Wednesday, June 8, 2016

Laporan Pratikum Fistum Zat Pengatur Tumbuh

Tags



PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah hormon tumbuhan sintetik yang diproduksi di pabrik dengan meniru karakter hormon tanaman. Oleh karena itu, meskipun ZPT itu sintetik, khasiat dan fungsinya sama dengan hormon yang diproduksi oleh tanaman. ZPT yang diproduksi sendiri oleh tanaman disebut phytohormone (hormon tanaman). Phytohormone adalah zat organik yang sintesis oleh tanaman , ditranslokasikan ke bagian tanaman lain dan dalam konsentrasi yang sangat rendah secara efektif mempengaruhi proses fisiologi tanaman. Ada beberapa kelompok phytohormone atau ZPT yaitu Auksin, Giberelin, Sitokinin, Etilen dan Asam absisi. Giberelin dan Sitokinin mempunyai fungsi merangsang pertumbuhan tanaman, baik dengan menambah jumlah sel( Sitokonin) atau menambah ukuran sel (Giberelin).
Apabila kelima kelompok itu mempunyai sifat memacu ( pertumbuhan , pembungaan , pembentukan klorofil, atau pengguran daun), ada jenis keenam yang sifatnya menghambat sesuai dengan sifatnya, ZPT yang sifatnya menghambat ini diberi nama retardan yang artinya adalah menghambat. Ada beberapa jenis retardan yang sudah digunakan secara komersial oleh petani atau penggemar bunga yaitu paclobutrazol, coumarin ,CCC dan ancymidol.
B.     TINJAUAN PUSTAKA / LANDASAN TEORI
Secara terminology, oleh para ahli fisiologi tumbuhan telah diberi batasan-batasan tentang zat pengatur tumbuh, hormone dan hara. Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah senyawa organic yang bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan.
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh tanaman tingkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ.
Interaksi dan perimbangan antara zat pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur. Penambahan auksin atau sitokinin eksogen, mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Level zat pengatur tumbuh endogen ini kemudian merupakan trigerring factor untuk proses-proses yang tumbuh dan morfogenesis (Taji, Kumar dan Lakshmanan, 2002).
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik.(Yoxx, 2008).
Hormone tumbuh  adalah zat organic yang dihasilkan oleh tanaman yang dalam kosentrasi rendahdapat mengatur proses fisiologis. Hormone  biasanya bergerak dari bagian tanaman yang menghasilkan menuju kebagian tanaman lainnya. Zat pengatur tumbuh didalam tanaman terdiri dari lima kelompok yaitu auksin, sitokinin, giberelin, inhibitor dan etilen yang memiliki cirri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis.
Auksin adalah senyawa yang dicirikan oleh kemampuannya dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel pada pucuk, dengan dicirikan oleh adanya Indole ring. Sedangkan yang dimaksud dengan giberellin adalah senyawa yang mengandung giban skeleton, yang mestimulasi pembelahan sel, perpanjangan sel atau keduanya.
 Zat pengatur tumbuh ketiga adalah sitokinin. Zat pengatur tumbuh ini adalah senyawa yang memiliki bentuk dasar Adenine (6-amino purin) yang mendukung terjadinya pembelahan sel. Zat pengatur tumbuh keempat yaitu etylen, merupakan senyawa yang sangat sederha sekali yang terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hodrogen.
Dalam keadaan normal zat pengatur tumbuh etylen ini akan membentuk gas, mempunyai peranan penting dalam proses pematangan buah dalam fase climacteric. Dan zat pengatur tumbuh yang lain yaitu   inhibitor. Inhibitor ini adalah kelompok zat pengatur tumbuh yang menghambat dalam proses biokimia dan fisiologis bagi keempat aktifitas zat pengatur tumbuh tersebut. (Abdi, 2009).
Auksin 2,4-D
Menurut Intan (2008), istilah auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Beberapa auksin dihasikan secara alami oleh tumbuhan, misalnya IAA (indoleacetic acid), PAA (Phenylacetic acid), 4-chloroIAA dan IBA (indolebutyr icacid) dan beberapa lainnya merupakan auksin sintetik, misalnya NAA (napthalene acetic acid), 2,4 D (2,4 dichlorophenoxyacetic acid) dan MCPA (2-methyl-4 chlor ophenoxyacetic acid).
Beberapa proses bekerjanya auksin pada tumbuhan adalah sebagai berikut : pertama auksin turut serta dalam reaksi molekuler. Auksin bekerja sepertinya bekerjanya koenzim dalam pertumbuhan tanaman. Kedua auxin mempengaruhi enzim. Auksin bekerja sebagai zat pelindung bagi enzim dari inaktivasi. Auksin mempengaruhi DNA sehingga aktif dalam sintesis protein. Ketiga auksin mempengaruhi tekanan osmotic tumbuhan. Auksin akan menaikkan tekanan osmotic tumbuhan sehingga akan menaikkan.
 Proses penyerapan air oleh tumbuhan. Keempat auksin akan memperpanjang/mengembangkan ukuran sel. Penjelasan secara Secara sederhana adalah bahwa auksin akan melunakkan dinding sel sehingga terjadi kenaikkan penyerapan air oleh sel yang akan berakibat sel mengembang dan kelima auksin menaikkan penyerapan H20. (Fitriaji, 2009).
 Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsang dari melalui regulasi fisiologis berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA. Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif.
 Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, batang perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormon. (Wikipedia, 2012)
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Ada dua jaringan tumbuhan yang kita kenal yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristam adalah jaringan yang terus-menerus membelah. Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder (Lakitan B, 2004).  
C.    TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan pratikum kali ini adalah memplajari pengaruh beberapa jenis ZPT terhadap pertumbuhan tanaman mentimun



