A.
PENDAHULUAN
Mekanisasi pertanian dalam arti luas
bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan
produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin
pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas,
produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman
dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi
pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam
pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan
teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang
disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa
disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya
dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian
baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka ( Hamilton dkk,1996).
Pengelolaan lahan,
pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta
pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi
aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional. Pengembangan
teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika
teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti
akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita
wujudkan (Siahan,2001).
Lahan kering merupakan
potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di Indonesia.
Areal lahan kering di Indonesia mencapai 52.4 juta ha yang tersebar di pulau
Jawa dan Bali (7.1 juta ha), Sumatra (14.8 juta ha), Kalimantan (7.4 juta ha),
Sulawesi (5.1 juta ha), Maluku dan Nusa Tenggara (6.2 juta ha), serta Papua
(11.8 juta ha). Untuk memanfaatkan potensi yang ada, perlu dilakukan pengolahan
tanah yang merupakan awal dari kegiatan
pada budidaya pertanian. Kegiatan pengolahan tanah ini perlu diupayakan secara
efektif dan efisien, karena akan mempengaruhi kualitas pengolahan tanah, waktu
kerja pengolahan tanah, dan produksi hasil pertaniannya, sehingga diharapkan
potensi lahan kering yang besar dapat dimanfaatkan secara maksimal (Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1998).
Lahan kering biasanya
dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura, karena tanaman hortikultura tidak
memerlukan air yang melimpah saat pembudidayaannya. Pembudidayaan tanaman
hortikultura seperti jagung, sayuran dan
tanaman hias sangat perlu dilakukan karena potensi lahan kering yang melimpah,
sebagai bahan makanan yang penting, dan sebagai tanaman hias sehingga
berpotensi sebagai komoditas ekspor (Haerani, 2001).
Di Indonesia, budidaya
tanaman hortikultura masih banyak dilakukan secara konvensional dengan
menggunakan tenaga manusia (manual). Oleh karena itu penggunaan mesin-mesin pengolahan
tanah merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan produksi, hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan para petani terhadap perkembangan
teknologi sehingga membuat lebih
mengutamakan pengolahan tanah secara manual (Haerani, 2001).
Pengolahan tanah
biasanya digunakan alat dengan tenaga tarik hewan atau menggunakan tenaga
traktor. Penggunaan tenaga tarik traktor akan meningkatkan kapasitas kerja dan
hasil yang didapatkan pada pengolahan akan lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan hewan (Haerani, 2001).
Menurut Daywin dkk,
(1999) tujuan utama dari penggunaan mesin-mesin dibidang pertanian adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja petani dan mengubah pekerjaan berat menjadi
lebih ringan. Kegiatan pengolahan tanah pada lahan kering untuk tanaman
hortikultura merupakan kegiatan yang cukup berat, kegiatan ini memerlukan waktu
dan tenaga serta biaya yang cukup besar. Mekanisasi pertanian dapat
meningkatkan kualitas hasil produksi (Haerani, 2001).
Tanah
merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan utama yaitu
bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah
tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan perlakuan
terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah
keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat
fisik, kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhannya
menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang
terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah,
dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat
kepadatan tanah (Yuswar, 2004).
Pengolahan tanah adalah
semua pekerjaan pendahuluan sebelum tanam untuk membuat tanah dalam keadaan
sebaik-baiknya guna pertumbuhan perakaran sampai pada keadaan siap ditanami
(Mundjono, 1989).
Pengolahan tanah adalah
semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses penanaman. Tujuan utama dari
pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum mungkin. Sebagai awal kegiatan
budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilakukan, kegiatan ini perlu
diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena menyangkut kualitas hasil
dan ketepatan waktu pengolahan tanah (Mundjono, 1989).
Kegiatan pengolahan
tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I (Primary tillage) dan
pengolahan tanah II (Secondary tillage). Kegiatan pengolahan tanah
pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan
agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari, guna proses pelapukan
sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma dan siap untuk masuk ke
pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra
(proses penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh tanaman yang
baik (Kuipers dan Kowenhopn, 1983).
Dalam
pengolahan lahan sampai lahan tersebut siap untuk ditanami mengalami beberapa
proses. Tergantung jenis lahan yang mau diolah. Ada dua jenis lahan yang dapat
diolah menggunakan traktor roda dua yaitu lahan basah atau sawah dan lahan
kering atau lahan yang biasa ditanami sayur-sayuran. Pada lahan sawah
memerlukan tiga tahapan proses perlakuan dengan menggunakan implemen traktor
roda dua hingga lahan siap untuk ditanami. Tahapan itu adalah pembajakan,
pengglebekan, dan penggaruan. Sementara pada lahan kering hanya memerlukan dua
tahapan yaitu pembajakan dan penggaruan atau pengglebekan tergantung jenis
tanah pada lahan kering tersebut dan kebiasaan masyarakat sekitar (Yuswar,
2004).
B.
TUJUAN
Menperoleh
keterampilan dasar pengolahan tanah menggunakan traktor mini dengan bajak
piring dan traktor tangan dengan bajak singkal.
Mengolah tanah dengan Traktor
mini:
1.
Diposisikan traktor dengan sedemikian
rupa sehingga tangkai penghubung implement yang terdapat pada bagian belakang
traktor dalam posisi yang mudah untuk penggandengan bajak poringan.
2.
Dipasang kedua tangkai penghubung bawah
dengan bajak piringan dengan metode trhee-point hitch, kemudian memasang pasak
pada kedua titik gandengan dan kunci pasak tersebut dengan ring yang terdapat
pada pasak.
3.
