Monday, August 29, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN Acara IV DEFISIENSI UNSUR HARA

Tags

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Tanaman memerlukan air dan hara untuk bermetabolisme, tanaman dapat tumbuh dengan baik atau normal apabila kebutuhan akan unsur haranya terpenuhi. Pertumhuan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman meliputi tinggi tananman, sedangkan perkembangan tanaman merupakan proses bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik pertumbuhan maupun perkembangan tanamn dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara.apabila ketersedian unsur hara tercukupi, proses pertumbuhan maupun pekembangan tanaman akan dapat berjalan normal.hara merupakan material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan hidupnya. Hara merupakan kebutuhan utuma tanaman, masing-masing hara memiliki perananya masing-masing. Hara bedasarkan kapasitas yang dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi hara makro dan hara mikro. Hara makro merupakan  unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namum harus ada bagi tanaman.
Defisiensi adalah kondisi dimana tanaman kekurangan unsur hara sehingga proses fisiologisnya terganggu. Defisiensi unsur hara dapat dilihat secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dilakukan denngan pemupukan. Pemupukan yaitu penambahan unsur hara dapat diberikan melalui tanah maupun bagian tanaman  untuk menambah atau mencukupi kebutuhan hara tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. Apabila tanaman menunjukkan gejala pertumbuhan yang tidak normal pada bagian tanaman baik itu daun, akar, dan batangnya perlu dilakukan pemupukan untuk memenuhi kebutuhan akan baranya sehingga tanaman dapt tumbuh normal. Pertumbuhan tanaman akan menimbulkan permasalahan ketika kekurangan dan kelebihan unsur hara dalam tanaman.

1.2.       Tinjauan pustaka
Tanaman membutuhkan asupan atau suplai hara pertumbuhan dan perkembanganya. Hara tanaman terbagi menjadi unsur hara makro dan hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit naman esensial bagi tanaman. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit unsur hara mikro ini harus tersedia untuk tanaman. Unsur hara akan mempengaruhi kuanlitas suatu tanamn. Kekurangan unsur hara mikro akan mengganggu fisiologis tanaman yang dapat berakibat terhadap penurunan produksi tanaman. Kekurangan unsur hara mikro tanaman dapat diatasi salah dengan pemanfaatan mikoroza. Mikoriza dapat membantu penyerapan hara oleh akar tanamn (Puspitasari, D, et al., 2012).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikti, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur hara ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing-masing unsur hara ini memiliki eran dan fungsinya masing-masing. Apa bila salah satu dari unsur tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini daat berupa gangguan fisiologis tanaman, hanguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukan oleh tanaman (Widyati, E., 2011).
Melakukan pemupukan dapat memenuhi hara tanaman, pemupukan berperan untuk mensuplai atau memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Unsur hara esensial memiliki peranan dalam metabolisme tumbuhan. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung atau dipengaruhi oleh ketersedian atau tercukupinya unsur hara untuk tanaman (Surtinah, 2009).
Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi ketersedian kebutuhan unsur hara baik makro maupun mikro oleh tanaman. Unsur hara mikro pada dasarnya unsur hara esensial bagi tanaman mutlak diperlukan tanaman, salah satu unsur hara mikro yaitu Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3-, unsur ini sangat diperlukan unsur fiksasi N (Nelvia, et al., 2011). Menurut Christin, 2009. Untuk unsur hara makro dan miko jika diambil oleh tanaman dalam jumlah sedikit ataupun banyak akan berpengaruh dalam metabolisme tanaman.Gejala kekurangan unsur hara tergantung baik pada mobilitas dan peran unsur haranya. Biasanya terjadi batang kerdil dan daun, klorosis daun,klorosis seluruh,nekrosis daun,tinggi tanaman dan ukuran daun hampir sama dengan gejala yang lain.
Oleh sebab itu maka tanaman harus diberikan nutrisi unsur hara yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan dari fase tanaman saat itu juga. Dalam proses pemupukan adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan pupuk dengan sumber hara  makro seperti N, P, dan K yang  cepat  direspons oleh tanaman saat ini semakin sulit diperoleh oleh kalangan masyarakat salah satunya  petani, sehingga diperlukan suatu informasi mengenai  ketersediaan unsur  hara di dalam tanah agar petani mengetahui unsur hara yang kahat di tanah tersebut (Nurdin, 2008).
Pemupukan yang umum dilakukan hanayalah hara makro, padalah hara mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing-masing unsur hara memiliki peranan sendiri-sendiri, unsur hara atau nutrisi pada tanaman harus lengkap jika ingin sumua aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung normal, sehingga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur hara tanaman akan mengakibatkan gejala pada tanaman, baik gejala kekurangan maupun kelebihan unsur hara (Evita, 2009).
Tanaman memerlukan nutrisi untuk tumbuhan dan perkembangannya, sama seperti manusia. Tanaman memerlukan hara untuk proses metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic menjadi energy.  Defisiensi unsur hara yaitu kondisi dimana tanaman tidak terenuhi kebutuhan nutrisinya untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Defisiensi unsur hara dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002). Sedangankan menurut (Champbell, et al., 2007) defisiensi adalah sebagai kondisi dimana tanaman kekurangan material berupa unsur hra yang dibutuhkan. Unsur hara ini berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dan fisiologis tanaman. Unsurhara memerlukan porsi yang bebeda-beda, kekurangan mau kelebihan unsur hara menimbulkan permasalahan dalam pertumbuhan tanaman. Perrmaslahnya dpat dilihat dengan gejala yang terlihat atau nampak pada tanaman.

