Monday, March 26, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA Acara Teknik Dasar Budidaya Tanaman Jagung Manis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Jagung manis (zea mays Saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama Sweet corn mulai dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980, diusahakan secara komersil dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran (Tim karya tani mandiri, 2010). Jagung manis semakin populer dan dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum, dan kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung manis biasa, serta aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung gula sukrosa dan rendah lemak. Keistimewaan lain yang dimiliki jagung manis adalah biji, dari butiran jagung manis lebih khas, tidak lembek dan memiliki serat yang tidak terlalu liat. Hal ini menyebabkan jagung manis banyak digemari kalangan menengah ke atas dan masyarakat perkotaan sehingga banyak ditemukan di pasar swalayan.
Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung (Warisno, 2007).
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endosperma. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: Kalori 355 Kalori, Protein 9,2 gr, Lemak 3,9 gr, Karbohidrat 73,7 gr, Kalsium 10 mg, Fosfor 256 mg, Besi 2,4 mg, Vitamin A 510 SI, Vitamin B1 0,38 mg, Air 12 gr, dan bagian yang dapat dicerna 90%. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak daripada beras.
Jagung manis merupakan komoditi hasil pertanian kelompok serealia. Pada umumnya komoditi hasil pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dengan komoditi lainnya, diantaranya produk yang dihasilkan bersifat musiman, mudah rusak (tidak tahan lama), fluktuatif harga relatif tajam, dan pemasaran produk melalui rantai pemasaran yang panjang untuk sampai ketangan konsumen. Pada umumnya karakteristik tersebut merupakan sebuah kelemahan dari komoditi hasil pertanian. Kelemahan tersebut jika tidak ditanggapi dengan bijak dapat menjadi masalah yang dapat merugikan bagi petani. Untuk menanggapi hal tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran yang baik untuk memutuskan rantai pemasaran yang terlalu panjang.

1.2.       Tujuan
§    Membandingkan pertumbuhan dan hasil jagung manis pada beberapa dosis pupuk urea,



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L., adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian yang menurut sejarahnya berasal dari Amerika. Orang-orang Eropa yang datang ke Amerika membawa benih jagung tersebut ke negaranya. Melalui Eropa tanaman jagung terus menyebar ke Asia dan Afrika. Baru sekitar abad ke-16 tanaman jagung ini oleh orang Portugis dibawa ke Pakistan, Tiongkok dan daerah-daerah lainnya di Asia termasuk Indonesia (Wirawan dan wahab, 2007).
Klasifikasi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) berasal dari benua Amerika. Menurut Klasifikasitanaman.com (2015), klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Divisio           : Spermathophyta
Subdivisio      : Angiospermae
Kelas             : Monocotyledonenae
Ordo              : Graminae
Famili            : Graminaceae
Subfamilia     : Ponicoidae
Genus            : Zea
Species          : Zea Mays Saccharata
Pengolahan lahan, keadaan tanah hendaknya tidak terlampau basah, tetapi cukup lembab hingga mudah dikerjakan, sampai tanah cukup gembur. Tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak memerlukan pengerjaan tanah. Pada tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat (drainase) pembuatan saluran dan pembubunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air (Poehlman, 1959). Pada pembuatan bedengan dilakukan setelah tanah diolah. Bedengan dilengkapi dengan saluran pembuangan air. Ukuran bedengan adalah lebar 1-1,2 meter. Panjang 3-5 meter, dan tinggi 15-20 cm antara dua bedeng, dibuat parit untuk memasukkan dan mengalirkan air ke tempat penanaman (Yudiwanti, 2010).
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat (Sirait, 1989).
Jagung merupakan tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga ketinggian <3meter. Tanamn jagung satu satu tanaman yang bunga jantan dan betinanya terpisah (Belfield dan brown, 2008)
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

