Saturday, October 22, 2016

laporan pratikum dasar dasar agronomi (dasgron) tentang budidaya tanaman kangkung

Tags



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan. Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok perkuliahan.
Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan.
Selain itu mahasiswa juga menghitung dan menganalisis penggunaan sarana produksi, mengamati morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mengamati dan menghitung hasil panen, komponen hasil dan produktivitas tanaman. Praktikan juga memperoleh wawasan kegiatan budidaya sebagai salah satu subsistem dari sistem agribisnis.
Tanaman kangkung merupakan tanaman yang menetap yang dapat hidup lebih dari setahun. Tanaman yang diduga berasal dari kawasan asia dan afrika ini meliputi dua jenis yang biasa dibudidayakan petani yakni kangkung darat dan kangkung air. Kangkung darat memiliki ciri yaitu berdaun panjang dengan ujung runcing dan berwarna hijau keputih-putihan kangkung ini mudah dibedakan dengan kangkung air dari warna bunganya yang putih bersih. Kangkung darat umumnya dijual dalam bentuk cabutan tanaman bersama akarnya. Maka itu, dipasaran kangkung darat diistilahkan dengan kangkung cabut. Tanaman kangkung darat termasuk tanaman dikotil dan berakar tunggang. Akarnya menyebar kesegala arah dan dapat menembus tanah sampai kedalaman 50 cm lebi. Batang tanaman berbentuk bulat panjang beruas mirip batang bambu. Daun kangkung berwarna hijau tu dibagian atasnya. Tangkai daunnya panjang dan melekat pada setiap ruas batang. (Haryoto, 2009:10)


