Saturday, October 22, 2016

laporan mekanisasi pertanian(mekan) Acara IV PENGOLAHAN TANAH DENGAN TRAKTOR

Tags



A.           PENDAHULUAN
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka ( Hamilton dkk,1996).
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional. Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
Lahan kering merupakan potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian di Indonesia. Areal lahan kering di Indonesia mencapai 52.4 juta ha yang tersebar di pulau Jawa dan Bali (7.1 juta ha), Sumatra (14.8 juta ha), Kalimantan (7.4 juta ha), Sulawesi (5.1 juta ha), Maluku dan Nusa Tenggara (6.2 juta ha), serta Papua (11.8 juta ha). Untuk memanfaatkan potensi yang ada, perlu dilakukan pengolahan tanah  yang merupakan awal dari kegiatan pada budidaya pertanian. Kegiatan pengolahan tanah ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, karena akan mempengaruhi kualitas pengolahan tanah, waktu kerja pengolahan tanah, dan produksi hasil pertaniannya, sehingga diharapkan potensi lahan kering yang besar dapat dimanfaatkan secara maksimal (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1998).
Lahan kering biasanya dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura, karena tanaman hortikultura tidak memerlukan air yang melimpah saat pembudidayaannya. Pembudidayaan tanaman hortikultura seperti jagung,  sayuran dan tanaman hias sangat perlu dilakukan karena potensi lahan kering yang melimpah, sebagai bahan makanan yang penting, dan sebagai tanaman hias sehingga berpotensi sebagai komoditas ekspor (Haerani, 2001).
Di Indonesia, budidaya tanaman hortikultura masih banyak dilakukan secara konvensional dengan menggunakan tenaga manusia (manual). Oleh karena itu penggunaan mesin-mesin pengolahan tanah merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan produksi, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan para petani terhadap perkembangan teknologi sehingga  membuat lebih mengutamakan pengolahan tanah secara manual (Haerani, 2001).
Pengolahan tanah biasanya digunakan alat dengan tenaga tarik hewan atau menggunakan tenaga traktor. Penggunaan tenaga tarik traktor akan meningkatkan kapasitas kerja dan hasil yang didapatkan pada pengolahan akan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan hewan (Haerani, 2001).
Menurut Daywin dkk, (1999) tujuan utama dari penggunaan mesin-mesin dibidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan mengubah pekerjaan berat menjadi lebih ringan. Kegiatan pengolahan tanah pada lahan kering untuk tanaman hortikultura merupakan kegiatan yang cukup berat, kegiatan ini memerlukan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup besar. Mekanisasi pertanian dapat meningkatkan kualitas hasil produksi (Haerani, 2001).
Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air dan perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik, kimia, dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhannya menentukan produktifitas tanah. Pada tanah pertanian, sifat mekanis tanah yang terpenting adalah reaksi tanah terhadap gaya-gaya yang bekerja pada tanah, dimana salah satu bentuknya yang dapat diamati adalah perubahan tingkat kepadatan tanah (Yuswar, 2004).
Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum tanam untuk membuat tanah dalam keadaan sebaik-baiknya guna pertumbuhan perakaran sampai pada keadaan siap ditanami (Mundjono, 1989).
Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses penanaman. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum mungkin. Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya dilakukan, kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena menyangkut kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah (Mundjono, 1989).
Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I (Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage). Kegiatan pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari, guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan dan mencampur  bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh tanaman yang baik (Kuipers dan Kowenhopn, 1983).
Dalam pengolahan lahan sampai lahan tersebut siap untuk ditanami mengalami beberapa proses. Tergantung jenis lahan yang mau diolah. Ada dua jenis lahan yang dapat diolah menggunakan traktor roda dua yaitu lahan basah atau sawah dan lahan kering atau lahan yang biasa ditanami sayur-sayuran. Pada lahan sawah memerlukan tiga tahapan proses perlakuan dengan menggunakan implemen traktor roda dua hingga lahan siap untuk ditanami. Tahapan itu adalah pembajakan, pengglebekan, dan penggaruan. Sementara pada lahan kering hanya memerlukan dua tahapan yaitu pembajakan dan penggaruan atau pengglebekan tergantung jenis tanah pada lahan kering tersebut dan kebiasaan masyarakat sekitar (Yuswar, 2004).

