BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Heritabilitas merupakan suatu tolak
ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan kesamaan sifat kepada
keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu diketahui karena dapat
membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang diinginkan.
Pengetahuan tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan
modal penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe
mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk
menerima perbaikan.
Pengetahuan
tentang besarnya keragaman genotipe dalam suatu populasi merupakan modal
penting dalam program pemuliaan tanaman, karena keragaman genotipe mencerminkan
besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan.
Populasi dengan keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota populasi
tersebut secara genetis relatif homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan
tanaman unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan besarnya kergaman
genotipe suatu populasi perlu diketahui komponen-komponen yng menyusun keragaan
individu tanaman penyusun populasi. Persilangan akan mengakibatkan
timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti
ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna
meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena
perbedaan macam persilangan
2.
Tujuan Praktikum
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan
heritabilitas arti luas dari karakter-karakter tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
Persilangan akan mengakibatkan
timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti
ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna
meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena
perbedaan macam persilangan. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu
tanaman merupakan perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari
tanaman tersebut (genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat
tumbuhnya. Secara sederhana hubungan tersebut dapat dilambangkan sebagai
berikut : P = G + E. Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan
besarnya sumbangan keragaman genotipe yang dinyatakan: H2=s2G/s2P
x 100% (Tim Penyusun. 2015).
Hubungan Heretabilitas dengan
penentuan metode seleksi yang akan diterapkan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bila nilai heritabilitas tinggi, maka metode seleksi yang
paling tepat digunakan adalah metode seleksi masssa, sebaliknya bila
rendah digunakan metode silsilah. 2. Bila ragam epistasi
tinggi, maka metode yang tepat adalah metode seleksi di antara famili dan
pemuliaan galur 3. Bila peran gen dominant lebih menonjol
maka program pemuliaan diarahkan untuk pembuatan galur silang-dalam untuk
membentuk hibrida. 4. Bila ragam interaksi genetic dan
lingkungan, maka program pemulia diarahkan untuk mendapatkan varietas yang
sesuai dengan wilayah ekologis tertentu. 5. Heritabilitas
dalam arti sempit dapat digunakan untuk menduga kemajuan genetic harapan akibat
seleksi (Allard, R. W, 1995).
Untuk dapat menaksir peran genotipa
dan lingkungan ini dapat dihitung melalui keragaman fenotipa pada suatu
populasi. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka keragaman fenotipa merupakan
jumlah dari keragaman yang disebabkan genotipa dan keragaman yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan.oleh karena yang ingin diketahui terutama tentang
pengaruh genotipa maka yang perlu dihitung hanya ratio keragaman genotipa
terhadap keragaman fenotipa. (Johnson and Rendel, 1966).
Metode seleksi merupakan proses yang
efektif untuk memperoleh sifat–sifat yang dianggap sangat penting dan tingkat
keberhasilannya tinggi (Kasno, 1992). Untuk mencapai tujuan seleksi, harus
diketahui antar karakter agronomi, komponen hasil dan hasil, sehingga seleksi
terhadap satu karakter atau lebih dapat dilakukan (Zen, 1995).
Menurut Poehlman (1983),
keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman pada hakekatnya sangat tergantung
kepada adanya keragaman genetik dan nilai duga heritabilitas. Sementara
itu Knight (1979) menyatakan bahwa pendugaan nilai keragaman genetik, dan nilai
duga heritabilitas bervariasi tergantung kepada faktor lingkungan.
BAB III
BAHAN DAN METODE
BAHAN DAN METODE
3.1
Bahan Dan Alat
Alat : Pengaris,Alat tulis,Buku
catatan
Bahan : Tanaman cabe
3.2 Cara Kerja
Pengamatan dilakukan dengan mengukur indikator genotipe
lebar daun, panjang daun, panjang tangkai, jumlah daun, sbb:
1.
jumlah daun diukur pada daun ketiga dari permukaan tanah hingga
daun tertinggi,yaitu di daerah tengah daun mengunakan mistar.
2.
Panjang daun diukur dari pangkal daun hingga ujung daun
mengunakan mistar.
3.
Panjang tangkai daun diukur dari ketiak daun hingga helai
daun muncul mengunakan mistar.
4. Jumlah daun dihitung mulai dari daun
pada tangkai ketiga hingga daun pada titik tumbuh tertinggi.
4.2 Pembahasan
Persilangan akan mengakibatkan
timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti
ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan
sifat. Keragaman yang dapat diamati pada suatu individu tanaman merupakan
perwujudan dari faktor genetis yang menjadi ciri bawaan dari tanaman tersebut
(genotipe) dan faktor lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya.
Analisis ragam yang kami lakukan
didasarkan pada beberapa variabel yang diamati lebar daun, panjang daun, dan
panjang tangkai. Analisis yang didapat menunjukkan bahwa ragam lingkungan maka
didapat nilai heritabilitas lebar daun tergolong rendah. variable panjang daun
memiliki ragam tinggi, variabel panjang tangkai bernilai ragam sedang.
