Monday, March 26, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA Acara I dan V Kualitas Produk Tanaman Hortikultura dan Kriteria Panen dan Bagian Ekonomis Tanaman Hortikultura



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Produk hortikultura memiliki ciri antara lain dipanen dalam keadaan segar dengan tingkat kadar air tinggi. Kadar air sangat berpengaruh pada kesegaraan, kualitas dan harga produk. Pada buah-buahan kualitas produk juga sering dikaiatkan dengan rasa manis, kandungan vitamin, warna, atau bentuk. Tingkat kematangan buah dapat diketahui dengan berbagai metode termasuk dengan menggunakan konsep growing degree-days. Pengetahuan tentang hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan nilai ekonomis tanaman tersebut.
Kualitas produk tanaman hortikultura memegang peran penting karena sangat mempengaruhi harga jual. Pada tanaman sayuran kualitas visual yang berpengaruh antara lain tingkay kesegaran, tekstur, warna, dan erenyahan. Kesegaran sayuran diperoleh bila kandungan air dalam produk memungkinkan tingkat turgor sel yang tinggi, tekstur, warna dan kerenyahan banyak dipengaruhi tingkat perkembangan bagian tanaman yang berangutan, semain tua umur tanaman maka tekstur umumnya semakin tua, liat, kurang renyah. Warna juga menjadi tidak mearik lagi. Hal ini tentunya berimplikasi pada keharusan memilih saat panen yang tepat. Kriteria panen juga dipengaruhi oleh penggunaan produk dan jarak antara tempat produksi dengan pasar, pada taanamn buah pemilihan buah dapat dilakukan secar visual (melihat perubahan warna), secara manual (dengan menepuk) atau berdasarkan perubahan aroma.
Tidka semua bagian tanaman memiliki nilai ekonomis melainkan bagian dikesumsi saja bernialai ekonomis. Pemanenan mungkin mengikutsertakan seluruh bagian tanaman namun hanya bagian tertentu yang akan dikonsumsi.

1.2.       Tujuan
§    Untuk mengukur kadar air beberapa produk sayur dan buah.
§    Untuk mengukur kadar bahan terlarut (soluble solute content) beberapa buah.
§    Mengenal tingkat kematangan buah dari pengamatan visual dan pengukuran manual
§    Menghubungkan kualitas produk antara pengamatan visual dan pengukuran manual dengan menguran laboratorium.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata hortikultura ( horticulture ) berasal dari  bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan (terutama sekali mikroorganisme) pada suatu medium buatan (Zulkarnain 2010). Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman budidaya yang fungsinya membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya. Sayuran dan buah dipanen ketika tanaman segar dengan kelembaban tinggi sehingga dibedakan dari tanaman lapangan, yang dipanen pada tahap matang untuk biji- bijian, kacang-kacangan, biji minyak atau serat. Kadar air yang tinggi pada sayuran dan buah membuat penanganan, transportasi dan pemasaran masalah khusus terutama didaerah tropis (Babalola, 2010).
Suhu merupakan faktor utama yang mempengaruhi laju respirasi pada buah. Pantastico et al., (1986) mengungkapkan bahwa laju respirasi sendiri terbagi menjadi beberapa tipe pola, yaitu tipe menurun dengan lambat (gradualy decrease type), tipe meningkat sementara (late peak type), dan tipe puncak kasip (temporary rise type).
Penanganan pasca panen hortikultura secara umum bertujuan untuk memperpanjangkesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. oleh karena itu, untuk mengurangidampak teknologis, ekologis dan ekonomis diperlukan road map (peta perjalanan) penanganan pasca panen hortikultura sebagai landasan dalam penyusunan programkegiatan, rencana aksi serta kebijakan (Dhalimi, 1990).
Menurut Balai Besar Pelatian Pertanian (BBPP) pada (2015) Penentuan saat panen yang tepat merupakan langkah awal dari upaya memperoleh kualitas hasil sayuran yang optimal. Waktu panen sayuran dapat ditentukan tidak hanya dengan melihat keadaan fisik tanaman namun juga dengan mempertimbangkan harga dan jarak dari kebun ke pasar yang dituju. Setiap jenis sayuran memiliki kriteria tanaman siap panen yang spesifik, namun secara umum menentukan sayuran siap panen dapat dilakukan dengan cara: (1) Visual, yaitu dengan adanya perubahan warna, perubahan bentuk dan ukuran, dll. (2) Fisik, yaitu buah mudah dilepaskan dari tangkainya, dll. (3) Kimia, yaitu meningkatnya kandungan gula dan menurunnya kandungan asam. (4) Komputasi, yaitu menghitung jumlah hari sejak benih ditanam sampai siap panen. (5) Fisiologis, yaitu dengan pengukuran pola respirasi untuk menentukan tingkat kematangan.