BAHAN DAN METODE
A.    Bahan dan Alat pratikum
Alat yang digunakan pada pratikum ini meliputi : polibag, ember, gelas ukur 1000 ml, meteran kain dan handsprayer. Bahan yang diperlukan dalam percobaan adalah : pupuk kandang ,pupuk NPK , larutan ZPT (A, B, dan C).
B.     CARA KERJA
1.Menyiapkan 4 polibag untuk tiap kelompok. Beri label A, B, C, dan D untuk masing-masing polibag. Isi polibag dengan media campuran antara top soil dan pupuk kandang.
2.Menanam 2 benih mentimun ke dalam tiap polibag. Menyiram media tanam dengan air sampai mencapai kapasitas lapang setiap 3 hari.
3.Melarutkan 10 g pupuk NPK mutiara ke dalam 10 L air. Menyiram media tanam sebanyak 1 liter setiap 3 hari. Memberikan larutan pupuk diberikan setelah media diseram dengan air . tunggu sampai benih berkecambah.
4.Menyiapkan 3 handsprayer dan beri label A, B, C, dan D. Isi handsprayer dengan larutan A, B, C dan D akan di siapkan oleh coass
5.Pada umur 2 minggu setelah tanam( MST) tanaman disemprot dengan larutan ZPT yang telah disiapkan, sesuai dengan labelnya. Misal polibag berlabel A disemprot dengan larutan A. Ulangi penyemprotan pada 3 HST dan 4 HST.
6.Amati apa yang terjadi. Ukur tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas tanaman dan panjang ruas. Pengukuran dilakukan pada 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 MST




HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan



Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh ZPT Minggu ke-1
Pengamatan
Perlakuan
Paclobutrazol
GA3
Kontrol
Tanaman
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tinggi Tnm
16
15
15
15
14
15
17
16
16
Jumlah daun
5
5
4
5
5
5
5
5
5
Jumlah Ruas
3
3
2
3
3
3
3
3
3


Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengaruh ZPT Minggu ke-2
Pengamatan
Perlakuan

Paclobutrazol
GA3
Kontrol
Tanaman
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tinggi Tnm
51
39,5
32,4
45
30
36
53
55
49
Jumlah daun
6
5
4
6
5
6
7
6
6
Jumlah Ruas
5
4
3
6
4
5
6
5
5



Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengaruh ZPT Minggu ke-3
Pengamatan
Perlakuan
Paclobutrazol
GA3
Kontrol
Tanaman
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tinggi Tnm
60
50
38
30
50
40
22
40
35
Jumlah daun
9
8
7
5
8
5
6
8
7
Jumlah Ruas
7
6
6
5
6
5
4
5
5


Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengaruh ZPT Minggu ke-4
Pengamatan
Perlakuan
Paclobutrazol
GA3
Kontrol
Tanaman
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Tinggi Tnm
67
56
38
51
36,5
47
61
72
34
Jumlah daun
8
7
6
8
6
7
8
8
3
Jumlah Ruas
8
7
5
7
6
7
7
8
3

B.      Pembahasan
      Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui bahwa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang berperan penting dalam mengatur  pertumbuhan dan perkembangan tanamanZPT (Zat Pengatur Tumbuh) adalah  zat yang dihasilkan secara buatan (sintetis) dengan campur tangan manusia ataupun melalui rekayasa dan biasanya ZPT ini berhubungan dengan kimia. Secara umum hormon adalah molekul-molekul yang kegiatannya mengatur reaksi-reaksi metabolik penting. Molekul-molekul tersebut dibentuk di dalam organisme dengan proses metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi. Hormon tumbuhan merupakan senyawa organik yang disentesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis.
Dari hasil percobaan yang dilakukan hasil yang diperoleh dari 3 perlakuan yaitu paclobutrazol, GA3 dan control data yang didapat berbeda-beda. Dimana pada tanaman yang disemprot menggunakan pacloblutrazol mengalami data yang baik, yaitu tinggi tanaman sangat berkembang dengan baik, sedangkan pada tanaman yang disemprot menggunakan GA3 justru mengalami pertumbuhan atau pun tinggi tanaman yang lebih rendah dari paclobutrazol.
Sedangkan menuirut teori paclobutrazol adalah zat pengatur tumbuh yang berperan untuk menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan GA3 yaitu berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman. Namun pada hasil pengamatan yang ada justru pada perlakuan pacloburazol mengalami pertumbuhan yang baik dibanding GA3,  hal ini terjadi karena adanya kesalahan .


PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa ZPT berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu juga diketahui bahwa GA3 sangat berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman sedangkan paclobutrazol adalah penghambat tumbuhnya tanaman

B.     Saran
            Setiap praktikan yang melakukan percobaan ini harus melakukan pengamatan secara teliti agar tidak terjadi kesalahan. 

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 1982. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung.
Campbell. 2001. Anatomi tumbuhan. Wiroblos : Yogyakarta.
Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia: Jakarta.
Darmawan, Januar. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Suryandaru: Semarang.
Gardner, F.P., Perce, R.B., and Mitchell, R.L., 1985,  Physiology of Crop Plants,  The Iowa State University Press.
Kusumo, S. 1984. ZatPengaturTumbuhTanaman. Soeroengan. Jakarta.
Wareing, P.F. dan Philips, I. D.J. 1981.The Control of Growth and Differentiation in Plant.Pergamon Press. Oxford .
Winarno, F.G. dan Moehammad, A. 1979. FisiologiLepasPanen. Sastra Budaya. Jakarta.



Disqus Shortname

Comments system