1.2         Tujuan
1.             Mahasiswa mampu mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk penanaman di lapang.
2.             Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan penaman.
3.             Mahasiswa dapat menetukan letak lubang tanaman sesui dengan jarak tanam komoditi.
4.             Mahasiswa dapat menempatkan pupuk dasar pada petakan tanaman.
5.             Mahasiswa dapat menghitung daya tumbuh tanaman di lapangan
6.             Mahasiswa dapat melakukan penjarangan tanaman dengan metode yang benar.
7.             Mahasiswa dapat menentukan kriteria tanaman yang perlu disulam dan melakukan penyulaman.
8.             Mahasiswa mampu melakukan teknik pengukuran organ vegetatif tanaman sebagai indikator pertumbuhan tanaman.
9.             Mahasiswa dapat melakukan pembumbunan tanaman dengan cara yang benar, melakukan pemupukan dengan benar.
10.         Mahasiswa dapat mengenali gejala kelainan tanaman dan menentukan penyebab kelainan.
11.         Mahasiswa dapat memilih metode dan bahan pertisida yang diperlukan dan melakukan pengendalian OPT dengan benar.
12.         Mahasiswa dapat menentukan saat panen berdasarkan kriteria panen tanaman kangkung.
13.         Mahasiswa dapat melakukan pengamatan kualitatuf dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkorelasikan antar data peubah ke dalam informasi sederhana dan lengkap.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari be nih. Kangkung (Ipomoea sp) dapat ditanam di dataran re ndah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanam an sayuran daun,termasuk kedalam famili Convolvulaceae.
Klasifikasi:
Kingdom             : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                   : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas            : Asteridae
Ordo                    : Solanales
Famili                  : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus                  : Ipomoea
Spesies                 : Ipomoea reptana Poir.
Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).
Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.
Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.).
Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering (Rukmana, 1994).
Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara yang panas ataupun teriknya sinar matahari.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika (Widiyanto, 1991).
Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam siklus hidup setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume, jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang dimulai dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal terbentuknya organ generatif. Sedangkan pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, tempat tumbuh tanaman (Humphries dan Wheeler, 1963 in Gardner, et. al., 1985) sehingga terdapat perbedaan masa dan fase antar jenis, varietas dan lingkungan yang berbeda.
Pada tanaman semusim, fase vegetatif dan generatif hanya berlangsung selama setahun atau semusim sedangkan pada tanaman tahunan fase ini dapat berlangsung sepanjang tahun atau bergantian secara periodik selama tahunan. Dengan demikian studi kedua fase ini penting dalam konservasi,penelitian dan pengembangan jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan obat. Dari sini akan dapat ditentukan masa tanam, pemeliharaan, pola tanam, karapatan populasi, pengendalian jasad pengganggu dan masa panen secara optimal. Fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan batang baru. Fase ini
berhubungan dengan 3 proses penting; (1) pembelahan sel, (2) pemanjangan sel, dan (3) tahap awal dari diferensiasi sel (Harjadi, 1989).
Pembelahan sel terjadi pada pembuatan sel-sel baru. Sel-sel baru ini memerlukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, karena dindingdindingnya terbuat dari selulosa dan protoplasmanya kebanyakan terbuat dari gula. Jadi, bila faktor-faktor lain dalam keadaan favorabel, laju pembelahan sel tergantug pada persediaan karbohidrat yang cukup. Seperti telah dinyatakan di muka, pembelahan sel terjadi dalam jaringanjaringan meristematik pada titik-titik tumbuh batang dan ujung-ujung akar, dan pada kambium. Karena itu, jaringan-jaringan ini harus dilengkapi dengan pangan yang dibentuk, hormon-hormon dan vitamin vitamin dengan tujuan untuk membuat sel-sel baru.
Pemanjangan sel terjadi pada pembesaran sel-sel baru tersebut. Proses ini membutuhkan (1) pemberian air yang banyak, (2) adanya hormon tertentu yang memungkinkan dinding-dinding sel merentang, dan (3) adanya gula. Daerah pembesaran sel-sel berada tepat di belakang titik tumbuh. Kalau sel-sel pada daerah ini membesar, vakuola-vakuola yang besar terbentuk. Vakuola ini secara relatif mengisap air dalam jumlah besar. Akibat dari absorpsi air ini dan adanya hormon perentang sel, selsel memanjang. Sebagai tambahan dari pertambahan besar sel, dindingdindingnya bertambah tebal, karena menumpuknya selulosa tambahan yang terbuat dari gula.
Tahap awal dari diferensiasi sel, atau pembentukan jaringan, terjadi pada perkembangan jaringan-jaringan primer. Perkembangannya memerlukan karbohidrat, seperti: penebalan dinding dari sel-sel pelindung pada epidermis batang dan perkembangan pembuluh-pembuluh kayu baik di batang maupun di akar. Jadi kalau suatu tanaman membuat sel-sel baru, pemanjangan sel-sel tersebut, dan penebalan jaringan-jaringan, sebenarnya mengembangkan batang, daun dan sistem perakarannya. Kalau laju pembelahan sel dan perpanjangannya serta pembentukan jaringan berjalan cepat, pertumbuhan batang, daun dan akar juga berjalan cepat. Sebaliknya, bila laju pembelahan sel lambat, pertumbuhan batang,
daun dan perakaran dengan sendirinya lambat juga. Karena pembelahan, pembesaran dan pembentukan jaringan memerlukan persediaan karbohidrat dan karena karbohidrat dipergunakan dalam proses-proses ini, perkembangan batang, daun dan akar memerlukan pemakaian karbohidrat. Jadi dalam fase vegetatif dari suatu perkembangan, karbohidrat dipergunakan dan tanaman menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuknya.
Pengukuran tanaman kangkung meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun. Ukuran tinggi tanaman dari pangkal batang/ permukaan tanaman hingga ujung daun tertinggi dengan menguncupkan tanaman secara vertical. Menghitung jumalah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman sampel (Marakati et al. 2015).
Pembentukan daun dipengaruhi oleh penyerapan dan ketersediaan unsur hara, terutama unsur hara makro. Unsur nitrogen sangat berperan dalam pembentukan daun dan unsur K yang berperan untuk meningkatkan pembentukan bunga dan klorofil, meningkatkan pembentukan zat gula, meningkatkan pembentukan karbohidrat, mengatur membuka menutupnya stomata, meningkatkan daya serap air, meningkatkan kekuatan daun, meningkatkan pembesaran umbi dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit (Juanda dan Cahyono, 2000).


