Saturday, October 22, 2016

laporan PRAKTIKUM PEMELIHARAAN TANAMAN INDUSTRI ACARA VI PENGARUH MEDIA EKSTRAKSI TERHADAP PERKECAMBAHAN KAKAO (Theobroma cacao).

Tags



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang
Lambangnya penurunan daya kecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih. Bahwa lambatnya penurunan daya kecambah benih coklat selama masih ada dalam buah disebabkan oleh derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi pada pulp. Sehingga secara osmotik menghalangi perkecambahan benih. Oleh sebab itu dalam mengecambahkan benih perlu dilakukan ekstaraksi untuk mempercepat perkecambahan, adapun media ekstraksi yang digunakan dapat berupa serbuk gergaji, abu dapur, sekam dan lain-lain.

1.2         Tujuan
Untuk mempelajari pengaruh media ekstraksi terhadap perkecambahan benih coklat

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah (Abror Y. Prabowo, 2012).
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kualitas benih yaitu:
a.              Kemurnian benih
Benih yang murni (tidak tercampur dengan varietas lain) dan homogen (tidak tercampur dengan kotoran) akan dapat memberikan kepastian jenis tanaman untuk yang dihasilkan dari benih tersebut.
b.             Daya kecambah dan kecepatan kecambah.
Daya kecambah atau tenaga tumbuh adalah daya untuk berkecambah yang dinyatakan dalam persen(%). Dan ini menyatakan viabilitas dari penelitian tersebut. Waktu yang diperlukan untuk berkecambah ini ternyata berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman benih kopi akan berkecambah setelah 4-6 minggu berada dipersemaian (yahmadi, 1980), sedangkan benih coklat dalam waktu 5-6 hari sudah berkecambah (situmorang, 1980).
c.              Kandungan air
Kandungan air yang terlalu banyak akan mengakibatkan benih menjadi cepat mati karena kekurangan oksigen atau o2, bercendawan atau rusak karena serangan hama terutama jika rusak lembaganya. Sebaliknya jika benih kekurangan air maka ia akan sulit untuk berkecambah. Sehubungan dengan adanya beberapa factor tersebut diatas perlu diupayakan adanya perlakuan-perlakuan tertentu sebelum biji/ benh dikecambahkan. Sehingga akan diperoleh benih dengan daya kecambah yang cukup tinggi dan berkualitas baik pula.
Biji/ benih coklat dibungkusi oleh daging biji atau leandir (pulp) yang disenangi oleh semut atau serangga. Untuk menjaga mutu benih maka sebelum dikecambahkan hendaknya pulp ini dihilangkan lebih dahulu dengan cara diaduk menggunakan media abu, diremas-remas dengan bantuan kain atau lap, kemudian dicuci dengan air. Yang penting adalah harus dijaga agar kulit tanduk biji tidak rusak karena perlakuan tersebut. Setelah digosok dengan abu, biji tersebut kemudian dicuci dengan air sampai bersih. Biji/benih coklat tidak mempunyai masa dorman, maka haru langsung dikecambahkan (situmorang, 1980).
Lambatnya penurunan daya kecambah (viabilitas) benih di dalam buah sering dihubungkan dengan adanya zat penghambat perkecambahan benih(raharjo, 1981). Hal yang sama juga dikemukan oleh chin (1980), bahwa lambatnya penurunnya daya kecambah benih coklat selama masih dalam buah disebabkan oleh derajat keasaman dan kandungan gula yang tinggi pada pulp. Sehingga secara osmotic mengahalangi perkecambahan benih. Oleh sebab itu dalam mengecambahkan benih perlu dilakukan ekstraksi untuk mempercepat perkecambahan. Adapun media ekstraksi yang digunakan dapat berupa serbuk gergaji, abu dapur, sekam dan lan-lain. (Prasetyo dkk, 2012)
Pemindahan jangan terlambat karena menyebabkan terputusnya akar tunggang.  Ukuran keranjang/polybag diameter 15 – 20 cm dan tinggi 30 – 35 cm. Polybag diisi dengan tanah kompos dan pasir (1 : 1), polybag berisi kecambah di susun teratur di atas tanah yang sedikit ditinggikan. Penyiraman dilakukan pagi dan sore , pemupukan  ZA 2 gram dilakukan 2 mg setelah bibit dipindah ke polybag. Pemindahan bibit ke kebun setelah berumur 4-6 bulan. Kakao lindak bisa lebih awal karena pertumbuhannya lebih cepat dari pada kakao mulia. Kriteria yang umum digunakan adalah bibit yang sedikitnya mempunyai 12 daun yang sudah tua, tinggi bibit > 50 cm dan diameter batang ± 1,5 cm. Sebelum bibit dipindah, dilakukan hardening (penarangan ) yaitu melatih bibit untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan di kebun.caranya dengan membuka atap bedengan secara bertahap sebulan sebelum dipindah (tiap minggu 25 %). Dihindari pemindahan bibir berumur > 8 bulan karena sebagian besar akarnya telah menembus polybag, pemindahan dilakukan musim hujan karena biasanya pertumbuhan awalnya mengalami stagnasi.(Hasan, 2012)


