Monday, March 26, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA Acara I dan V Kualitas Produk Tanaman Hortikultura dan Kriteria Panen dan Bagian Ekonomis Tanaman Hortikultura



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Produk hortikultura memiliki ciri antara lain dipanen dalam keadaan segar dengan tingkat kadar air tinggi. Kadar air sangat berpengaruh pada kesegaraan, kualitas dan harga produk. Pada buah-buahan kualitas produk juga sering dikaiatkan dengan rasa manis, kandungan vitamin, warna, atau bentuk. Tingkat kematangan buah dapat diketahui dengan berbagai metode termasuk dengan menggunakan konsep growing degree-days. Pengetahuan tentang hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan nilai ekonomis tanaman tersebut.
Kualitas produk tanaman hortikultura memegang peran penting karena sangat mempengaruhi harga jual. Pada tanaman sayuran kualitas visual yang berpengaruh antara lain tingkay kesegaran, tekstur, warna, dan erenyahan. Kesegaran sayuran diperoleh bila kandungan air dalam produk memungkinkan tingkat turgor sel yang tinggi, tekstur, warna dan kerenyahan banyak dipengaruhi tingkat perkembangan bagian tanaman yang berangutan, semain tua umur tanaman maka tekstur umumnya semakin tua, liat, kurang renyah. Warna juga menjadi tidak mearik lagi. Hal ini tentunya berimplikasi pada keharusan memilih saat panen yang tepat. Kriteria panen juga dipengaruhi oleh penggunaan produk dan jarak antara tempat produksi dengan pasar, pada taanamn buah pemilihan buah dapat dilakukan secar visual (melihat perubahan warna), secara manual (dengan menepuk) atau berdasarkan perubahan aroma.
Tidka semua bagian tanaman memiliki nilai ekonomis melainkan bagian dikesumsi saja bernialai ekonomis. Pemanenan mungkin mengikutsertakan seluruh bagian tanaman namun hanya bagian tertentu yang akan dikonsumsi.

1.2.       Tujuan
§    Untuk mengukur kadar air beberapa produk sayur dan buah.
§    Untuk mengukur kadar bahan terlarut (soluble solute content) beberapa buah.
§    Mengenal tingkat kematangan buah dari pengamatan visual dan pengukuran manual
§    Menghubungkan kualitas produk antara pengamatan visual dan pengukuran manual dengan menguran laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA Acara IV Pengenalan Benih Sayuran






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Secara umum, tanaman sayuran dikembangbiakkan dengan menggunakan benih baik dengan metode direct seeding tau indirect seeding.pengenalan terhdp bentuk fisik benih, sifat biologis dan kimiawi sangat diperlukan untuk keberhasilan dalam proses produksi. Beberapa jenis tanaman sayurn yang mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat mempunyai karakteristik yang hampir sama, baik dari segi unkuran maupun pertumbuhan awal. Dalam prakteknya, ukuran benih dan jenis tanaman mempunyai pertimbangan apkah benih tersebut harus diberikan perlakuan tertentu, apakah harus disemaikan terlebih dahulu atau daapat langsung ditanam dilapangan.
Dari 10.000 jenis tanamn yang berpotensi sebagai tanaman sayuran, hanya ada sekitar 50 spesies saja yang dianggap memiliki nilai komersial. Beberapa spesies tanaman dengan hubungan kekerabatan yang dekat seperti tanaman-tanamandalam famili Brassicaceae dan cucurbitaceae memiliki karakter benih dan bentuk pertumbuhan awal yang tidak mudah dibedakan.

1.2.       Tujuan
§    Mengenal karkteristik benih-benih tanaman sayuran menurut ukuran, bentuk, warn dan ciri-ciri spisiik lainya.
§    Mengklasifikasikan benih-benih sayurn secara botanis

