BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Lambangnya penurunan daya kecambah (viabilitas)
benih di dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat
perkecambahan benih. Bahwa lambatnya penurunan daya kecambah benih coklat
selama masih ada dalam buah disebabkan oleh derajat keasaman dan kandungan gula
yang tinggi pada pulp. Sehingga secara osmotik menghalangi perkecambahan benih.
Oleh sebab itu dalam mengecambahkan benih perlu dilakukan ekstaraksi untuk
mempercepat perkecambahan, adapun media ekstraksi yang digunakan dapat berupa
serbuk gergaji, abu dapur, sekam dan lain-lain.
1.2
Tujuan
Untuk
mempelajari pengaruh media ekstraksi terhadap perkecambahan benih coklat
TINJAUN
PUSTAKA
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek
menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara
terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama
dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka
tingkat produksi dan kualitas akan rendah (Abror Y. Prabowo, 2012).
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas benih
yaitu:
a.
Kemurnian benih
Benih yang murni (tidak tercampur dengan varietas lain)
dan homogen (tidak tercampur dengan kotoran) akan dapat memberikan kepastian
jenis tanaman untuk yang dihasilkan dari benih tersebut.
b.
Daya kecambah dan kecepatan
kecambah.
Daya kecambah atau tenaga tumbuh adalah daya untuk
berkecambah yang dinyatakan dalam persen(%). Dan ini menyatakan viabilitas dari
penelitian tersebut. Waktu yang diperlukan untuk berkecambah ini ternyata
berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman benih kopi akan berkecambah setelah 4-6
minggu berada dipersemaian (yahmadi, 1980), sedangkan benih coklat dalam waktu
5-6 hari sudah berkecambah (situmorang, 1980).
c.
Kandungan air
Kandungan air
yang terlalu banyak akan mengakibatkan benih menjadi cepat mati karena
kekurangan oksigen atau o2, bercendawan atau rusak karena serangan
hama terutama jika rusak lembaganya. Sebaliknya jika benih kekurangan air maka
ia akan sulit untuk berkecambah. Sehubungan dengan adanya beberapa factor
tersebut diatas perlu diupayakan adanya perlakuan-perlakuan tertentu sebelum
biji/ benh dikecambahkan. Sehingga akan diperoleh benih dengan daya kecambah
yang cukup tinggi dan berkualitas baik pula.
Biji/ benih coklat dibungkusi oleh daging biji atau
leandir (pulp) yang disenangi oleh semut atau serangga. Untuk menjaga mutu
benih maka sebelum dikecambahkan hendaknya pulp ini dihilangkan lebih dahulu
dengan cara diaduk menggunakan media abu, diremas-remas dengan bantuan kain
atau lap, kemudian dicuci dengan air. Yang penting adalah harus dijaga agar
kulit tanduk biji tidak rusak karena perlakuan tersebut. Setelah digosok dengan
abu, biji tersebut kemudian dicuci dengan air sampai bersih. Biji/benih coklat
tidak mempunyai masa dorman, maka haru langsung dikecambahkan (situmorang,
1980).
Lambatnya penurunan daya kecambah (viabilitas) benih di
dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan
benih(raharjo, 1981). Hal yang sama juga dikemukan oleh chin (1980), bahwa
lambatnya penurunnya daya kecambah benih coklat selama masih dalam buah disebabkan
oleh derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi pada pulp. Sehingga secara
osmotic mengahalangi perkecambahan benih. Oleh sebab itu dalam mengecambahkan
benih perlu dilakukan ekstraksi untuk mempercepat perkecambahan. Adapun media
ekstraksi yang digunakan dapat berupa serbuk gergaji, abu dapur, sekam dan
lan-lain. (Prasetyo dkk, 2012)
Pemindahan jangan terlambat karena menyebabkan
terputusnya akar tunggang. Ukuran keranjang/polybag diameter
15 – 20 cm dan tinggi 30 – 35 cm. Polybag diisi dengan tanah kompos dan pasir (1 : 1),
polybag berisi kecambah di susun teratur di atas tanah yang sedikit
ditinggikan. Penyiraman dilakukan pagi dan sore , pemupukan ZA 2 gram
dilakukan 2 mg setelah bibit dipindah ke polybag. Pemindahan bibit ke kebun
setelah berumur 4-6 bulan. Kakao lindak bisa lebih awal karena pertumbuhannya
lebih cepat dari pada kakao mulia. Kriteria yang umum digunakan adalah bibit
yang sedikitnya mempunyai 12 daun yang sudah tua, tinggi bibit > 50 cm dan
diameter batang ± 1,5 cm. Sebelum bibit dipindah, dilakukan hardening
(penarangan ) yaitu melatih bibit untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
di kebun.caranya dengan membuka atap bedengan secara bertahap sebulan sebelum
dipindah (tiap minggu 25 %). Dihindari pemindahan bibir berumur > 8 bulan
karena sebagian besar akarnya telah menembus polybag, pemindahan dilakukan
musim hujan karena biasanya pertumbuhan awalnya mengalami stagnasi.(Hasan,
2012)
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
Bahan
dan alat yang digunakan adalah: Buah
cacao, Polybag ukuran 15 x 10 cm, Serbuk gergaji, Abu dapur, Abu alang-alang, Tanah
top soil, Pupuk kandang, Dithane M-45, Pemukul kayu dan Naungan.