BAB III
METODOLOGI
3.1         Alat dan Bahan
Bahan dan alat yang digunakan adalah: Buah cacao, Polybag ukuran 15 x 10 cm, Serbuk gergaji, Abu dapur, Abu alang-alang, Tanah top soil, Pupuk kandang, Dithane M-45, Pemukul kayu dan Naungan.

3.2         Cara Kerja
1.             Menyiapkan bak perkecambahan dari plastik dengan ukuran minimal 30x50cm2 sebanyak 4 buah atau bak perkecambahan dari kayu dengan ukuran 50 x 100cm2.
2.             Mengisi bak perkecambahan dengan pasir halus yang telah diayak setebal 10-15 cm.
3.             Meletakkan bak yang telah diisi pasir tersebut dibawah naungan yang telah disiapkan terlebih dahulu, tepatnya dirumah kaca laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
4.             Menyiapkan benih dan memperlakukan dengan abu
5.             Mengambil buah coklat yang telah masak, buah benih coklat dipecah dengan menggunakan pisau, kemudian benih dipotong menjadi 3 bagian (1/3 bagian ujung, 1/3 bagian tengah, 1/3 bagian pangkal).
6.             Dalam memperlakukan benih dengan abu, yaitu campuran benih dengan abu yang telah diberi sedikit air, lalu digosok dengan pelan-pelan benih yang tercampur abu tersebut hingga merata, kemudian benih tersebut dicuci dengan air hingga bersih.
7.             Benih yang telah diperlakukan selanjutnya ditanam dalam bak perkecambahan dengan jarak tanam 3 x2 cm. Peletakkan masing-masing perlakuan dalam bak perkecambahan diacak, kemudian masing-masing perlakuan diberi label untuk memudahkan dalam pengamatan dan pasir dalam bak dibasahi.
8.             Melakukan penyiraman setiap pagi dan sore, dalam penyiraman agar diperhatikan untuk tidak merubah posisi benih yang telah ditanam tersebut.
9.             Membersihkan tempat perkecambahan tersebut dari gangguan herba yang tumbuh dengan menggunakan tangan secara hati-hati.
10.         Mengamati setiap hari benih yang dikecambahkan tersebut, dan mencatat apabila ada benih yang berkecambah untuk setiap perlakuan, pengamatan dilakukan sampai batas waktu yang telah ditentukan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Hasil
Ulangan
Sampel
Persentase beih berkecambah

M0
M1
M2
(I) 1
P
P
X
2
X
P
P
3
P
P
P
4
X
P
P
5
X
P
P
(II) 1
P
P
X
2
X
P
P
3
P
P
P
4
X
P
P
5
X
P
P
(III) 1
P
P
X
2
X
P
P
3
X
P
P
4
P
P
P
5
P
P
P


Ulangan (Sampel)
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun (Lembar)
Diameter Batang (mm)
Luas Daun (cm)
M0
M1
M2
M0
M1
M2
M0
M1
M2
M0
M1
M2
       I.            1
21
19.5
-
4
5
-
0.01
0.26
-
20.48
23.68
-
2
-
20
17
-
5
5
-
0.22
0.21
-
82.16
37.06
3
16
21
22
4
7
5
0.7
0.23
0.22
23.24
74.4
99.36
4
-
20
18.5
-
4
6
-
0.21
0.21
-
37.8
67.2
5
-
21.5
20
-
4
6
-
0.3
0.37
-
21.02
45.2
    II.            1
20.5
16.5
-
7
8
-
0.01
0.26
-
20.16
23.68
-
2
-
21
17.5
-
8
8
-
0.22
0.21
-
82.16
21.90
3
16.5
21.5
24
7
10
8
0.7
0.23
0.22
21.76
74.4
99.36
4
-
21
26
-
7
8
-
0.21
0.21
-
37.8
67.2
5
-
21.8
23.5
-
7
9
-
0.3
0.37
-
21.02
45.2
 III.            1
21
17
-
9
10
-
0.01
0.26