BAB III
METODELOGI

3.1.       Alat dan Bahan
ALAT
Cangkul
Tali rafia
Sabit

Kertas A4

Parang
Map plastik
Ajir
Spidol
Meteran


Alat tulis

Timbangan
Penggaris

Tugal

Timbangan Analitic

3.2.       Cara Kerja
Praktikum dilaksanakan dalam bentuk observasi deskriptif terhadap budidaya tanaman kangkung darat sebagai tanaman objek pengamatan yang dilakukan secara kelompok dalam satu kelompok berjumlah dua orang yakni Eldza (saya sendiri) dan Irfan, kami mendapatkan pembagian kelompok 7. Budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) adalah di lokasi lahan praktikum jurusan Budidaya Pertanian, yang berlokasi di dalam kampus Universitas Bengkulu.
3.2.1.      Persiapan Lahan
1.             Membersikan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Melakukan pengolahan tanah dengan cara digemburkan. Bedengan yang akan ditanami kangkung ditambah pupuk kandang sebanyak 20 ton per hektar. Kemudian mencampur pupuk pada bedengan tanaman bersamaan dengan penggemburan tanah.
2.             Meratakan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama. Tinggi bedengan dibuat 30 cm, tapi dalam kenyataan ada beberapa bedengan yang di lahan masih dibawah 30 cm akibat bedengan terendam dengan air karena lahan yang ditanami kangkung yakni tanah gambut.
3.             Membuat bedengan berukuran 3m x 2m (panjang 3 meter dan lebar 2 meter). Dua mahasiswa mempersiapkan satu bedengan. Antara jarak satu bedengan. Antara jarak satu bedengan dengan bedengan yang lain 0,5 m. Dan kemudian meluruskan bedengan dengan bedengan antar kelompok.
4.             Sebagai pembantas antar bedengan membuat siring/parit berukuran lebar 0,5 m dan dalam 0,3 m.
5.             Menandai batas petekan dengan menggunakan anjir.
3.2.2.      Persiapan Tanah
1.             Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh.
2.             Menentukan letak lubang tanam berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu dengan menetapkan letak tanaman sudut =  jarak tanam kemudian meletakkan tanaman berikutnya mengikuti jarak tanam.
3.             Menyiapkan 2 rentangan tali raffia. Dan membuat simpul tali raffia atau ditandai dengan spidol dengan mengikuti jarak tanam sesui komoditi. Jika tanaman kangkung maka jarak tanam yang digunakan 10cm x 20cm: tali raffia ke 1 diberi tanda setiap jarak 20 cm, tali raffia ke 2 diberi tanda setiap titik jarak 10 cm.
4.             Lalu merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simul pertama tepat pada tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman demikian seterusnya.
5.             Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam dengan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam, sebelum membuat jarak tanam ditentukan dulu arah matahari terbit.
6.             Senjutnya menanam benih yang tersedia dengan cara benih memasukkan benih sebanyak 2 butir pada setiap lubang tanam.
7.             Dipastikan bahwa lubang tanaman sudah terisi benih dan kemudian melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagimana pada tabel dibawah dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak dengan barisam tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu langsung tutup supanya pupuk yang sudah di tabur senyawa yang ada tidak hilang begitu saja.dan untuk pupuk urea unsur N dilakukan pemupukan 2 x.
Tanaman
Dosis Setiap Jenis Pupuk (kg/ha)
Urea
SP 36
KCL
Pertama: saat tanam
Kedua: 15 hari setelah tanam
kangkung
50
50
25
25
8.             Melakukan pengaliran dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah cukup basah, berhubung musim hujan jadi praktikan tidak melakukan penyiraman.
9.             Membuat label nama praktikan, npm, shift pratikum, nama tanaman pada petakan yang dibudidayakan oleh kelompok dengan menggunakan map plastic berukuran 30cm x 15 cm.
3.2.3.           Daya Tumbuh, Penjarangan, dan Penyulaman Tanaman
1.             Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman di seluruh petakan meliputi:
a.             Daya tumbuh tanaman, dengan cara menghitung jumlah benih yang tumbuh di seluruh petakan dan membandingkan dengan jumlah benih yang ditanam.
Daya tumbuh =
b.             Tipe perkecambahan, mengamati posisi endosperm kecambah kemudian menggambar sacara benar posisi endosprem terhadap akar dan batang dari setiap jenis tanaman tersebut. Mengamati apakah endosperm muncul di atas permukaan tanah atau tetap tingga di dalam tanah dan pada umumnya benih tanaman kangkung berkecambah (Hipogeal) yang mana terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan plumula keluar dan menenbus kotiledonnya masih tetap berada di dalam tanah
2.              
3.2.4. Pemeliharaan (Pembubunan, Pemupukan Susulan, dan Pengendalian OPT)
Melakukan pengairan setiap harinya jika tanah kurang lembab. Menggemburkan tanah. Melakukan pemupukan susulan dengan Urea 50 gr. Mengamati gulma yang tumbuh dan memberi keterangan. Melakukan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabuti atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar petakan, mengumpulkan semua gulma dan membuang jauh dari petakan tanaman. Mengamati dan menulis gejala dan kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit. Melakukan pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT).
3.2.5. Pengamatan dan Pemanenan
Untuk setiap minggunya, yaitu sebanyak 5 minggu, dilakukan pengamatan pada ke 20 sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pengamatan berupa tinggi tanaman dan jumlah daun serta daya tumbuh tanaman. Kemudian catatlah data tersebut. Pada minggu terakhir dari praktikum, panenlah tanaman kangkung kemudian ditimbang berat keseluruhan lalu dibawa ke laboratorium agronomi untuk ditimbang bobot daun, bobot per tanaman dan menghitung luas daun.

