LAPORAN AGROWIDYAWISATA
Kunjungan Agrowidyawisata di Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kepahyang
dan Kab. Rejang Lebong (Bengkulu)
Oleh:
ELDZA HERMINIA RAMADANI
E1J014139
DOSEN:
1.
Ir. MUKHTASAR, M. Si
2.
Dr. Ir. M. TAUFIK, MS
Selama dua hari dari tanggal 6-7 Mei 2017
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Kunjungan Agrowidyawisata di
Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kepahyang dan Kab.
Rejang Lebong
(Bengkulu)
Oleh:
ELDZA HERMINIA RAMADANI
E1J014139
Laporan ini disusun berdasarkan hasil
kunjungan agrowidyawisata selama dua hari pada tanggal 06-07 Mei 2017.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Lapangan
|
Ketua Jurusan Budidaya
Pertanian
|
Ir. Mukhtasar.
M. Si
|
Dr. Hesti Pujiwati
SP,M.Si.
|
NIP. 196504011990011001
|
NIP. 197711212006042001
|
BAB I
PENDAHULUAN
Agrowidyawisata adalah
mata kuliah pilihan
yang memiliki bebn SKS 1 dan diperuntukan untuk mahasiswa yang ingin menambah
wawasan (Panduan Akademik, 2014). Matakuliah
agrowidyawisata berbentuk praktikum kunjungan lapangan yang berwawasan
pertanian sesuai dengan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu. Pada kesempatan kali ini matakuliah ini dilaksanakan pada
tanggal 06-07 Mei 2017 dengan jumlah peserta 9 orang yang terdiri atas 4 cewek
dan 5 cowok dan dosen pembimbing sebanyak 2 orang. Kunjungan ini dilakukan di 3
kabupaten provinsi bengkulu yakni kabupaten Bengkulu tengah, Kepahyang dan
Kabupaten Rejang Lebong (Curup) dengan menempu perjalanan selama ± 3 jam dari
pusat kota.
Agrowidyawisata merupakan kegiatan wisata edukasi yang
berbasis pertanian. Dimana objek wisata yang dikunjungi merupakan wisata
agro/pertanian yang menyatu dengan keindahan alam. Agrowisata merupakan bagian
dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek
wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan
hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang
menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan
pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara
budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai
dengan kondisi lingkungan alaminya. Selain itu, agrowisata memiliki pengertian
yang sangat luas.
Mahasiswa harus terjun ke lapangan dan berwawancara
dengan petani untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi para petani agar
mahasiswa terbuka wawasannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi petani.
Mahasiswa juga dituntut untuk mengetahui proses penyemaian/pembibitan,
penanaman, pemeliharaan sampai dengan pemasaran hasil pertanian diseluruh
komoditas pertanian yang dikunjungi. Komoditas hortikultura Di Provinsi
Bengkulu merupakan komoditas yang lumayan banyak dikembangkan masyarakat, sebab
sebagian besar masyarakat di Provinsi Bengkulu berkerja di sektor pertanian.
Kawasan agrowisata sebagai sebuah sistem tidak
dibatasi oleh batasan-batasan yang bersifat administratif, tetapi lebih pada
skala ekonomi dan ekologi yang melingkupi kawasan agrowisata tersebut. Ini
berarti kawasan agrowisata dapat meliputi desa-desa dan kota-kota sekaligus,
sesuai dengan pola interaksi ekonomi dan ekologinya. Kawasan-kawasan pedesaan
dan daerah pinggiran dapat menjadi kawasan sentra produksi dan lokasi wisata
alam, sedangkan daerah perkotaan menjadi kawasan pelayanan wisata, pusat-pusat
kerajinan, yang berkaitan dengan penanganan pasca panen, ataupun terminal
agribisnis.
Tujuan dari kegiatan ini agar mahasiswa dapat mengetahui
benih yang digunakan oleh petani dan teknik budidaya yang dilakukan petani. Mahasiswa
mampu memecahkan masalah petani yang ada dilapangan dengan melalui penelitian.
Dan, mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan sekaligus
berrekreasi.
BAB II
LOKASI
KUNJUNGAN
1.
Cagar Alam (Bunga Rafflesia
Arnoldi), Taba Penanjung, Kab. Bengkulu Tengah
Bunga Rafflesia Arnoldi biasa mekar di Bengkulu Utara dan Bengkulu. Dalam
kesemptn kali ini bunga Rafflesia mekar di daerah Tabah Penanjung Liku Sembilan
dengan ketinggian di atas bukit. Jarak Tempuh untuk dapat mengunjungi bunga kebanggan
Bengkulu ini dari lokasi (titik kumpul) menuju bunga Rafflesia ± 25 m. Pada
saat kami berkunjung Bunga Rafflesia Arnoldi ini baru mekar sekitar 2 hari.
Bunga ini memiliki ciri khas adalah mengeluarkan bau yang tak sedap. Dengan di
dalam bunga tersebut banyak serangga yang mati yang biasanya menjadi sumber
makanan bagi buga ini. Bunga Rafflesia dapat dinikmati bentuknya sekitar 1
minggu setelah mekar dan lewat dari waktu itu bunga akan layu dan busuk.
