Saturday, October 22, 2016

laporan pratikum fisiologi tumbuhan (fistum) tentang definisi unsur hara

Tags



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantara 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke-16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial. 
Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na, Si dan Co.
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Kekurangan maupun kelebihan unsur hara dalam tanaman akan menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan tanaman. Defisiensi adalah kondisi dimanna tanaman kekurangan unsur hara sehingga proses fisiologisnya terganggu. Kelebihan maupun defisinsi unsur hara dapat dilihat secara visual dari gejala yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan akan unsur hara tanaman harus tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dilakukan dengan pemupukan.

1.2.       Tujuan
Mempelajari pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman membutuhkan asupan atau suplai hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hara tanaman terbagi menjadi unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanama. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit namun esensial bagi tanaman. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit namun unsur hara mikro ini harus tersedia untuk tanaman. Unsur hara akan mempengaruhi kualitas suatu tanaman. Kekurangan unsur hara mikro akan mengganggu fisiologis tanaman yag dapat berakibat terhadap penurunan produksi tanamn. Kekurangan unsur hara mikro tanaman dapat diatasi salah satunya dengan pemanfaatan mikoriza. Mikoriza dapat membantu penyerapan hara oleh akar tanaman (Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A., 2012).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur ini dapat menyebabkan gangguan metabolime bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara mikro antara lain: Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing masing unsur hara ini memiliki peran dan fungsinya masing masing. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak dipenuhi baik kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis tanaman, gangguan ini dapat terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman (Widyati, E., 2011).
Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman perlu dilakukan pemupukan, pemupukan berperan untuk mensuplai atau memasok nutrisi yng dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangnya. Unsur hara baik yang mikro maupun makro memiliki peranan dalam metabolism tumbuhan. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung atau dipengaruhi oleh ketersediaan atau tercukupinya unsur hara untuk tanaman (Surtinah, 2009).
Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi ketersediaan kebutuhan unsur hara baik makro maupun mikro oleh tanaman. Unsur hara mikro yang pada dasarnya unsur hara esensial bagi tanaman mutlak diperlukan tanaman. Salah satu unsur  hara mikro yaitu Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3¯, unsur ini sangat diperlukan untuk fiksasai N (Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L., 2011).
Pemupukan yang umum dilakukan hanyalah mengadung hara  makro saja, padahal hara mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing masing unsur hara memiliki peranan sendiri sendiri, untuk itu pemberian unsur hara atau nutrisi pada tanaman harus lengkap jika ingin semua aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung normal, sehinga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur hara tanaman akan mngakibatkan gejala pada tanaman,, baik gejala kekurangan maupun kelebihan unsur hara (Evita, 2009).
Tanaman memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan kembangnya., sama seperti manusia. Tanaman memerlukan hara untuk proses metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic menjadi energy. Peranan unsur hara tidak dapat tergantikan oleh senyawa lainnya. Kekurangan unsur hara atau defisiensi hara yaitu kondisi dimana tanaman tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Defisiensi unsur hara dapat dilihat dari gejala yang ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002).
Defisiensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tanaman kekurangan material berupa unsur hara yang dibutuhkannya. Unsur yang dibutuhkan tanaman beda-berbeda tergantung jenis tanamannya. Kebutuhan unsur hara ini berpengaruh terhadap metabolisme tanaman dan fisiologis tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara dengan porsi yang berbeda-beda, kekurangan maupun kelebihan unsur hara menimbulkan permasalahan dalam pertumbuhan tanaman, permasalahan ini dapat diketahui dengan gejala yang terlihat atau nampak pada tanaman (Champbell, Reece dan Mitchell, 2007).


BAB III
BAHAN DAN METODE
2.1.       Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau dan media pasir. Sedangkan alat yang diperlukan adalah botol akua 600ml, gelas ukur, pippet, sumbu kompor.

2.2.            Metode Pratikum
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu :
A.           Pembuatan  larutan unsur hara.
1.             Menyiapkan botol ukuran 600 ml.
2.             Mengisi botol dengan 500 ml air murni (aquades).
3.             Memipet larutan hara sebagaimana tertera didalam tabel.
4.             Menjadikan larutan menjadi 1 ltr.
5.             Larutan hara siap digunakan.
B.            Penanaman.
1.             Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi 2 bagian, kemudian  dilubangi bagian tutup botol dan memasukkan sumbu  kompor.
2.             Mengisi dengan media pasir air tawar sampai kemulut leher botol akua tersebut.
3.             Menyiram media pasir dengan air keran sampai kapasitas lapang.
4.             Tanam benih kacang hijau (2 benih/botol) ke dalam media pasir.
C.            Inkubasi.
1.             Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi 2 bagian, kemudian  dilubangi bagian tutup botol dan memasukkan sumbu  kompor.
2.             Meletakan botol aqua bekas berisi pasir dan benih di atas botol aqua bekas kosong.
3.             Kemudian disiram tanaman dengan larutan haara yang sudah disiapkan
4.             Disiramkan larutan hara setiap 3 hari
5.             Melarutkan pengamatan setiap 3 hari
D.           Pengamatan.
1.             Saat kecambah muncul (diamati pada hari ke 3)
2.             Mengukur tinggi tanaman (mengukur tiap minggu selama 3 minggu berturut-turut)
3.             Menghitung jumlah daun yang tumbuh (menghitung tiap minggu selama 3 minggu berturut-turut)
4.             Mencatat gejala defisiensi hara yang tampak pada daun kacang hijau tersebut.
5.             Saat munculnya defisiensi (diketahui bahwa pada minggu-minggu ke 2 tanpak gejala yang ada).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.       Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan acara 4. Defisiensi unsur hatra (pada tanaman kacang hijau)
Unsur Hara
Tinggi Tanaman (hk)
Jumlah Daun (hk)
Gejala Defisiensi
HK 3
M.1
M.2
M.3
HK.3
M.1
M.2
M.3
Komplit
(m)
6 cm
10 cm
17,3 cm
22,5 cm
2 helai
4 helai
5 helai
5 helai
-
Kurang Ca (ml)
5,5 cm
9,5 cm
17 cm
22 cm
2 helai
4 helai
7 helai
8 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang S (ml)
5 cm
9 cm
16 cm
26 cm
2 helai
3 helai