Rumus perhitungan:

1.             Menyiapkan kertas, membuat tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan. Dan menulis identitas praktikum pada lembar kertas tersebut.
2.             Mengambil objek pengamatan yang utuh dari sebuah objek yang telah ada.
3.             Mengukur organ vegetatif dengan menghitung kehijaun daun (%), mengukur tinggi tanaman dan mengukur diameter batang dengan mengunakan jangka sorong.
4.              Kemudian, mencatat hasil yang telah di ukur dan exchange data.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil Pengamatan
Dosis pupuk untuk tanaman kangkung.
Keterangan:
Dosis pupuk urea 50 kg/ha
1 ha = 10.000 m2
30 kolom dan 10 baris.
            Perhitungan :
 
Lahan tanaman kangkung = 5m x 6 m = 30 m2, pupuk yang di perlukan 30 kg =
Ø   Urea yang diperlukan pertanaman adalah 0,1 gram (30 gram/300 populasi)
Ø   KCl yang dibutuhkan 0,05 gram sedangkan
Ø   SP 36 sama dengan 0.05 yang artinya dalam 300 populasi di butuhkan 15 gram.

Daya tumbuh, Penjarangan dan Penyulaman Tanaman
Menghitung daya Tumbuh
Dengan hasil yang sudah di hitung didapat pada baris pertama jumlah tanaman yang hidup adalah 20 batang, baris ke 2 adlaah 14 batang, baris ke 3 adalah 22 batang, baris ke 4 dan ke 5 adalah 19 batang, baris ke 6 adalah 18 batang, baris ke7 adalah 20 batang, baris 8 adalah 21 batang, baris ke 9 adalah 15 batang, baris ke 10 adalah 17 batang, baris ke sebelas adalah 10 batang, dan baris ke 12 adalah 7 batang. Jumlah seluruh tanaman yang tumbuh adalah 212 batang tanaman.
Sedangkan tanaman yang tidak tumbuh adalah 29,4 %

Tabel 1. Pengukuran pertumbuhan tanaman pada minggu pertaman.

