Saturday, October 22, 2016

paoran pemeliharaan tanaman industri (pti) ACARA V PEMELIHARAN CACAO TBM

Tags



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang
Kakao merupakan tanaman perkebunan di lahan kering, dan jika di usahakan secara baik dapat berproduksi tinggi serta menguntungkan secara ekonomis. Sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan bijinya, maka biji kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran gula-gula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan lemaknya tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter/mentega kakao, sabun, parfum dan obat-obatan.
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar (87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia dimana bila dilakukan fermentasi denganbaik dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao berasal dari Ghana dan keunggulan kakao Indonesia tidak mudah meleleh sehingga cocok bila dipakai untuk blending. Dengan kata lain, potensi untuk menggunakan industri kakao sebagai salah satu pendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan cukup terbuka.  Hal ini tentu perupakan peluang, salah satu tindakan yang harus kitalakukan adalah perawatan tanaman. Perawatan dan pengelolaan tanaman biasanya meliputi Penyulaman, tidak semua bibit kakao yang ditanam hidup seluruhnya, oleh karena itu dibutuhkan penyulaman. Penyiangan, Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan tanaman didalam pengambilan unsur hara. Kegiatan penyiangan sebenarnya dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman kakao. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya. Pemupukan, kegiatan ini dilakukan untuk memacu pertumbuhan

1.2         Tujuan
Bertujuan untuk memelihara tanaman kakao yang masih tergolong tanaman belum menghasilkan(TBM)

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Kakao merupakan tanaman tahunan yang mulai berbunga dan berbuah umur 3-4 tahun setelah ditanam. Apabila pengelolaan tanaman kakao dilakukan secara tepat, maka masa produksinya dapat bertahan lebih dari 25 tahun, selain itu untuk keberhasilan budidaya kakao perlu  memperhatikan kesesuaian lahan dan faktor bahan tanam. Penggunaan bahan tanam kakao yang tidak unggul mengakibatkan pencapaian produktivitas dan mutu biji kakao yang rendah, oleh karena itu sebaiknya digunakan bahan tanam yang unggul dan bermutu tinggi (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006)
Masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Di samping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap juga dilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi dan baik. Sedangkan pohon pelindung sementara dipangkas dan akhirnya dimusnahkan sejalan dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindung sementara yang dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karena menghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan dengan tanaman utama dalam mendapatkan air dan hara. Pemeliharaan lainnya dengan memangkas pohon pelindung. Pohon pelindung sementara harus dipangkas agar tidak menutupi tanaman kakao. Caranya adalah dengan merampasnya dengan menggunakan pisau babat tajam. Pohon pelindung sementara harus tidak lebih tinggi dari 1,5m agar tanaman kakao mendapatkan sinar matahari yang sesuai dengan pertumbuhannya. Sisa pemangkasan diletakkan dipinggiran tanaman kakao agar dapat menekan pertumbuhan gulma dan menjadi sumber hara (Hasrun, Hafid, at al.2008.).
Tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan. Pemangkasan demikian disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas air dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau cabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5 - 6 cabang dikurangi sehingga hanya tinggal 3 - 4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, dan sehat. Tanaman yang cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsung terkena sinar matahari, sebaiknya diikat melingkar agar pertumbuhannya membentuk sudut lebih kecil terhadap batang utama atau tajuk menjadi lebih ramping. waktu dua bulan sekali selama masa TBM. Bentuk pemangkasan yang bertujuan untuk menggantikan cabang yang patah karena angin atau tertimpa cabang pohon pelindung tetap dapat juga dimasukkan ke dalam pelaksanaan pemangkasan pemeliharaan. Oleh sebagian perkebunan, pemangkasan tersebut dinamakan pemangkasan rehabilitasi yang dilaksanakan dengan memelihara chupon pada ketinggian 25 cm dari jorket (Tumpal H.S. at al. 2006,)
Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 – 75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm (Mulato, sri  at al 2005).


BAB III
METODOLOGI
3.1         Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan adalah: tanaman kakao (sudah ditanam), pupuk urea, TSP, KCL, semprotan (handprayer), ember, tali rafiah, herbisida (Round Up, Sun Up), jangka sorong, timbangan digital, cangkul, dan sabit.