-
20.16
23.45
-
2
-
21
18
-
11
11
-
0.22
0.21
-
82
22.2
3
17
21.5
24.5
9
14
12
0.7
0.23
0.22
22.02
76.18
99.36
4
-
22
26
-
9
11
-
0.21
0.21
-
37.8
66.98
5
-
22
24
-
9
11
-
0.3
0.37
-
20.11
47.6

Tabel dari tinggi tanaman

1
2
3
Yi
m0
37
37
38
112
m1
102
101,8
103,5
307,3
m2
57,5
91
92,5
241
Y.j
196,5
229,8
234
660,3
Tabel Anava:
Sk
Db
Jk
Kt
F hit
F tab
Ulangam
2
-30104,2
-15052,1
-0,89106
6,944272
Perlakuan
2
-30104,2
-15052,1
-0,89106
6,944272
Galat
4
67569,38
16892,35


Total
8
7360,98



Karena F-hit < F-tab, maka tidak terdapat keragaman hasil tinggi tanaman dengan melakukan pemblokan maupun perlakuan ekstraksi.

Tabel Anava pada jumlah daun
Sk
db
jk
kt
f hit
f tab
ulangam
2
-4560
-2280
-0,83364
6,944272
perlakuan
2
-4560
-2280
-0,83364
6,944272
galat
4
10940
2735


total
8
1820




Tabel Anava pada diameter batang
Sk
db
jk
kt
f hit
f tab
ulangam
2
-19,011
-9,5055
-0,36021
6,944272
perlakuan
2
-19,011
-9,5055
-0,36021
6,944272
galat
4
105,5562
26,38905


total
8
67,5342




Tabel Anava luas daun
Sk
db
jk
kt
f hit
f tab
ulangam
2
-155402
-77701,1
-0,80026
6,944272
perlakuan
2
-155402
-77701,1
-0,80026
6,944272
galat
4
388378,4
97094,61


total
8
77573,94




4.2         Pembahasan
Perlakuan macam-macam media ekstraksi yang telah dilakukan untuk benih coklat ternyata seluruhnya memperoleh hasil yang ns (non signifikan). Hal ini karena perlakuan media ekstraksi tidak berpengaruh nyata dengan hasil peubah yang diamati, antara lain : tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, maupun luas daun. Kemungkinan ini terjadi paling mencolok adalah pada fase vegetatif nya. Tanaman yang digunakan sebagai sampel banyak yang mati sehingga persentase benih berkecambah kurang baik.
Media control benih yang tumbuh sedikit dan benih menjadi membusuk, sedangkan pada media ekstraksi serbuk gergaji benih lebih cepat tumbuh dan pertumbuhannya hampir serembuk, pertumbuhannya merata. Media ektrasi diberi perlakuan abu dapur menunjukkan pertumbuhan yang tidak seragam dan daya kecambahny kurang.
Namun, jika kita perhatikan sekali lagi pada fase awal benih berkecambah, terlihat sekali perbedaan yang mencolok antara media yang kontrol dengan yang dibuat perlakuan, yaitu keterlambatan media kontrol untuk berkecambah dibanding dengan media abu dan media serbuk gergaji. Dari ketiga media yang telah di lakukan dari data pengamatan bahwa media serbuk gergajilah yang baik antara kedua media lain.


BAB VI
KESIMPULAN
Dari ketiga media (control, abu dapur, dan s. Gergaji) menunjukkan bahwa media serbuk gergaji bagus untuk ekstraksi benih cacao. Pertumbuhan tanaman menggunakan media serbuh gergaji lebih cepat, menyusul abu dapur dan control. Media control (tanpa di beri perlakuan) tanaman tumbuh sedikit dan lambat tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan. 2012. Budidaya tanaman coklat. http://groups.yahoo.com/group/agromania/. Diakses pada 16 mei 2008.
Prabowo, A.Y. 2006. Pembibitan Tanaman Coklat.  http://docs.yahoo.com/info/terms/. Diakses pada 16 mei 2008.
Prasetyo, dkk. 2016. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu.
Prasetyo, dkk. 1997. Bahan Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan I. Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu.



EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system