Sampel
Tinggi (cm)
Daun (helai)
1
8,7
4
2
6
3
3
9,6
4
4
10,5
5
5
6,5
4
6
7
4
7
7,8
3
8
9,2
5
9
7,6
4
10
7,8
4
11
8,6
4
12
9,4
4
13
8
4
14
8,5
3
15
9,6
4
16
7,7
3
17
6,9
4
18
9,9
5
19
8,4
4
20
9,4
4
21
9,5
4
22
9
5
23
8,5
4
24
7,3
3
25
7,2
4
26
9,9
4
27
8
4
28
12
5
29
11,5
4
30
7,5
2
Rata-rata
8,26 cm
3,9 helai

Tabel 2. Pengukuran pertumbuhan tanaman pada minggu perkedua.
Sampel
Tinggi (cm)
Daun (helai)
1
28
8
2
17,7
8
3
20
11
4
19,9
7
5
15,4
5
6
11
5
7
14,5
6
8
18,5
8
9
12
6
10
16
8
11
15
7
12
17
8
13
20
9
14
13,5
7
15
17,2
12
16
17,8
9
17
14
7
18
20
9
19
20
9
20
15
9
21
17,5
8
22
20
8
23
14
7
24
19,5
8
25
13
7
26
17,5
8
27
13,5
4
28
21,5
18
29
13,9
8
30
28
7
Rata-rata
17,36 Cm
7 helai

Tabel ke 3. Pengukuran pertumbuhan tanaman pada minggu ke tiga.
Sampel
Tinggi (cm)
Daun (helai)
1
30.5
12
2
31
15
3
25.5
23
4
29
23
5
26.7
9
6
14.8
7
7
20.9
13
8
29.9
28
9
16.4
16
10
23.2
22
11
23.3
10
12
29
23
13
31.5
19
14
24.2
11
15
25.5
37
16
27.2
29
17
24.2
30
18
31.5
31
19
30
23
20
20.1
21
21
27.9
39
22
31
25
23
22.5
20
24
29
16
25
18.5
24
26
26
21
27
19
16
28
32
30
29
22
12
30
35
12
Rata-rata
25.9 cm
19.7 helai

Tabel ke 4. Menghitung sampel.
Sampel
Bobot/Sampel (gram)
Diameter Batang (mm)
1
3.93
0.8
2
21.2
0.7
3
44.1
0.6
4
34.2
1
5
24.0
0.6
6
5.6
0.5
7
20.8
0.6
8
77.3
0.8
9
21.0
0.4
10
29.2
0.6
11
11.7
0.9
12
25.0
1
13
40.6
0.4
14
16.0
0.4
15
43.4
0.5
16
53.4
0.6
17
57.8
0.8
18
37.1
0.7
19
49.1
0.6
20
31.9
0.6
21
50.7
1
22
29.2
1
23
10.7
0.3
24
30
0.7
25
17.3
0.8
26
25.4
0.6
27
13.9
0.6
28
92
0.6
29
28.7
0.8
30
19.9
1