3.2         Cara Kerja
1.              Membuat piringan dengan ukuran 1 meter dari batang tanaman kakao.pembuatan piringan meliputi: pembersihan rumput, penyiangan,dan pendangiran/penggeburan tanah.
2.              Memberikan pupuk kandang pada tanaman sebanyak 20 kg per batang (pupuk di campur bersama dengan penggemburan).
3.              Memberi pupuk urea: SP-36 dan KCL = 30 g : 15 g : 15 g, lalu mencampur pupuk dan kemudian menyebarkan pupuk tadi ke alur lingkaran.
4.              Membuat label dengan bahan MAP
5.              Mengukur tanaman kakao yang dengan parameter pengamatan: tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), luas sepasang daun (cm2), jumlah daun (lembar).
6.              Melakukan penggemburan kembali pada dua minggu sekali.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Hasil
Minggu ke
Variabel yang Di Amati
Tinggi Tanaman (cm)
Luas Daun (x 0.8)
Jumlah Daun (helai)
Diameter (mm)
04 April 2016
109 cm
-            230.52
-            230
129
3.5
11 April 2016
109 cm
-            232
-            228.48
129
3.5
18 April 2016
109 cm
-            232
-            229
127
3.6
25 April 2016
109 cm
-            232
-            229
135
3.6
2 Mei 2016
109 cm
-            230
-            229
176
3.6
9 Mei2016
109 cm
-            230
-            220
180
3.7

4.2         Pembahasan
Pengamatan yang dilakukan pada pemeliharaan tanaman cacao adalah parameter seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas sepasang daun dan diameter batang. Jumlah daun dihitung berdasarkan keseluruan daun. Diameter batang dilakukan pengukuran dengan jarak 5 cm dari tanah. Indek pengamatan luas daun dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar daun terlebih daulu, kemudian kita lakukan perhitungan dengan mengalikan 0,85.
Pengamatan pertama mengenai parameter pada luas sepasang daun terdapat beberapa kekiruan. Hal ini terjadi kemungkinan daun yang menjadi sampel gugur atau kesalahan pada saat pengukuran sehingga nilai yang didapat penurunan. Pada minggu pertama didapat nilai 230.5 dan 230, minggu kedua dengan nilai 232 dan 228.48, pengamatan pada minggu ke tiga dengan nilai 232 dan 229, pada minggu selanjutnya dengan nilai 232 dan 229, pada minggu ke lima dengan nilai 230 dan 229 sedangkan pada minggu tekhir nilai yang didapat adalah 230 dan 220.
Pengamatan kedua memiliki hasil yang cukup berbeda. Perbedaan yang paling mendasar dapat diamati pada jumlah daunnya yang mengalami kenaikan. Meningkatnya jumlah daun ini disebabkan oleh pertumbuhan tanaman dan sinar matahari yang cukup. Jumlah daun yang telah dihitung dapat dilihat begitu banyak daun muda dan tunas yang tumbuh setiap minggu selama 6 minggu berturut dengan nilai 129, 129, 127, 135, 176, 180
Pengamatan selanjutnya tidak ada perubahan terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman. Dan pada pengamatan diameter batang hanya ada kenaikan sedikit. Selama pengamatan 6 minggu tanaman kakao setelah dipupuk mengalami pertumbuhan dengan menunjukan jumlah daun dan tangkai daun yang mulai banyak.


BAB VI
KESIMPULAN
Pemeliharaan tanaman kakao pada dasarnya adalah untuk menjaga kondisi tanaman agar selalu optimal. Pemeliharaan ini biasanya meliputi pemupukan, penyiangan, pengendalian gulma, penyiraman dan pengamatan pertumbuhan. Pengamatan pertumbuhan yang dilakukan pada praktikum ini meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan lebar daun. Indikator ini dipilih sebagai indikator pertumbuhan karena mudah pengamatannya dengan visual.


DAFTAR PUSTAKA
Hasrun, Hafid, at al.2008. Panduan Amarta Untuk Keberlanjutan Kakao (Evaluasi Kebun, Rehabilitasi dan Peremajaan)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2006, Panduan Lengkap Budidaya Kakao (Kiat mengatasi permasalahan praktis), PT. Agromedia Pustaka.
Mulato, sri  at al 2005, Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember.
Tumpal H.S. at al. 2006, Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat, Penebar Swadaya Jakarta.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system