2.
Pertanian Semiorganik (Kebun
Petani), Curup Kab. Rejang Lebong
Setelah mengunjungi bunga Rafflesia kami melanjutkan perjalanan kami ke
kebun petani dengan jarak tempuh dari lokasih bungan Rafflesia ± 1:30 jam.
Curup telah terasa begitu sejuk meski dinikmati pada tengah hari dengan
ketinggian 500-900 mdpl dan sangat cocok untuk produksi tanama hortikultura.
Petani yang kami kunjungi menanam berbagai tanaman hortikultura seperti
Bawang Merah, Tomat, beberapa Varietas Cabai, Kol bunga dan bawang daun. petani
yang kami kunjungi bernama Bapak Arkam. Pada kesempatan ini kami banyak sekali
diajarkan tentang budidaya maupun penanganan hama dan penyakit. Dari penjelasan
yang dijelaskan oleh Bapak Arkam hama yang paling sering menyerang adalah Trip,
Kutu Kebul, Antraknos. Antraknos adalah salah satu hama yang hingga saat ini
masih sangat sulit untuk diatasi. Selain itu tanaman cabe juga sering mengalami
busuk basah, layu fusarium dengan penanganan memusnakan tanaman yang terserang.
Menurut Bapak Arkam benih yang digunakan dalam bertani tidak ada yang buruk ,
ketidak berhasilan tergantung bagaimana petani menjaga dan merawat tanaman.
Sayuran yang termasuk Primatiga ( tahapan sayur sebelum menjadi sayuran organik
) yaitu diantaranya tanaman kubis, kol, dan wortel. Sedangkan tanaman yang
positif organik adalah tanaman labu siam dan selada darat. Bapak Arkm juga
menuturkan bahwa setiap ia melakukan pengolahan lahan ia telah menggunakan
pupuk organik namun masih sekalah kecil. Permasalahan yang belum bisa
dipecahkan pada para petani menurut bapak Arkam yakni Layu Fusarium yang mana
mereka belum dapat mencegah terjadinya layu Fusarium dan mereka hanya
memberantas setelah terjadinya layu Fusarium dengan cara mencabut tanaman yang
terinfeksi lalu dibakar atau dikubur.
3.
Kebun Bunga
Pada hari sabtu sehabis ke kebun petani seharusnya
kami kunjungan kekebun bunga namum karena lama kunjungan di kebun petani
akhirnya kami membatalkan mengunjungi kebun bunga karena keburuh jam makan
siang.
4.
Wisata Air Panas Suban
Wisata ini terdapat di curup tepatnya di kelurahan Cawan
Baru, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Terdapat wisata
bermacam-macam seperti pemandian air panas, air terjun dan kolam renang.
5.
Perkebunan dan Pengolahan Teh Di Kabawetan, Kepahiang
Pagi hari minggu kami bersiap untuk pulang dan mengunjui 1 tempat lagi
yakni kebun teh yang terletak di Kabawetan Provinsi Bengkulu. Kawasan
ini banyak di kungi oleh Masyarakat selain sejuk dari ketinggiannya kota
kepahyang dapat dipandang sedap oleh mata.
BAB III
ANALISIS DAN PROSPEK
1.
Bunga Rafflesia Arnoldi
Gambar 1. Bunga Rafflesia
Arnoldi
Gambar 2. Bunga Rafflesia
Arnoldi
Gambar 3. Diskusi dengan
petani
Gambar 4. Kawasan kebun
petani yang ditanam dengan Bawang Merah
Gambar 5. Bunga bawang merah
dapat dimakan
Gambar 6. Tanaman Cabai layu yang diakibatkan penyakit
layu Fusarium
Gambar 7. Tanaman Cabai tumpang sari dengan Tomat
Gambar 8. Tanaman Kol Bunga yang terserng penyakit
Gambar 9. Dikebun pertanaman hortikutura bapak Arkam
Gambar 10. Petak Tanaman bunga
Krisan Yang berwarna-warni
Gambar 11. Bunga Krisan yang
telah mekar
Gambar 12. Kawasan wisata
air suban
Gambar 13. Kebun teh Kabawetan- Kepahyang
Gambar 14. Kantor kebun teh kabawetan
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan yang telah
dilakukan selama 2 hari dapat disimpulkan bahwa kegiatan agrowidyawisata perlu
dilakukan agar para mahasiswa tidak hanya terfokus pada teori kuliah namun
langsung praktek kelapangan agar mahasiswa dapat secara langsung memahami
permasalahan-permasalahan pertanian yang sedah berlangsung. Setelah ditinjau
dari prospek usahatani sayuran di Curup, terutama milik Pak Arkam sudah mulai
berkembang dan berorientasi pada pertanian berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan. 2014. Buku Panduan Program Pendidikan Sarjana dan Diploma
Tahun Akademik 2014/2015. Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Ditjen Hortikultura. 2008. Produksi dan Luas Lahan Tanaman Hortikultura.
Direktorat Jendral Hortikultura. Kementrian Pertanian. Jakarta.
EmoticonEmoticon