BAB III
METODELOGI

3.1.       Bahan dan Alat
Bahan tanam : benih jagung manis
Bahan pendukung : ajir bambu, pupuk kandang, urea, SP 36, KCL
Alat: cangkul, kored, gelas ukur kecil, sprayer, leaf area meter, timbangan analitik, handrefractometer, handpenetrometer, alat tulis.
2.1.       Cara Kerja
1.             Pratikum membentuk kelompok yang ditentukan oleh coas
2.             Menentukan komoditi dan perlakuan yang sudah dibagi oleh dosin pembimbing pratikum, yang mana jagung manis dengan rancangan RAKL dengan dosis 0, 150, 300 kg/ha
3.             Setiap kelompok diketua oleh satu dari kelompok yang tugasny bertanggung jawab mengkordiner pelaksaan pratikum dalam kelompok
4.             Jadwal rencara pelaksanan dilapangan, mulai dari persiapan sampai pemamenan
5.             Ukuran unit percobaan 2m x 3m dengan jarak tanam jagung manis 75 cm x 25 cm (32 tanaman/petak)
6.             Dosis pupuk yang digunakan pada tanaman jagung manis : 10 ton/ha, urea 200 kg/ha, sp36 200 kg/ha, KCL 150 kg/ha.
7.             Setiap tanaman ditentukan 5 tanaman sebgai sampel
8.             Pangamatan dilakukan terhadap varibel pertumbuhan: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun, tingkat kehijauan daun, dan kadar klorofil daun, bobot biomassa, dan variabel hasil: panjing dan diameter buah, jumlah buah/tanaman, bobot buah, dan bobok buat perpetak.
9.             Analisis varian (anava) dilakukn dengan sesui rancangan percobaan dan uji lnjut menggunakan PO.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman jagung manis
Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung manis dapat dilihat pada tabel 1, setelah dianalisis mengunakan rancangan acak kelompok lengkap menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman jagung setelah dianalisis tidak terdapat perbedaan antara dosis pupuk 0, 150, dan 300 ton/ha yang diberikan. Hal ini dikarekan ada pengaruh lingkungan dan lahan percobaan.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung
SK
DB
JK
KT
Fhit
Ftab
5%
1%
Perlakuan
2
1282,136921
641,0684605
0,56
4,26
8,02
Galat
9
10210,53653
1134,504059



Total
11





Dari ketiga perlakuan dosis pupuk menunjukan pada dosis 0 kg/ha, 150 kg/ha, dan 300 kg/ha tidak memberikan perbedaan dalam pertumbuhan vegetatif dan ini ditunjukan dari hasil anasisis.

Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis
Hasil analisis menunjukan bahwa pupuk N dengan dosis 0 kg/ha, 150 kg/ha, dan 300 kg/ha tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun. hal ini dijelaskan pada tabel ke 2 tentang rata-rata jumlah daun pada minggu ke tiga.
Tabel 2. Jumlah daun tanaman jagung manis
SK
DB
JK
KT
Fhit
Ftab
5%
1%
Perlakuan
2
0,1679167
0,0839584
0,14
4,26
8,02
Galat
9
5,3770533
0,597450366



Total
11





Data rata-rata jumlah daun pertanaman jagung manis setelah dianalisis RAKL tidak menunjukkan perbedaan pada setiap perbedaan dosis yang diberikan maka dari itu tidak di lakukan uji lanjut PO. Hal ini bisa terjadi karena jarak tanaman yang terlalu sempit sehingga terjadi kompetisi unsur hara, air, cahaya tidak optimal diterima sehingga mempengaruhi fotosintesis, sehingga perbentukkan daun secara sempurna terhambat karena saling menaungi antara satu dengan yang lainnya.

Luas Daun Tanaman Jagung Manis

SK
DB
JK
KT
Fhit
Ftab
5%
1%
Perlakuan
2
6057,905
3028,9525
2,12
4,26
8,02
Galat
9
12838,935
1426,548333



Total
11






Panjang tongkol
SK
DB
JK
KT
Fhit
F 5%
Blok
3
100,6933
33,56444
1,018201
4,76
Perlakuan
2
119,5467
59,77333
1,813267
5,14
Galat
6
197,7867
32,96444
Total
11
418,0267

Diameter tongkol
SK
DB
JK
KT
F HIT
F 5%
Blok
3
7,222625
2,407542
0,350612
4,76
Perlakuan
2
1,647117
0,823558
0,119935
5,14
Galat
6
41,20015
6,866692
Total
11
50,06989

Bobot tongkol
SK
DB
JK
KT
F HIT
F 5%
Blok
3
10316,77
3438,924
0,925585
4,76
Perlakuan
2
2949,527
1474,763
0,396932
5,14
Galat
6
22292,45
3715,408
Total
11
35558,75

Diameter batang
SK
DB
JK
KT
F HIT
F 5%
Blok
3
9,859825
3,286608
1,628384
4,76
Perlakuan
2
15,21785
7,608925
3,769921
5,14
Galat
6
12,10995
2,018325
Total
11
37,18763


BAB V
PENUTUP

5.1         Kesimpulan
.

DAFTAR PUSTAKA
Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra
Klasifikasi tanaman. 2015. Diakses pada tanggal 01.06.2017. di: http:// www. klasifikasitanaman.com/2015/01/klasifikasi-tanaman-jagung-manis.html
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Sirait, C. H. 1989. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman bertanam jagung. Bandung. Cv. Nuansa aulia
Warisno. 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system