LAPORAN PRAKTIKUM HORTIKULTURA Acara Teknik Dasar Budidaya Tanaman Jagung Manis






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Jagung manis (zea mays Saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama Sweet corn mulai dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980, diusahakan secara komersil dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran (Tim karya tani mandiri, 2010). Jagung manis semakin populer dan dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis, aroma lebih harum, dan kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung manis biasa, serta aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung gula sukrosa dan rendah lemak. Keistimewaan lain yang dimiliki jagung manis adalah biji, dari butiran jagung manis lebih khas, tidak lembek dan memiliki serat yang tidak terlalu liat. Hal ini menyebabkan jagung manis banyak digemari kalangan menengah ke atas dan masyarakat perkotaan sehingga banyak ditemukan di pasar swalayan.
Di Indonesia daerah-daerah penghasil tanaman jagung adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus daerah Jawa Timur dan Madura, tanaman jagung dibudidayakan cukup intensif karena selain tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung (Warisno, 2007).
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endosperma. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa. Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: Kalori 355 Kalori, Protein 9,2 gr, Lemak 3,9 gr, Karbohidrat 73,7 gr, Kalsium 10 mg, Fosfor 256 mg, Besi 2,4 mg, Vitamin A 510 SI, Vitamin B1 0,38 mg, Air 12 gr, dan bagian yang dapat dicerna 90%. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak daripada beras.
Jagung manis merupakan komoditi hasil pertanian kelompok serealia. Pada umumnya komoditi hasil pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dengan komoditi lainnya, diantaranya produk yang dihasilkan bersifat musiman, mudah rusak (tidak tahan lama), fluktuatif harga relatif tajam, dan pemasaran produk melalui rantai pemasaran yang panjang untuk sampai ketangan konsumen. Pada umumnya karakteristik tersebut merupakan sebuah kelemahan dari komoditi hasil pertanian. Kelemahan tersebut jika tidak ditanggapi dengan bijak dapat menjadi masalah yang dapat merugikan bagi petani. Untuk menanggapi hal tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan oleh petani yaitu dengan menggunakan strategi pemasaran yang baik untuk memutuskan rantai pemasaran yang terlalu panjang.

1.2.       Tujuan
§    Membandingkan pertumbuhan dan hasil jagung manis pada beberapa dosis pupuk urea,

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN REMPAH DAN OBAT Minuman Kesehatan (CuMaLemBaJa)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, kualitas minuman harus terjamin agar konsumen sebagai pemakaian produk minuman dapat terhindar dari penyakit akibat minum terlebih minuman yang mengandung bahan tambahan makanan seperti bahan pengawet makanan.
Definisi minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Minuman kesehatan adalah segala sesuatu yang dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus dan dahaga juga mempunya efek menguntungkan terhadap kesehatan. (Winarti, 2006).
Minuman dapat berupa rebusan langsung atau bentuk instan kering yang diseduh air, minumn rebusan merupkan minuman yang sangat mudah dan sudah lazim dilakukan masyakrakat, sedangkan isntan kering proses pembuatannya lebih rumit dan perlu pengalaman.