3.2
Cara Kerja
1.
Menyiapkan bak perkecambahan dari plastik dengan ukuran
minimal 30x50cm2 sebanyak 4 buah atau bak perkecambahan dari
kayu dengan ukuran 50 x 100cm2.
2.
Mengisi bak perkecambahan dengan pasir halus yang telah
diayak setebal 10-15 cm.
3.
Meletakkan bak yang telah diisi pasir tersebut dibawah
naungan yang telah disiapkan terlebih dahulu, tepatnya dirumah kaca
laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
4.
Menyiapkan
benih dan memperlakukan dengan abu
5.
Mengambil buah
coklat yang telah masak, buah benih coklat dipecah dengan menggunakan pisau,
kemudian benih dipotong menjadi 3 bagian (1/3 bagian ujung, 1/3 bagian tengah,
1/3 bagian pangkal).
6.
Dalam
memperlakukan benih dengan abu, yaitu campuran benih dengan abu yang telah
diberi sedikit air, lalu digosok dengan pelan-pelan benih yang tercampur abu
tersebut hingga merata, kemudian benih tersebut dicuci dengan air hingga
bersih.
7.
Benih yang
telah diperlakukan selanjutnya ditanam dalam bak perkecambahan dengan jarak
tanam 3 x2 cm. Peletakkan masing-masing perlakuan dalam bak perkecambahan
diacak, kemudian masing-masing perlakuan diberi label untuk memudahkan dalam
pengamatan dan pasir dalam bak dibasahi.
8.
Melakukan
penyiraman setiap pagi dan sore, dalam penyiraman agar diperhatikan untuk tidak
merubah posisi benih yang telah ditanam tersebut.
9.
Membersihkan
tempat perkecambahan tersebut dari gangguan herba yang tumbuh dengan
menggunakan tangan secara hati-hati.
10.
Mengamati
setiap hari benih yang dikecambahkan tersebut, dan mencatat apabila ada benih
yang berkecambah untuk setiap perlakuan, pengamatan dilakukan sampai batas
waktu yang telah ditentukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Ulangan
Sampel
|
Persentase beih berkecambah
|
||
M0
|
M1
|
M2
|
|
(I) 1
|
P
|
P
|
X
|
2
|
X
|
P
|
P
|
3
|
P
|
P
|
P
|
4
|
X
|
P
|
P
|
5
|
X
|
P
|
P
|
(II) 1
|
P
|
P
|
X
|
2
|
X
|
P
|
P
|
3
|
P
|
P
|
P
|
4
|
X
|
P
|
P
|
5
|
X
|
P
|
P
|
(III) 1
|
P
|
P
|
X
|
2
|
X
|
P
|
P
|
3
|
X
|
P
|
P
|
4
|
P
|
P
|
P
|
5
|
P
|
P
|
P
|
Ulangan (Sampel)
|
Tinggi Tanaman (cm)
|
Jumlah Daun (Lembar)
|
Diameter Batang (mm)
|
Luas Daun (cm)
|
||||||||
M0
|
M1
|
M2
|
M0
|
M1
|
M2
|
M0
|
M1
|
M2
|
M0
|
M1
|
M2
|
|
I.
1
|
21
|
19.5
|
-
|
4
|
5
|
-
|
0.01
|
0.26
|
-
|
20.48
|
23.68
|
-
|
2
|
-
|
20
|
17
|
-
|
5
|
5
|
-
|
0.22
|
0.21
|
-
|
82.16
|
37.06
|
3
|
16
|
21
|
22
|
4
|
7
|
5
|
0.7
|
0.23
|
0.22
|
23.24
|
74.4
|
99.36
|
4
|
-
|
20
|
18.5
|
-
|
4
|
6
|
-
|
0.21
|
0.21
|
-
|
37.8
|
67.2
|
5
|
-
|
21.5
|
20
|
-
|
4
|
6
|
-
|
0.3
|
0.37
|
-
|
21.02
|
45.2
|
II.
1
|
20.5
|
16.5
|
-
|
7
|
8
|
-
|
0.01
|
0.26
|
-
|
20.16
|
23.68
|
-
|
2
|
-
|
21
|
17.5
|
-
|
8
|
8
|
-
|
0.22
|
0.21
|
-
|
82.16
|
21.90
|
3
|
16.5
|
21.5
|
24
|
7
|
10
|
8
|
0.7
|
0.23
|
0.22
|
21.76
|
74.4
|
99.36
|
4
|
-
|
21
|
26
|
-
|
7
|
8
|
-
|
0.21
|
0.21
|
-
|
37.8
|
67.2
|
5
|
-
|
21.8
|
23.5
|
-
|
7
|
9
|
-
|
0.3
|
0.37
|
-
|
21.02
|
45.2
|
III.