Berdasarkan 3 variabel tersebut dapat dianalisis bahwa nilai ragam dan
heritabilitas maka fenotipe yang muncul pada setiap indikator tersebut lebih
cenderung dipengaruhi oleh faktor genetik daripada faktor lingkungan. Dengan
demikian apabila terjadi perbedaan penampilan antar genotipe cabe maka hal
tersebut disebabkan perbedaan genotipe pada cabe tersebut.
Nilai koefisien genetik pada cabai
pada lebar daun tergolong sempit dengan demikian cabe akan lebih cenderung
sulit mempertahankan genotipe lebar daun dari generasi kegenerasi berikutnya
karena dipengaruhi oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi indikator
panjang daun berkriteria sempit, dengan demikian juga cabe akan lebih sulit
mempertahankan genotipe panjang daun dari generasi kegenerasi berikutnya kaena
dipengaruhi oleh lingkungan secara nyata. Standar deviasi panjang tangkai
bernilai sempit yang berarti panjang tangkai ini akan bergantung dengan kondisi
lingkungan sehingga pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan terjadinya
perbedaan fenotipe pada tangkai daun.
Koefisien Keragaman genetik pada
indikator lebar daun yaitu luas, berdasarkan kriteria ini dapat dianalisis
bahwa lebar daun cabe akan memiliki keseragaman walaupun cukup
kecil antar genotipe. Hal ini berarti dimungkinkan cabe memiliki
lebar daun yang berbeda namun perbedaan tersebut tetap dipengaruhi oleh
genotipe cabe tersebut. koefisien Keragaman indikator panjang daun juga sangat
luas yang berarti keterkaitan panjang daun antar genotipe cukup beragam. Hal
ini memungkinkan bahwa persebaran panjang daun cabe akan mmiliki rentang
tinggi. Koefisien keragaman Indikator panjang tangkai berkriteria sangat luas,
yang berarti bahwa genotipe yang diamati memiliki keberagaman yang cukup tinggi
antar genotipe.
Koefisien Keragaman fenotipe atau
penampilan yang dapat diamati pada indikator lebar daun bernilai agak luas. Hal
ini berarti peran genotipe cukup sesuai dengan kenampakan fenotipe, dan rentang
antar tanaman cukup berbeda-beda. Nilai keragaman panjang daun berkriteria agak
luas yang berarti ada sedikit perbedaan kenampakan pada panjang daun disetiap
tanaman cabe. Tangkai daun pada tanaman cabe memiliki keragaman fenotipe yang
agak luas sehingga antar tanaman cabe pada tangkai daunnya dimungkinkan ada
persamaan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Heritabilitas merupakan nilai relative yang menunjukkan
besarnya sumbangan keragaman genotip dan Fenotipe. Untuk dapat menaksir
peran genotipe dan lingkungan ini dapat dihitung melalui keragaman fenotipa
pada suatu populasi.
2.
Nilai heritabilitas pada tanaman cabe yang diamati meliputi
panjang tangkai,lebar daun, dan panjang daun memiliki nilai heritabilitas yang
dikategorikan tinggi . berarti tanaman cabe dipengaruhi oleh faktor genetik dan
dapat diwariskan.
Nilai standar deviasi pada tanaman cabe yang diamati
meliputi,panjang tangkai,lebar daun,dan panjang daun, rata-rata memiliki
karakter yang sempit. Yang berarti tanaman cabe bergantung dengan
kondisi lingkungan sehingga pada keadaan lingkungan yang sama dimungkinkan
terjadinya perbedaan fenotipe.
Nilai keragaman genetik yang meliputi panjang
tangkai,panjang daun, dan lebar daun memiliki karakter sangat luas yang berarti
keberagaman panjang tangkai,panjang daun dan lebar daun pada setiap tanaman
cabe sangat tinggi.
Nilai koefisien keragaman fenotipik pada setiap indikator atau
vaariabel yang diamati memiliki karakter agak luas, yang berarti fenotipe
setiap yang meliputi tiap indikator pada tanaman cabe memungkinkan terjadinya
persamaan fenotipe.
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R. W, 1995. Pemuliaan Tanaman. Rineka
Cipta: Jakarta.
Johnson and Rendel, 1966. Nilai heritabilitas lima
komponen hasil kedelai dengan tiga metode pendugaan. Bogor
Kasno, A., 1992. Pemuliaan Tanaman Kacang-kacangan.
Hal 39-68 Dalam: Astanto Kasno, Marsum Dahlan, dan Hasnam (ed). Prosiding
Simposium Pemuliaan Tanaman I. Peripi. Komda Jawa Timur. p.307-317.
Knight, R. 1979. Quantitative genetics, statistics
and plant breeding. In G.M. Halloran, R. Knight, K.S. Mc
Whirter and D.H.B. Sparrow (ed.) Plant breeding. Australia
Vice Consellors Comite. Brisbane. p. 41- 78.
Poelhman,J.M.1983. Crop breeding a hungry word,in:
D.R. Wol(Ed.). Crop
Tim Penyusun.2015.Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman.
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu: Bengkulu.
Zen, S. 1995. Heritabilitas, Korelasi Genotipik dan Fenotipik
Karakter Padi Gogo. Zuriat 6 (1) : 25-31.
EmoticonEmoticon