1.2.Tujuan
Untuk memindahkan zat-zat berkasiat yang ada pada tanaman kedalam larutan air. Cara olah dalam bentuk cir bila dikonsumsi akan lebih efektif dibanding dengan bentuk lainya. Karena zat terlarut mudah diserap oleh organ tumbuh, dengan cara mengikuti alur perjalanan air yang diminum.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Akhir-akhir ini minuman herbal yang diseduh dari beberapa campuran daun, bunga, biji, akar dan kulit kayu semakin berkembang dan terkenal. Di negara Indonesia sendiri, tanaman herbal juga telah lama digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati berbagai masalah kesahatan (Tasia dan Widyaningsih, 2014). Salah satu minumn yang tren saat ini CuMa LemBaJa (Cuka Madu Lemon Bawang Merah Jahe) yang dicampur menjadi satu.
Cuka apel merupakan pengembangan dari pengolahan buah apel. Saat masa panen, hasil buah apel menjadi melimpah sehingga mulai dibuatlah cuka apel agar manfaat buah apel ini menjadi lebih optimal, karena buah apel ini memang mudah rusak selain itu untuk minuman ini masih menjaga kualitas kandungan seperti vitamin (Cuka Apel, 2017)
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar (Shukla, 2007). Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan dan antikanker. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas Vitamin E (Kikuzaki dan Nakatani, 1993). Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus. (Zakaria et al., 1999 ; Kikuzaki dan Nakatani 1993). Selain itu jahe juga mempunyai aktivitas antiemetik dan digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan.Radiati et al. (2003) menyatakan bahwa konsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional dapat meningkatkan ketahanan tubuh danmengobati diare.
Meski mengandung kadar gula yang tinggi, namun madu memiliki berbagai khasiat positif bagi kesehatan. Baru-baru ini penelitian mengungkap manfaat madu untuk meredakan batuk balita di malam hari. Sedangkan jeruk (Citrus aurantifolia) telah dikenal sejak lama sebagai tanaman yang kaya manfaat. Buahnya berasa pahit, asam dan sedikit dingin, tetapi manfaatnya sangatlah beragam. Air buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai penyedap masakan, minuman, penyegar, bahan pembuat asam sitrat, serta membersihkan karat pada logam dan kulit yang kotor. Bisa juga sebagai campuran jamu.
Di zaman dulu, bawang putih dipercaya mengusir vampir (pengisap darah). Atlet Yunani makan bawang putih sebagai perangsang sebelum bertanding. Menurut cerita rakyat Mesir, bawang putih menangkis “mata roh jahat”. Bawang putih dijuluki lemari obat karena berkhasiat menyembuhkan banyak sekali penyakit, mulai dari flu, infeksi kulit, jerawat sampai menyembuhkan sakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, mengontrol kadar gula darah, kadar kolesterol tinggi, dan menyembuhkan gangguan reumatik.
Berbagai produk minuman kesehatan dengan bentuk dan jenisnya yang berbeda dapat ditemui di pasaran, yaitu jenis produk susu probiotik tradisional seperti yogurt, kefir dan coumiss, diikuti dengan pemunculan produk baru seperti produk susu rendah lemak siap konsumsi yang mengandung serat larut. Selain itu terdapat juga produk minuman kesehatan tanpa lemak (mengandung fat substitue) yang diperkaya denganmineral yaitu produk nonkolestrol atau kadar kolestrol dan lemaknya telah diturunkan. Produk minuman kesehatan yang terbuat dari ekstrak sayuran dan buah-buahan yaitu produk juice buah, juice sayuran, sari kunyit asem, minuman sari jahe instan, dan sari jahe (Bonio, 1994).

LAPORAN AGROWIDYAWISATA Kunjungan Agrowidyawisata di Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kepahyang dan Kab. Rejang Lebong (Bengkulu)




LAPORAN AGROWIDYAWISATA
Kunjungan Agrowidyawisata di Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kepahyang dan Kab. Rejang Lebong (Bengkulu)



Oleh:
ELDZA HERMINIA RAMADANI
E1J014139

DOSEN:
1.         Ir. MUKHTASAR, M. Si
2.         Dr. Ir. M. TAUFIK, MS

Selama dua hari dari tanggal 6-7 Mei 2017



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TANAMAN REMPAH DAN OBAT (Kebun Koleksi Tanaman Obat)