1
|
21
|
17
|
-
|
9
|
10
|
-
|
0.01
|
0.26
|
-
|
20.16
|
23.45
|
-
|
2
|
-
|
21
|
18
|
-
|
11
|
11
|
-
|
0.22
|
0.21
|
-
|
82
|
22.2
|
3
|
17
|
21.5
|
24.5
|
9
|
14
|
12
|
0.7
|
0.23
|
0.22
|
22.02
|
76.18
|
99.36
|
4
|
-
|
22
|
26
|
-
|
9
|
11
|
-
|
0.21
|
0.21
|
-
|
37.8
|
66.98
|
5
|
-
|
22
|
24
|
-
|
9
|
11
|
-
|
0.3
|
0.37
|
-
|
20.11
|
47.6
|
Tabel dari
tinggi tanaman
1
|
2
|
3
|
Yi
|
|
m0
|
37
|
37
|
38
|
112
|
m1
|
102
|
101,8
|
103,5
|
307,3
|
m2
|
57,5
|
91
|
92,5
|
241
|
Y.j
|
196,5
|
229,8
|
234
|
660,3
|
Tabel Anava:
Sk
|
Db
|
Jk
|
Kt
|
F hit
|
F tab
|
Ulangam
|
2
|
-30104,2
|
-15052,1
|
-0,89106
|
6,944272
|
Perlakuan
|
2
|
-30104,2
|
-15052,1
|
-0,89106
|
6,944272
|
Galat
|
4
|
67569,38
|
16892,35
|
||
Total
|
8
|
7360,98
|
Karena F-hit < F-tab, maka
tidak terdapat keragaman hasil tinggi tanaman dengan melakukan pemblokan maupun
perlakuan ekstraksi.
Tabel Anava pada
jumlah daun
Sk
|
db
|
jk
|
kt
|
f hit
|
f tab
|
ulangam
|
2
|
-4560
|
-2280
|
-0,83364
|
6,944272
|
perlakuan
|
2
|
-4560
|
-2280
|
-0,83364
|
6,944272
|
galat
|
4
|
10940
|
2735
|
||
total
|
8
|
1820
|
Tabel Anava pada
diameter batang
Sk
|
db
|
jk
|
kt
|
f hit
|
f tab
|
ulangam
|
2
|
-19,011
|
-9,5055
|
-0,36021
|
6,944272
|
perlakuan
|
2
|
-19,011
|
-9,5055
|
-0,36021
|
6,944272
|
galat
|
4
|
105,5562
|
26,38905
|
||
total
|
8
|
67,5342
|
Tabel Anava luas
daun
Sk
|
db
|
jk
|
kt
|
f hit
|
f tab
|
ulangam
|
2
|
-155402
|
-77701,1
|
-0,80026
|
6,944272
|
perlakuan
|
2
|
-155402
|
-77701,1
|
-0,80026
|
6,944272
|
galat
|
4
|
388378,4
|
97094,61
|
||
total
|
8
|
77573,94
|
4.2
Pembahasan
Perlakuan
macam-macam media ekstraksi yang telah dilakukan untuk benih coklat ternyata
seluruhnya memperoleh hasil yang ns (non signifikan). Hal ini karena
perlakuan media ekstraksi tidak berpengaruh nyata dengan hasil peubah yang
diamati, antara lain : tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, maupun
luas daun. Kemungkinan
ini terjadi paling mencolok adalah pada fase vegetatif nya. Tanaman yang
digunakan sebagai sampel banyak yang mati sehingga persentase benih berkecambah
kurang baik.
Media control benih yang tumbuh sedikit dan benih menjadi
membusuk, sedangkan pada media ekstraksi serbuk gergaji benih lebih cepat
tumbuh dan pertumbuhannya hampir serembuk, pertumbuhannya merata. Media ektrasi
diberi perlakuan abu dapur menunjukkan pertumbuhan yang tidak seragam dan daya
kecambahny kurang.
Namun, jika kita
perhatikan sekali lagi pada fase awal benih berkecambah, terlihat sekali
perbedaan yang mencolok antara media yang kontrol dengan yang dibuat perlakuan,
yaitu keterlambatan media kontrol untuk berkecambah dibanding dengan media abu
dan media serbuk gergaji. Dari ketiga media yang telah di lakukan dari data
pengamatan bahwa media serbuk gergajilah yang baik antara kedua media lain.
BAB
VI
KESIMPULAN
Dari
ketiga media (control, abu dapur, dan s. Gergaji) menunjukkan bahwa media
serbuk gergaji bagus untuk ekstraksi benih cacao. Pertumbuhan tanaman
menggunakan media serbuh gergaji lebih cepat, menyusul abu dapur dan control.
Media control (tanpa di beri perlakuan) tanaman tumbuh sedikit dan lambat
tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan. 2012. Budidaya tanaman coklat. http://groups.yahoo.com/group/agromania/. Diakses
pada 16 mei 2008.
Prabowo, A.Y. 2006. Pembibitan Tanaman Coklat. http://docs.yahoo.com/info/terms/. Diakses pada 16 mei 2008.
Prasetyo, dkk. 2016. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB,
Bengkulu.
Prasetyo, dkk. 1997. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas
Pertanian UNIB, Bengkulu.
EmoticonEmoticon