8 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang Mg (ml)
 3 cm
7 cm
14,5 cm
23,5 cm
Belum ada
3 helai
5 helai
5 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang K (ml)
6,3 cm
11,5 cm
28 cm
27 cm
2 helai
3 helai
5 helai
8 helai
Belum terhihat
Kurang N (ml)
3 cm
6,8 cm
14 cm
22 cm
Belum ada
4 helai
8 helai
10 helai
Belum terlihat
Kurang P (ml)
2,5 cm
5,5 cm
14,8 cm
20 cm
2 helai
3 helai
4 helai
5 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang Fe (ml)
7 cm
12 cm
18 cm
29 cm
2 helai
3 helai
8 helai
11 helai
Sudah terlihat pada minggu ke 2
Kurang mikro (ml)
4 cm
7 cm
16 cm
25,4 cm
2 helai
3 helai
3 helai
5 helai
Sudah terihat pada minggu ke 2

4.2.       Pembahasan
Dalam pratikum kali ini mempelajari pengaru defisiensi unsur hara yang menggunakan tanaman kacang hijau sebagai bahan percobaan. Dengan melakukan 3 minggu pengamatan. Dengan jumlah dan nutrisi yang di buat adalah 9 nutrisi antaranya: komplit (m), Kurang Ca (ml), Kurang S (ml), Kurang Mg (ml), Kurang K (ml), Kurang N (ml), Kurang P (ml), Kurang Fe (ml), Kurang mikro (ml).
Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan perananan masing masing unsur hara mikro beserta tanda-tanda tanaman yang mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara mikro :
1.             Tanaman yang di beri unsur hara komplit lebih hijau dan lebih cepat tumbuh dan berkembang dibanding dengan tanaman yang diberi nutrisi lainnya.
2.             Kekurangan kalsium (Ca), tanaman ini sudah menimbulkan gejalanya. Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38%), kalsium karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99%.
3.             Kurang S (ml) pada minggu ke dua sudah terlihat gejala kekurangan. Sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun yang mengandung unsur S.
4.             Kurang Mg (ml). Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18%), serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
5.             Kurang K (ml), pada pengamatan yang telah dilakukan diminggu-minggu sebelumnya belum terlihat gejala difisiensinya. Biasanya gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun kandungan K tinggi.
6.             Kurang N (ml), pada pengamatan sebelumnya sama seperti kekurang K gejalanya belum terlihat. Dan biasanya gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi.
7.             Kurang P (ml), sudah menampakkan defisiensinya. Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
8.             Kurang Fe (ml). Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
9.             Kurang mikro (ml), gejada defisiensi kurang mikro pada pengamatan yang telah di lakukan sudah menampakkan gejalanya. Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan, serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Kekurang unsur hara di identifikasi kenampakan yang hampir sama maka perlu ketelitian yang lebih, dikarnakan setiap unsur hara cenderung ada persamaan. Kekurangan unsur hara dapak mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi terhabat bahkan ada berakhir dengan kematian. Abnormal dan kekerdilan akibat dari tanaman yang kekurangan unsur hara. Hal tersebut terjadi akibat dari terhambatnya proses metabolisme tanaman.

Jawaban Pertanyaan:
1.             Unsur hara esensial (Essential Nutrition) adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yang fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain, sehingga bila tidak terdapat dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan berpotensi menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, yang sering diistilahkan dengan gejala defisiensi.
2.             Karena unsur hara Fe banyak terdapat di bagian pucuk daun maka jika terjadi defisiensi Fe akan terjadi warna kuning pada daun-daun muda hingga mati pucuk. Gejala defisiensi pada tanaman dapat berupa: tertundanya waktu pemasakan pada minsal pada tanaman padi. Sedangkan unsur hara N lebih banyak terdapat di bagian daun tua. Yang jika kekurangan unsur N akan mengakibatkan berkurangnya kehijauan daun dan jaringan daun mati, serta tanaman menjadi kerdil.

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Reece dan Mitchell. 2007. Biologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris, L). Agronomi, 13(1):21-24.
Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L. 2011. Pengaruh Pemberian Molibdenum (Mo) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Teknobiologi., 2(1): 91 – 95
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.
Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun, Sampang Madura. Sains dan Seni ITS, 1(2): 19-22.
Rosmarkam, A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Surtinah. 2009. Pemberian Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) Pada Tanaman Selada ( Lactuca Sativa,L ) Di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1):20-25.
Widyati, E. 2011. Optimasi Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Padatana Bekas Tambang Batubara Dengan Ameliorasi Tanah Acacia crassicarpa. Penelitian Hutan Tanaman, 8(1):24-62.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system