Oleh : Eldza Herminia Ramadani


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi. Menyadari potensi keanekaragaman hayati yang sangat strategis tersebut, pemerintah Indonesia berupaya mengembangkan berbagai kebijakan dan peraturan menyangkut pemanfaatan, perlindungan dan pelestariannya. Pemanfaatan keanekaragaman hayati telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan, sandang, dan obat-obatan. Kita sepakat bahwa kecukupan pangan misalnya, akan tergantung pada tersedianya varietas unggul yang berproduksi tinggi dan tahan cekaman biotik dan abiotik.
Kehidupan masyarakat adalah sebagai petani, baik itu kaum laki-laki maupun kaum ibu-ibu. Biasanya kegiatan pertanian dilaksanakan hanya dengan sampai waktu siang atau setengah hari kemudian ibu-ibu balik untuk makan siang dan istirahat tampa melakukan kegiatan sampingan setelah pulang dari kebun. Sedangkan lahan pekarangan yang kosong tidak dimamfaatkan dengan optimal, padahal ini sangat potensial bila dimamfaatkan dengan optimal dengan menanam tanaman obat-obatan yang berguna untuk keluarga dan juga bernilai ekonomis sehingga dapat dipasarkan atau dijual yang pada akhirnya tentu meningkatkan pendapatan petani sebagai pendapatan sampingan.
Pada dasarnya varietas unggul itu adalah kumpulan dari keanekaragaman genetik spesifik yang diinginkan dan dapat diekspresikan. Keanekaragaman genetik spesifik tersebut ada pada plasma nutfah komoditi yang bersangkutan. Jadi plasma nutfah adalah keanekaragaman genetik di dalam jenis (Sumarno, 2002). Sebagai contoh plasma nutfah adalah pisang tanduk, pisang ambon, pisang lampung, pisang raja bulu; sapi bali, sapi madura; itik mojokerto, itik alabio; domba garut, domba ekor tipis; ikan mas si Nyonya, ikan mas majalaya (Hasanah, 2004); dan padi rojolele, padi pandanwangi, padi arias, padi hawara bunar, padi mentik dan lain-lain.
Keanekaragaman genetik tersebut harus dipertahankan keberadaannya, bahkan harus diperluas agar supaya selalu tersedia bahan untuk pembentukan varietas unggul. Upaya mempertahankan keberadaan plasma nutfah adalah konservasi. Konservasi tersebut secara garis besar terdiri dari konservasi in-situ dan konservasi ex-situ. Kesediaan yang lestari dari plasma nutfah secara ex-situ dilakukan antara lain dengan upaya rejuvenasi atau pembaharuan viabilitasnya, sedangkan untuk memperluas keragaman dapat dilakukan dengan eksplorasi.
1.2.       Tujuan
§    Sebagai media belajar praktikan tentang tanaman obat secara visual
§    Praktikan dapat berbagai jenis tanaman yang berpotensi dan berkhasiat sebagai obat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional umumnya hanya didasarkan atas pengalaman/warisan tanpa mengetahui kandungan kimianya secara detail. Tumbuhan tersebut jika ditelaah lebih lanjut mempunyai kandungan kimia aktif biologis. Potensi bahan kimia tersebut dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, pertanian, dan industri. Penelitian dan penggunaan obat tradisional pada saat ini lebih digalakkan (Chairul dan Sulianti, 2002). Di bidang kesehatan, telah banyak tumbuhan obat yang diketahui dengan jelas struktur molekulnya dan digunakan secara global dalam pengobatan berbagai penyakit, tetapi mengingat terdapat lebih dari 250.000 spesies tumbuhan tinggi di muka bumi, maka diduga masih banyak obat baru yang dapat ditemukan dari dunia tumbuhan (Achmad, 1995).
Berbicara mengenai pemanfaatan plasma nutfah, seseorang dituntut untuk memiliki beberapa pengetahuan untuk dapat memanfaatkannya. Pemanfaatan plasma nutfah untuk tujuan pembentukan varietas unggul minimal memerlukan pengetahuan seperti ilmu pemuliaan dan genetika (Yatim, 1983). Dalam makalah ini akan diulas hal-hal yang berkaitan dengan pelestarian, pemberdayaan, dan pemanfaatan plasma nutfah.
Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia, Keanekaragaman hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara lain adalah (1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3) mengembangkan sosial budaya umat manusia (4) Membangkitkan nuansa keindahan yang merefleksikan penciptanya. (Endarwati, 2005)