Setelah bajak piringan tergandeng dengan
aman, menghidup mesin traktor dan mengangkat bajak piringan dengan menindahkan
tuas pengendali hydrolik ke posisi mengangkat implement.
4.
Dijalankan traktor menuju lahan yang
akan dioleh.
5.
Diposisikan traktor pada tepi kanan
lahan, kemudian menurunkan bajak dengan memindahkan tuas kendali hydrolik ke
posisi menurunkan implement.
6.
Mengjalankan traktor dengan pola
melingkar kedalam.
7.
Pada setiap ujung belokan, bajak harus
diangkat dan diturunkan kembali setelah traktor dalam posisi erjalan lurus.
8.
Pada putaran berikutnya, posisikan
traktor hingga roda kanan masuk kedalam parit bekas bajakan sebelumnya (hal ini
tidak berlaku pada saat membelok.
Mengolah
tanah dengan traktor tangan.
1.
Memposisikan traktor sedemikian rupa
sehingga bajak singkal mudah untuk digandengkan dengan traktor.
2.
Dipasang bajak dengan menghubungkan
kepala bajak kesalah satu dari tiga lubang gandengan yang terdapat pada
kerangka traktor dibawah stang kemudi.
3.
Dipasangkan pasak gandengan dan kunci
dengan ring pasak agar tidak lepas.
4.
Kedudukan bajak dan kerangka traktor
harus diusahakan dalam posisi horizontal agar pelumasan/pendinginan diesel
tidak terganggu dan operasional menjadi stabil.
5.
Mengatur ulir pengatur yang tersedia
pada bajak untuk memperoleh kedalaman pembajakan yang dikehendaki.
6.
Memposisikan traktor pada tepi kanan
lahan, kemudian menurunkan bajak.
7.
Menjalankan traktor dengan pola
melingkar kedalam.
8.
Pada setiap ujung belokan, bajak harus
diangkat dan diturunkan kembali setelah traktor dalam posisi berjalan lurus.
9.
Pada putaran berikutnya diposisikan
traktor hingga roda kanan masuk kedalam parit bekas bajakan sebelumnya(hal ini
tidak berlaku pada saat membelok).
C.
PENGAMATAN
Efesiensi dan kesempurnaan
pengolahan lahan dengan traktor tergantung dari kondisi dan bentuk lahan yang
akan diolah. Dalam pelaksaan pengolahan tanah dengan traktor baik traktor mini
mau pun traktor tangan pola yang digunakan adalah circuitous pattern (pola
keliling).
D.
PEMBAHASAN
Dalam pratikum kali ini
praktikan dilatih untuk trampil mengolah tanah dengan menggunakan traktor
tangan dan traktor mini. Sebelum mengoperasikan pratikan harus mengperhatikan
terlebi dahu pemeriksaan
kondisi traktor dapat diketahui sejak dini. pengolahan tanah pertama (primary tillage) dilakukan dilahan kering dengan memotong
dan membalik tanah dengan kedalaman > 15 cm agar sisa tanaman di
permukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Pola yang digunakan adalah circuitous pattern sesuai untuk lahan olah yang tidak terlalu lebar namun memanjang dengan
peralatan bajak singkal
maupun bajak piringan. Pengolahan dimulai dari tepi
lahan dan bergerak memutar ke kiri ke arah tengah
lahan sehingga tanah
terbalik arah luar lahan. Penglolahan dimulai dari tengah dan bergerak
memutar ke kanan ke arah
luar lahan sehingga tanah terbalik ke arah luar lahan.
Pada traktor mini implement yang digunakan adalah bajak
piringan, dengan mengunakan pola circuitous pattern. Kedalam bajak piring bisa di sesuaikan dengan kondisi
lahan yang ada, dengan memindahkan tuas pengendali hydrolik.
Sedangkan traktor tangan implement yang digunakan adalah bajak singkal
dengan menggunakan pola yang sama circuitous pattern. Mejalankan traktor dengan
pola melingkar kedalam serta berlawanan jarum jam. Kedalaman mata bajak dapat
diatur sesuai yang dikehendaki.
1.
KESIMPULAN
Dengan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengolahan tanah menggunakan hand traktor dengan
implement bajak singkal
2.
Untuk
traktor roda empat ( tractor mini ) implement yang digunakan adalah bajak
piringan.
3.
Pengolahan
tanah dengan menggunakan traktor mini dan traktor tangan ini menggunakan pola
melingkar kedalam (circuitous
pattern).
DAFTAR
PUSTAKA
Daywin
, F.J dan R.G Sitompul dan Imam Hidayat. 1999. Mesin-mesin budidaya pertanian
lahan kering. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Haerani,
A. 2001. Kajian Awal Perancangan Alat dan Mesin untuk Budidaya Sayuran,
Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, IPB. Bogor.
Haryadi, S.S.1989. Dasar-dasar Hortilkultura.Jurusan
Budidaya Pertanian.IPM, Bogor.
Kuipers, H . dan L. Kowenhopn. 1983. Pengolahan
Tanah ; Aplikasi Pengukuran Lapangan.
Agricultural University Wageningen – Brawijaya University, Malang.
Mundjono.1989.
Pengolahan tanah cara gejlokan sebagai alternatif menanggulangi terbatasnya
penyediaan bibit tebu. Prosiding Seminar Budidaya Tebu Lahan Kering . Pasuruan
, 23-25 November 1988.
Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1998. Statistik Pertanian. Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat.Bogor.
Yuswar, Yunus. 2004. Perubahan Beberapa Sifat FIsik
Tanah dan Kapasitas Kerja Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal pada Berbagai
Kadar Air Tanah. Tesis. Program Pasc
1 comments so far
Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500.000.000.000 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.
EmoticonEmoticon