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan amilum. Setelah daun singkong dimasukkan ke dalam air panas dan kemudian ke dalam alkohol yang dipanaskan berubah menjadi pucat, dan di masukkan ke dalam larutan iodium, daun bagian yang ditutupi kertas almunium foil warnanya berubah menjadi coklat. Daun yang berwarna kuning kusam tidak mengandung amilum dan tidak menyerap cahaya matahari, sehingga tidak terjadi fotosintesis. Sedangkan coklat mengandung amilum
Zat tepung (amilum) terdapat pada daun yang tidak ditutupi alumunium foil dan daun sebagai indikator, daun tersebut dapat menyerap sinar matahari dan dapat melakukan fosintesis. Sehingga dihasilkan amilum.
Ada perbedaan antara permukaan daun yang ditutup aluminium foil dengan yang tidak ditutup. Setelah ditetesi larutan iodium, pada bagian permukaan daun yang terbuka tampak berubah menjadi kekuningan. Ini menandakan pada bagian tersebut terdapat amilum yang merupakan hasil fotosintesis. Sedangkan bagian permukaan yang tertutup tampak berwarna pucat. Ini menandakan pada bagian tersebut tidak terdapat amilum karena tidak berlangsung fotosintesis. Karena cahaya matahari tidak dapat diserap oleh daun yang ditutupi alumunium foil.



BAB IV
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.             Daun ditutup dengan aluminium foil setelah diuji tidak menunjukkan tanda adanya amilum yaitu bintik-bintik hitam.
2.             Praktikum ini membuktikan bahwa pada proses fotosintesis akan menghasilkan atau membentuk karbohidrat yang di dalamnya terdapat zat tepung atau amilum.
3.             Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung tanpa adanya cahaya matahari, karena cahaya matahari pada proses fotosintesis merupakan sumber energi bagi tumbuhan untuk dapat melakukan fotosintesis.

Jawaban Pertanyaan:
1.             Reaksi fotosintesis  6CO2+6H2cahaya       C6H12O6+6O2
Hasil fotosintesis adalah glukosa atau amilum dan Oksigen.
2.             Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang diperoleh dari tanaman yaitu secara ekstravaskuler dan intravaskuler. Intravaskuler adalah pengangkutan zat yang terjadi didalam pembuluh angkut terjadi secara vertikal. Air dan garam meneral akan di angkut ke daun melalui pembulu kayu (xylem) sedangkan pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tanaman dilakukan (floem) dan disebut pula dengan istilah traslokasi.
3.             Karbohidrat utama yang disimpan pada sebagian besar tumbuhan adalah pati. Di daun pati terhimpun di kroloplas, dan di organ penyimpanan karbohidrat terhimpun dalam bentuk sebagai basil translokasi sukrosa atau karbohidrat lainya. Pada tumbuhan pati selalu terdapat dalam satu butiran atau beberapa buturan pati di plastid. Pati terbentuk pada siang hari ketika fotosintesis melebihi laju gabungan antara respirasi dan translokasi, kemudian sebagai hilang waktu malam melalui kedua proses tersebut. Dua jenis padi dijumpai disebagian besar butit pati, yaitu amilosa dan amilopiktin. Pembentukan pati terjadi terutama melalui satu proses yang melibatkan sambungan berulang unit glukosa dari gula nukleotida serupa dengan UDPG yang disebut adenosine diposfoglukosa (ADPG). Pembentukan ADPG berlangsung dengan menggunakan ATP dan glukosa-1-fosfat di kloroplas dan plastid lainnya. Enzim sintetase yang mengkatalisis reaksi tersebut diaktifkan oleh K+. Hal ini merupakan alasan mengapa K+ penting bagai tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Fanindi, Achmad. Prawiradiputra. Abdullah. 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Produksi Hijauan dan Benih Kalopo (Calopogonium mucunoides). JITV, 15 (3): 205-214.
Muhsanati. Reni Mayerni. Tari Gita Puspa Sari. 2009. Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi (Fragaria x annasa). Jerami, 2 (1): 31-34.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof  Secara  Invitro. Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1): 31-37.
Rasyid, Abd. 2009. Distribusi Klorofil-a Pada Musim Peralihan Barat-Timur Di Perairan Spermonde Propinsi Sulawesi Selatan. Sains & Teknologi, 9: 125-132.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB.
Sarmita, Fitriani. , Endah Dwi Hastuti. Sri Haryanti. 2011. Pertumbuhan Legume Pada Ketinggian Yang Berbeda. Bioma, 13(2): 67-72.

Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system