1.3.       Tujuan
Mempelajari pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.



BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1.       Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau dan media pasir. Sedangkan alat yang diperlukan adalah botol akua 600ml, gelas ukur, pippet, sumbu kompor.

2.2.            Metode Pratikum
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu :
A.           Pembuatan  larutan unsur hara.
1.             Menyiapkan botol ukuran 600 ml.
2.             Mengisi botol dengan 500 ml air murni (aquades).
3.             Memipet larutan hara sebagaimana tertera didalam tabel.
4.             Menjadikan larutan menjadi 1 ltr.
5.             Larutan hara siap digunakan.
B.            Penanaman.
1.             Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi 2 bagian, kemudian  dilubangi bagian tutup botol dan memasukkan sumbu  kompor.
2.             Mengisi dengan media pasir air tawar sampai kemulut leher botol akua tersebut.
3.             Menyiram media pasir dengan air keran sampai kapasitas lapang.
4.             Tanam benih kacang hijau (2 benih/botol) ke dalam media pasir.
C.            Inkubasi.
1.             Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi 2 bagian, kemudian  dilubangi bagian tutup botol dan memasukkan sumbu  kompor.
2.             Meletakan botol aqua bekas berisi pasir dan benih di atas botol aqua bekas kosong.
3.             Kemudian disiram tanaman dengan larutan haara yang sudah disiapkan
4.             Disiramkan larutan hara setiap 3 hari
5.             Melarutkan pengamatan setiap 3 hari
D.           Pengamatan.
1.             Saat kecambah muncul (diamati pada hari ke 3)
2.             Mengukur tinggi tanaman (mengukur tiap minggu selama 3 minggu berturut-turut)
3.             Menghitung jumlah daun yang tumbuh (menghitung tiap minggu selama 3 minggu berturut-turut)
4.             Mencatat gejala defisiensi hara yang tampak pada daun kacang hijau tersebut.
5.             Saat munculnya defisiensi (diketahui bahwa pada minggu-minggu ke 2 tanpak gejala yang ada).


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.       Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan acara 4. Defisiensi unsur hatra (pada tanaman kacang hijau)
Unsur Hara
Tinggi Tanaman (hk)
Jumlah Daun (hk)
Gejala Defisiensi
HK 3
M.1
M.2
M.3
HK.3
M.1
M.2
M.3
Komplit
(m)
6 cm
10 cm
17,3 cm
22,5 cm
2 helai
4 helai
5 helai
5 helai
-
Kurang Ca (ml)
5,5 cm
9,5 cm
17 cm
22 cm
2 helai
4 helai
7 helai
8 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang S (ml)
5 cm
9 cm
16 cm
26 cm
2 helai
3 helai

8 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang Mg (ml)
 3 cm
7 cm
14,5 cm
23,5 cm
Belum ada
3 helai
5 helai
5 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang K (ml)
6,3 cm
11,5 cm
28 cm
27 cm
2 helai
3 helai
5 helai
8 helai
Belum terhihat
Kurang N (ml)
3 cm
6,8 cm
14 cm
22 cm
Belum ada
4 helai
8 helai
10 helai
Belum terlihat
Kurang P (ml)
2,5 cm
5,5 cm
14,8 cm
20 cm
2 helai
3 helai
4 helai
5 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang Fe (ml)
7 cm
12 cm
18 cm
29 cm
2 helai
3 helai
8 helai
11 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang mikro (ml)
4 cm
7 cm
16 cm
25,4 cm
2 helai
3 helai
3 helai
5 helai
Sudah terihat pada minggu ke 2