B.            TUJUAN
Menperoleh keterampilan dasar pengolahan tanah menggunakan traktor mini dengan bajak piring dan traktor tangan dengan bajak singkal.
C.            PROSEDUR KERJA
Mengolah tanah dengan Traktor mini:
1.              Diposisikan traktor dengan sedemikian rupa sehingga tangkai penghubung implement yang terdapat pada bagian belakang traktor dalam posisi yang mudah untuk penggandengan bajak poringan.
2.              Dipasang kedua tangkai penghubung bawah dengan bajak piringan dengan metode trhee-point hitch, kemudian memasang pasak pada kedua titik gandengan dan kunci pasak tersebut dengan ring yang terdapat pada pasak.
3.              Setelah bajak piringan tergandeng dengan aman, menghidup mesin traktor dan mengangkat bajak piringan dengan menindahkan tuas pengendali hydrolik ke posisi mengangkat implement.
4.              Dijalankan traktor menuju lahan yang akan dioleh.
5.              Diposisikan traktor pada tepi kanan lahan, kemudian menurunkan bajak dengan memindahkan tuas kendali hydrolik ke posisi menurunkan implement.
6.              Mengjalankan traktor dengan pola melingkar kedalam.
7.              Pada setiap ujung belokan, bajak harus diangkat dan diturunkan kembali setelah traktor dalam posisi erjalan lurus.
8.              Pada putaran berikutnya, posisikan traktor hingga roda kanan masuk kedalam parit bekas bajakan sebelumnya (hal ini tidak berlaku pada saat membelok.
Mengolah tanah dengan traktor tangan.
1.             Memposisikan traktor sedemikian rupa sehingga bajak singkal mudah untuk digandengkan dengan traktor.
2.             Dipasang bajak dengan menghubungkan kepala bajak kesalah satu dari tiga lubang gandengan yang terdapat pada kerangka traktor dibawah stang kemudi.
3.             Dipasangkan pasak gandengan dan kunci dengan ring pasak agar tidak lepas.
4.             Kedudukan bajak dan kerangka traktor harus diusahakan dalam posisi horizontal agar pelumasan/pendinginan diesel tidak terganggu dan operasional menjadi stabil.
5.             Mengatur ulir pengatur yang tersedia pada bajak untuk memperoleh kedalaman pembajakan yang dikehendaki.
6.             Memposisikan traktor pada tepi kanan lahan, kemudian menurunkan bajak.
7.             Menjalankan traktor dengan pola melingkar kedalam.
8.             Pada setiap ujung belokan, bajak harus diangkat dan diturunkan kembali setelah traktor dalam posisi berjalan lurus.
9.             Pada putaran berikutnya diposisikan traktor hingga roda kanan masuk kedalam parit bekas bajakan sebelumnya(hal ini tidak berlaku pada saat membelok).
 



C.           PENGAMATAN
Efesiensi dan kesempurnaan pengolahan lahan dengan traktor tergantung dari kondisi dan bentuk lahan yang akan diolah. Dalam pelaksaan pengolahan tanah dengan traktor baik traktor mini mau pun traktor tangan pola yang digunakan adalah circuitous pattern (pola keliling).

D.           PEMBAHASAN
Dalam pratikum kali ini praktikan dilatih untuk trampil mengolah tanah dengan menggunakan traktor tangan dan traktor mini. Sebelum mengoperasikan pratikan harus mengperhatikan terlebi dahu pemeriksaan kondisi traktor dapat diketahui sejak dini. pengolahan tanah pertama (primary tillage) dilakukan dilahan kering dengan memotong dan membalik tanah dengan kedalaman > 15 cm agar sisa tanaman di permukaan tanah dapat terbenam di dalam tanah. Pola yang digunakan adalah circuitous pattern sesuai untuk lahan olah yang tidak terlalu lebar namun memanjang dengan peralatan bajak singkal maupun bajak piringan. Pengolahan dimulai dari tepi lahan dan bergerak memutar ke kiri ke arah tengah lahan sehingga tanah terbalik arah luar lahan. Penglolahan dimulai dari tengah dan bergerak memutar ke kanan ke arah luar lahan sehingga tanah terbalik ke arah luar lahan.
Pada traktor mini implement yang digunakan adalah bajak piringan, dengan mengunakan pola circuitous pattern. Kedalam bajak piring bisa di sesuaikan dengan kondisi lahan yang ada, dengan memindahkan tuas pengendali hydrolik.
Sedangkan traktor tangan implement yang digunakan adalah bajak singkal dengan menggunakan pola yang sama circuitous pattern. Mejalankan traktor dengan pola melingkar kedalam serta berlawanan jarum jam. Kedalaman mata bajak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.

1.             KESIMPULAN
Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.             Pengolahan tanah menggunakan hand traktor dengan implement bajak singkal
2.             Untuk traktor roda empat ( tractor mini ) implement yang digunakan adalah bajak piringan.
3.             Pengolahan tanah dengan menggunakan traktor mini dan traktor tangan ini menggunakan pola melingkar kedalam (circuitous pattern).


DAFTAR PUSTAKA
Daywin , F.J dan R.G Sitompul dan Imam Hidayat. 1999. Mesin-mesin budidaya pertanian lahan kering. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Haerani, A. 2001. Kajian Awal Perancangan Alat dan Mesin untuk Budidaya Sayuran, Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian, IPB. Bogor.
Haryadi, S.S.1989. Dasar-dasar Hortilkultura.Jurusan Budidaya Pertanian.IPM, Bogor.
Kuipers, H . dan L. Kowenhopn. 1983. Pengolahan Tanah  ; Aplikasi Pengukuran Lapangan. Agricultural University Wageningen – Brawijaya University, Malang.
Mundjono.1989. Pengolahan tanah cara gejlokan sebagai alternatif menanggulangi terbatasnya penyediaan bibit tebu. Prosiding Seminar Budidaya Tebu Lahan Kering . Pasuruan , 23-25 November 1988.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1998. Statistik Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.Bogor.
Yuswar, Yunus. 2004. Perubahan Beberapa Sifat FIsik Tanah dan Kapasitas Kerja Traktor Akibat Lintasan Bajak Singkal pada Berbagai Kadar Air Tanah. Tesis. Program Pasc

1 comments so far

Saya akan merekomendasikan siapa pun yang mencari pinjaman Bisnis ke Le_Meridian, mereka membantu saya dengan pinjaman Empat Juta USD untuk memulai bisnis Quilting saya dan itu cepat. Ketika mendapatkan pinjaman dari mereka, mengejutkan betapa mudahnya mereka bekerja. Mereka dapat membiayai hingga jumlah $ 500.000.000.000 (Lima Ratus Juta Dolar) di wilayah mana pun di dunia selama ada 1,9% ROI yang dapat dijamin pada proyek tersebut. Prosesnya cepat dan aman. Itu benar-benar pengalaman positif. Hindari penipu di sini dan hubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di. lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. WhatsApp ... + 19893943740. jika Anda mencari pinjaman bisnis.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system