BAB III
METODELOGI

3.1.       Bahan dan Alat
Acara 1:
Bahan: berbagai buah dan sayur,aluminium foil, air aquades, tissue.
Alat: oven, timbangan digital, gelas ukur, gelas beaker, mortar, pestel, spatula, pipet, handrefractometer, handpenetrometer, alat tulis.
2.1.       Cara Kerja
Pengukurn Kadr Air.
1.             Ditimbangan masing-masing jenis sayur dan buah segar yang disediakan sebanyak 50 gram.
2.             Dibungkus masing-masing produk dan diberi label.
3.             Setiap jenis produk diulang sebanyak 3 kali.
4.             Mengoven sample pada suhu 800c
5.             Ditimbangan secara berkala hingg meperoleh bobot konstan
Pengukuran Kandungan Bahan Terlarut
1.             Menyiapkan gelas ukur
2.             Menyiapkan cairan buah yang kan diukur. Pada buah-uah yang kurang berir seperti pisang atau apokat dapat dimasukkan daging buah yang sudah dilunakkan sebanyak 2-3 ml dan lalu menambahkan aqudes sebanyak volume daging buah.
3.             Menyiapkan alat handrefractometer. Mengkalibrasi alat dengan meneteskan aqudes dengan menggunakan pipet. Bacaan pada angga harus menunjukan angka nol.
Pengukuran Tingkat Kekerasan Buah
1.             Menipkan buah yang akan diukur
2.             Menyiapkan alat handpenetrometer, set alat pada angka nol.
3.             Ditekan alat pada permukaan buah pada 3 tempat yang berbeda. Dan di catat hasilnya.
Pengukuran kematangan dan kualitas dengan organoleptik, visual, dan manual.
1.             Mengamati ciri-ciri buah dan sayur secara visual (warnaa, segar/tidak. Berbinti).
2.             Secara manual kita dapat menekan kekerasan buah dengan jari, mematahkan daun, menepuk tergantung jenis sayur dan buahnya.
3.             Dan dibelah buah dengan memanjang, dan lalu amati
4.             Secara organoleptik kita dapat mencicip buah kemudian mencatat rasa (manis, hambar, sepat, kelat)


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil Pengamatan
No
Nama Sayur
Kriteria
Keterangan
Bentuk
Warna
Segar/tdk
1
Bayam
berlubang daunnya
hijau
segar
baik untuk dikomsumsi karena umur sudah bagus untuk dipanen tetapi daun terkena penyakit
2
D. bawang
bagus
hijau
segar
3
Kangkung
bagus
hijau
segar
cocok untukdikomsumsi karena kriteria sudah memenuhi
4
Kol
berlubang
hijau
Segar

No
Bagian yang ekonomis
Berat yang dikomsumsi
Berat yng tidak dapat dikomsumsi
1
Batang, daun
1,4
0,8
2
Batang
31,4
-
3
batang,daun
3,0
2,8
4
Daun
167,9
20,1