3.2.       Pembahasan
Dalam pratikum kali ini mempelajari pengaru defisiensi unsur hara yang menggunakan tanaman kacang hijau sebagai bahan percobaan. Dengan melakukan 3 minggu pengamatan. Dengan jumlah dan nutrisi yang di buat adalah 9 nutrisi antaranya: komplit (m), Kurang Ca (ml), Kurang S (ml), Kurang Mg (ml), Kurang K (ml), Kurang N (ml), Kurang P (ml), Kurang Fe (ml), Kurang mikro (ml).
Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanaman itu sendiri. Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak normal. Gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan peranaman masing-masing unsur hara esensial:
1.             Tanaman yang di beri unsur hara komplit lebih hijau dan lebih cepat tumbuh dan berkembang dibanding dengan tanaman yang diberi nutrisi lainnya.
2.             Kekurangan kalsium (Ca), tanaman ini sudah menimbulkan gejalanya. Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99%.
3.             Kurang S (ml) pada minggu ke dua sudah terlihat gejala kekurangan. Sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun yang mengandung unsur S.
4.             Kurang Mg (ml). Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18%), serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
5.             Kurang K (ml), pada pengamatan yang telah dilakukan diminggu-minggu sebelumnya belum terlihat gejala difisiensinya. Biasanya gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun kandungan K tinggi.
6.             Kurang N (ml), pada pengamatan sebelumnya sama seperti kekurang K gejalanya belum terlihat. Dan biasanya gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi.
7.             Kurang P (ml), sudah menampakkan defisiensinya. Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
8.             Kurang Fe (ml). Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
9.             Kurang mikro (ml), gejada defisiensi kurang mikro pada pengamatan yang telah di lakukan sudah menampakkan gejalanya. Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan, serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.


BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Kekurang unsur hara di identifikasi kenampakan yang hampir sama maka perlu ketelitian yang lebih, dikarnakan setiap unsur hara cenderung ada persamaan. Kekurangan unsur hara dapak mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi terhabat bahkan ada berakhir dengan kematian. Abnormal dan kekerdilan akibat dari tanaman yang kekurangan unsur hara. Hal tersebut terjadi akibat dari terhambatnya proses metabolisme tanaman.

Jawaban Pertanyaan:
1.             Unsur hara esensial (Essential Nutrition) adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yang fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan berpotensi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, yang sering diistilahkan dengan gejala defisiensi.
2.             Karena unsur hara Fe banyak terdapat di bagian pucuk daun maka jika terjadi defisiensi Fe akan terjadi warna kuning pada daun-daun muda hingga mati pucuk. Gejala defisiensi pada tanaman dapat berupa: tertundanya waktu pemasakan pada minsal pada tanaman padi. Sedangkan unsur hara N lebih banyak terdapat di bagian daun tua. Yang jika kekurangan unsur N akan mengakibatkan berkurangnya kehijauan daun dan jaringan daun mati, serta tanaman menjadi kerdil.


DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Reece dan Mitchell. 2007. Biologe. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Christin, H., dkk. 2009. Influence Of Iron, Potassium, Magnesium, and Nitrogen Deficiencies On The Growth And Development Of Sorghum (Sorghum BicolorL.) And Sunflower (Helianthus Annuus L.) Seedlings. Journal Of Biotech Research (1): 64-71.
Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Komsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris, L.). agronomi, 13(1):21- 24.
Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L. 2011. Pengaruh Pemberian Molibdenum (Mo) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Teknobiologi, 2(1): 91 – 95.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Tanggerang: PT. Agro Media Pustaka.
Nurdin, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Hasil Jagung yang Dipupuk N, P, dan K Pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten Gorontalo.  Tanah Trop 14(1): 49-56.
Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Torjun, Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.
Surtinah. 2009. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) pada Tanaman Selada (Lactuca sativa, L) di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1): 20-25.

Widyati, E. 2011. Optimasi Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Pada tanah Bekas Tambang Batu Bara dengan Ameliorasi Tanag Acacia crassicarpa. Penelitian Hutan Tanaman, 8(1): 24-62.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system