Tabel 5. Luas Daun
Sampel
Bobot seluruh daun (gr)
Bobot potongan daun
Luas potongan daun
Luas daun
1
5,1
1,3
5 x 2,1
41,19
2
5,1
1,6
6,5 x 2
10,86
3
5,2
0,7
5,5 x 2
81,7
4
6,8
0,9
4,5 x 2
68
5
5,3
0,6
8 x 3
212
6
0,6
0,1
2 x 0,5
6
7
3,1
0,8
4 x 1
15,5
8
12,7
2,3
7 x 2
77,30
9
6,1
1
5,5 x 2,5
83,87
10
7,5
1,1
3,8 x 2
53,18
11
3,1
0,5
4,8 x 1,5
44,64
12
5,8
1
5 x 1,5
23,25
13
3
0,9
5 x 2,3
38,3
14
4,8
0,3
5 x 1
88
15
9,6
1,9
5 x 2
50,52
16
11,3
1,4
6 x 2
96,85
17
11,3
1,5
5,7 x 2,5
107,35
18
7,9
1,2
7,5 x 3
148,125
19
7,5
0,8
6,5 x 3
182,81
20
7,4
0,4
3,5 x 3
194,25
21
12,6
2
4 x 2
50,4
22
9,5
2,3
6,5 x 3
80,54
23
3,3
0,3
3 x 1
33
24
7,3
1,3
4,5 x 2,5
63,17
25
4
0,7
5,5 x 1,5
47,14
26
7,5
1,9
7 x 2,5
69
27
2,8
0,6
4 x 1
18,67
28
15,4
2,1
6 x 3
132
29
3,9
0,9
5 x 1
21,62
30
5,5
0,6
4 x 2,5
91,67

Keterangan :
Ø  
Ø   Berat seluruh sampel 1720 – 105 (nanpan) – 20 (berat 1 ajir sampel) = 1,595 gram
Ø   Berat 1 petak =

Gulma
Hama
Daun dimakan oleh belalang.
Dimakan oleh ulat.

Batang kangkung ini berwarna merah, ini dimungkinkan biji tanaman kangkung tercampur dengan parietas lain.
Melakukan penghitungan jumlah daun setelah panen.
Mengukur panjang dan lebar potongan daun.
Menimbang seluruh sampel.
Batang tanaman kangkung yang selasai dihitung sampel.
Menmbang potongan daun yang sudah dipotong.