Nama Buah
Warna
aroma
Tingkat Kekerasan
tingkat kemanisan
Melon
Hijau
Wangi
4400 kgf/cm2
Manis
Mangga
Hijau
Wangi
4337 kgf/cm2
Asam
Alpukat
Hijau
Wangi

Manis
Tomat

Wangi
2000 kgf/cm2

Labusiam

Wangi
2666 kgf/cm2

Terong

Wangi
3000 kgf/cm2


No
Nama Sayuran
Bobot sebelum dioven (gram)
Bobot setelah di kering anginkan (gram)
Berat Total
Berat basah –Berat kering x 100 %
          Berat kering
1.
Wortel
50
40,41
23,73
2.
Kol
50
33
51,51
3.
Daun Bawang
50
30,81
62,28
4.
Kangkung
50
28,64
74,58
5.
Sawi
50
42,8
16,82
6.
Kacang Panjang
50
38,13
31,13

4.2.       Pembahasan
Pada ratikum kali ini tentang kualitas produk tanaman hortikultura dan kriteria panen dan bagian ekonomis tanaman hortikultura yang mana diselenggaran dalam 1 pertemuan. Pada acara ini pratikan melakukan pengukuran kadar air, pengukuran kandungan bahan terlarut, pengukuran tingkat kekerasan buah dan pengukuran kematangan dan kualitas dengan organoleptik, visual dan manual.
Pengukuran kadar air dilakukan pada sayur kol, daun bawang, kacang panjang, dan lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan selinsih angka dan jika mengetahui kadar air maka kita akan mudah dalam menunda terjadinya kerusakan lebih awal. Pengukuran kadar air menggunakan oven dengan suhu 800c.
Pengukuran kandungan bahan terlarut, menggunakan alat handrefractometer. Pada pratikum kalai ini tidak jadi digunakan alatnya dikarenakan alat rusak dan tidak berpungsi dengan baik.
mengukuran tingkat kekerasan buah, biasanya dalam diamati secara visual maupun dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat handpenetrometer yang diulang sebanyak tiga kali dan diambil nilai rata-ratanya. Tujuannya agar kita dapan mengetahui tingkat kematangan buah yang kita inginkan. Dilakukan pada buah-buahan minsal mangga, melon dan lainya.
Pengamatan Kualitas baik secara organoleptik, visul maupun manual. Pengamatan organoleptik dilalukan pada buah, kita dapat mencicipi apakah buah tersebut rasanya asam manus atau kelat. Pengamatan secara visual kita dapat mengamati dengan kriteria segar atau tidak layak dikomsumsi atau tidak dan warna yang dimiliki dari baik buah maupun sayur.
Bagian ekonomis tanaman, biasanya bagian ekonomis tanaman tergantung dengan kebutuhan yang diinginkan komsumen, bisa berupa akar, buah, batang, bunga. Minsl pada tanaman kangkung kita mengkonsumsi batang dan daunya dan bagian yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat itu lah yang disebut bagian ekonomis.


BAB V
PENUTUP

5.1         Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk hortikultura mengandung kadar air yang tinggi sehingga produk hortikultura harus dilakukan penanganan pasca panen untuk menjaga kesegaraan produk agar tahan lama. Karena jika tidak dilakukan penanganan pasca panen produk hortikultura akan cepat rusah sehingga menurunkan kualitas dan harga produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Babalola. 2010. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
BBPP Lembang. 2015. Pasca Panen Sayuran. Diakses di http://www.bbpp-lembang.info.
Dhalimi.1990. Penanganan Pasca Panen Hasil pertanian. Universitas Padjajaran Press. Bandung.
Pantastico, Er. B., T.K. Chattopadhyay, dan H. Subramanyam. 1986. Penyimpanan dan Operasi Penyimpanan Secara Komersial. Dalam: Pantastico, Er.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Zulkarnain. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta (ID). Bumi Aksara

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system