Teknik konservasi plasma nutfah secara umum terdiri dari konservasi in-situ dan konservasi ex-situ. Mengacu kepada Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah (2002) diterangkan bahwa konservasi in-situ bersifat pasif, karena dapat terlaksana dengan hanya mengamankan tempat tumbuh alamiah sesuatu jenis. Dengan demikian jenis-jenis tersebut diberi kesempatan berkembang dan bertahan dalam keadaan lingkungan alam dan habitatnya yang asli, tanpa campur tangan manusia. Selanjutnya disebutkan bahwa cara kedua dilakukan dengan lebih aktif, yaitu memindahkan sesuatu jenis ke suatu lingkungan atau tempat pemeliharaan baru. Keragaman plasma nutfah dapat dipertahankan dalam bentuk kebun koleksi, penyimpanan benih, kultur jaringan, kultur serbuk sari, atau bagian tanaman lainnya. Menurut Ford-Llyod dan Jackson (1986) konservasi plasma nutfah secara ex-situ merupakan cara pelestarian yang aman dan efisien dan membuat sumber genetik selalu tersedia bagi para pemulia dan pengguna lainnya.
Pada saat ini, kebun koleksi merupakan cara paling efektif di Indonesia untuk menyelamatkan dan mempertahankan keanekaragaman plasma nutfah tanaman. Plasma nutfah tersebut tidak sekedar dilestarikan asal hidup dan merana, tetapi perlu dipelihara sesuai dengan cara budidaya untuk masing-masing tanaman. Tanaman koleksi tersebut diamati pertumbuhannya, diukur semua organ tanaman dan dicatat sifat-sifat morfologinya berupa data deskripsi varietas. (M. Hasanah, 2004)
Di Indonesia tumbuhan ini telah digunakan sebagai obat tradisional, baik bagian daun, kulit batang, biji, maupun bunga. Seduhan daun dapat digunakan untuk mencuci mata yang meradang. Rebusan kulit batang digunakan untuk mengobati penyakit keputihan dan rematik. Biji digunakan untuk mengobati kudis, borok, dan penumbuh rambut. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai racun ikan (Burkill, 1935; Govindachari, 1967; Kaizu et al., 1968; Perry dan Judith, 1980; Heyne, 1987; Lemmens dan Soerianegara, 1994).Kebun plasma nutfah di Puspitek Serpong dan Cibinong menekankan pada tumbuhan yang berpotensi ekonomi. Di kebun ini ditanam populasi jenis-jenis tumbuhan untuk mengoleksi keanekaragaman plasma nutfahnya. Kebun koleksi khusus seperti Kebun Cukurgondang untuk mangga dan Kebun Tlekung untuk jeruk dan beberapa tanaman lain tergolong dalam kelompok ini. Arboretum merupakan koleksi botani yang khusus diisi dengan jenis pepohonan (buah-buahan, industri, dan perkebunan). Pada umumnya arboretum menampung semua jenis tanaman tahunan baik yang langka maupun yang telah dibudidayakan dan terkesan arboretum tersebut sebagai hutan buatan.(Ida Hanarida Somantri, 2004)
Balai Penelitian Hutan yang di Indonesia memiliki beberapa arboretum yang berisi koleksi karya-karya hutan, terutama jenis-jenis kayu yang dapat dibudidayakan. Taman hutan raya adalah arboretum yang diberi fungsi tambahan sebagai suatu tempat rekreasi. Kebun Raja (bukan kebun raya) adalah penerus budaya bangsa dalam membina paru-paru kota yang diisi dengan beraneka jenis tumbuhan setempat. Oleh karena itu, Kebun Raja sangat cocok untuk ditangani oleh propinsi, sehingga pemerintah daerah dapat memanfaatkan plasma nutfah daerahnya guna berbagai macam keperluan.( Komisi Nasional Plasma Nutfah. 2002.)
Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan adalah glikosida. Glikosida adalah zat aktif yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
Di antara sekian banyak jenis tumbuhan obat, terdapat genus Calophyllum (Clusiaceae) yang banyak tumbuh di kawasan pantai. Genus ini terdiri dari 190 spesies, antara lain: C. inophyllum Linn. dan C. saulatri Burm F. Beberapa spesies lainnya yang juga banyak dikenal adalah: C. muscigerum Boerl & Kos., C. pulcherrinum Wall., C. venulasum Zoll & Mor., dan C. walichianum Planch & Triana (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963; Heyne, 1987; Lemmens dan Soerianegara, 1994). Anggota Famili Clusiaceae ini umumnya mengandung resin, minyak atsiri, steroid, tannin, triterpen, dan saponin (Heyne, 1987; Govindachari et al., 1967; Burkill, 1935).  Belakangan ini ditemukan pula senyawa yang berkhasiat anti HIV (Human Immunodeficiency Virus) dari tanaman nyamplung (C.inophyllum) yaitu: inophyllum A-E, inophyllum P, inophyllum G-1, dan inophyllum G-2.

Sunday, April 30, 2017

Laporan PTP (Produksi tanaman pangan) Survei Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Pangan (PADI)

LAPORAN PRATIKUM
PRODUKSI TANAMAN PANGAN
Survei Aplikasi Teknologi Budidaya Tanaman Pangan (PADI)

DISUSUN OLEH :
Nama
Npm
Shift
Dosen Pengampu
Coass
:
:
:
:
:
Eldza Herminia Ramadani
E1J014139
Jumat (10:00 Wib)
Reny
Sustriani


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

2016

Disqus Shortname

Comments system