4.2.       Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan selama kurang lebih 5 minggu dengan 3 kali pengamatan yang di tanaman pratikan adalah tanaman kangkung darat (Ipomoeareptans Poir). Yang di lakukan di lahan pratikum jurusan budidaya petanian. Dengan luas lahan perpetak adalah 3 x 2 m.
Sebelum melakukan penanaman pratikan mengolah lahan terlebih dahulu dan kemudian langsung memberi pupuk kandang sebayak 1 karung dan sembari diratakan. Dan di biarkan setelah beberapa hari kemudian menanam dengan 2 benih per lubang tanam.
Setelah 3 hari penanaman benih kangkung tumbuh dengan persentase daya tumbuh adalah 70,6%. Sedangkan daya tidak tumbuh adalah 29,4 % ini disebabkan karena kondisi lahan yang tidak memadahi, tanah yang di olah adalah tanah gambut dan bekas sawah serta banyak mata air yang terlihat disaat pengolahan maka hampir seluruh lahan tergenang oleh air.
Ø   PEMELIHARAAN TANAMAN
Setelah 2-3 MST (minggu setakah tanaman) pratikan melakukan penyulaman.karena 29,4% tanaman tidak tumbuh maka tanaman yang tumbuhnya dua dilakukan penjarangan untuk menukar tanaman yang tidak tumbuh.
Sebelum melakukan pemupukan pratikan menimbang terlebih dahulu pupuk yang dibutuhkan dengan menggunakan alat timbangan analitic.
Dan sekalian melakukan pemupukan. Unsur yang diberikan adalah NPK yang dimana menggunakan pupuk Urea sebayak 30 Gram/populasi. Untuk KCl dan SP36 yang dibutuhkan adalah 15 Gram/populasi. Pemupukan susulan pada minggu berikutnya yang diberikan hanya urea, urea diberikan secara bertahap agar unsur N didalamnya tidak hilang begitu saja.
Pemeliharaan tanaman kangkung yang paling penting adalah terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit. Didalam petakan banyak ditemukan hama seperti belalang dan ada beberapa ulat daun seperti ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp) dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). kedua hama ini menyerang tanaman kagkung dengan cara memangsa (memakan) daun sehingga daun-daun menjadi rusak dan bolong-bolong.
Ø   PANEN KANGKUNG
Pemanenan tanaman kangkung dapat dilakukan setelah tanaman berumur 5 minggu. Pada pemanenan ini pertama memanen seluruh sampel dan kedua memanen tanaman seluruh petakkan.
Dari pengamatan pertumbuhan tanaman mulai dari awal tanam hingga panen yaitu selama 5 minggu, diperolahlah data seperti di atas (Sub bab pemngamatan). Dari data tersebut dapat diperoleh hasil berupa rata-rata tinggi batang minggu ke 3 adalah 8,26 cm, minggu ke 4 adalah 17,36 dan minggu ke 5 adalah 25,9 cm. Kemudian rata-rata jumlah daun pada minggu ke 3 adalah 3,9 helai, pada minggu ke 4 adlah 7 helai dan pada minggu ke 5 adalah 19,6 helai. variabel selanjutnya adalah menghitung bobot/sampel yang didapar rata-ratanya adalah 61 Gram. Sedangkan diameter batang di dapat rata-ratanya adalah1 mm.
Dan yang terakhir menghitung luas daun dengan menggunakan rumus
Dan didapat hasil sebanyak 30 sampel seperti pada tabel ke 5. Pada sampel no 6 tabel perhitungan luas daun dan didapat hasilnya adalah 6, angka ini jauh tertinggal dari sampel yang lain ini disebabkan karena daun pada sampel ini kecil dan kerdil. Berat bersih seluruh sampel adalah 1,595 gram sedangkan berat 1 petak petakan
Penambahan tinggi tanaman kangkung setiap minggu mengalami kenaikan pada setiap minggunya. Hal ini dapat dilihat melaliu kurva pola pertumbuhan tinggi tanaman kangkung. Besar penambahan tinggi batang kangking adalah 8.54 cm. Kija disajikan dalam bentuk kurva mala penambahan tinggi kangkung mulai dari minggu ke 3 sampai minggu ke 5 sekalian panen membentuk kurva sigmoid.
Pada minggu terakhir pengamatan yaitu minggu ke 5 terdapat beberapa gulmaseperti padi, dll. Ini berasal dari lahan sendiri, kenapa demikian?. Ini dikarenakan lahan yang ditanaman tanaman kaangkung sebelumnya ditanami oleh padi sawah.


BAB V
PENUTUP

1.1.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan selama 5 minggu dalat disimpulkan bahwa:
1.             Tanaman kangkung darat adalah salah satu tanaman yang tergolong mudah untuk dibudidayakan dengan catatan pembudidaya rajin dan tekun untuk merawat tanaman budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
2.             Dari beberapa data yang ada di atas, maka dapat diperoleh hasil pengamatan berupa kurva sigmoid pertumbuhan kangkung.

1.1.       Saran
Ada baiknya apabila dilakukan perbaikan sarana dan prasarana laboratorium untuk mendukung jalannya kegiatan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA

Handajaningsih, Merakati et al dan Turmidi, Edhi. 2015. Penuntun praktikum dasar-dasar agronomi. Bengkulu: Laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Harjadi, S.S. 1989. Dasar Dasar Hortikultura. Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian IPB.
Humphries,E.C. and A.W. Whheeler. 1963. Ann. Rev. Plants Physiol. 14 :385-410.
Juanda, D. dan B. Cahyono. 2000. Ubi jalar: budidaya dan analisis usaha tani. Kanisius. Yogyakarta. 92 pp.
Rahmat, Sutarya, dkk. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Rukmana, Rahmat. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta
Srihati dan Takiyah Salim. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi Kangkung Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuan.        Yogyakarta.
Widiyanto, Eko. 1991. Sinar Tani. Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system