BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu faktor lingkungan yang
sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman
adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantara 105
unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak
diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan
sempurna. Ke-16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9
unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur
esensial.
Unsur hara makro antara lain: C, H,
O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe,
B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman
tertentu, misalnya Na, Si dan Co.
Defisiensi
atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan
bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara
berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus
makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai
petani tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui
ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui
gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.
Kekurangan maupun kelebihan unsur hara dalam tanaman akan menimbulkan
permasalahan bagi pertumbuhan tanaman. Defisiensi adalah kondisi dimanna
tanaman kekurangan unsur hara sehingga proses fisiologisnya terganggu.
Kelebihan maupun defisinsi unsur hara dapat dilihat secara visual dari gejala
yang muncul pada tanaman. Untuk itu kebutuhan akan unsur hara tanaman harus
tercukupi. Penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dilakukan dengan
pemupukan.
1.2. Tujuan
Mempelajari
pengaruh defisiensi unsur hara terhadap pertumbuhan tanaman.
BAB II
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tanaman
membutuhkan asupan atau suplai hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hara
tanaman terbagi menjadi unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara makro
adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanama. Sedangkan
unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
sedikit namun esensial bagi tanaman. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit namun unsur hara mikro ini harus tersedia untuk tanaman. Unsur hara
akan mempengaruhi kualitas suatu tanaman. Kekurangan unsur hara mikro akan
mengganggu fisiologis tanaman yag dapat berakibat terhadap penurunan produksi
tanamn. Kekurangan unsur hara mikro tanaman dapat diatasi salah satunya dengan
pemanfaatan mikoriza. Mikoriza dapat membantu penyerapan hara oleh akar tanaman (Puspitasari, D., Purwani, K.I. dan Muhibuddin, A., 2012).
Unsur hara
mikro merupakan unsur hara yang harus ada untuk tanaman dan dibutuhkan dalam
jumlah sedikit. Meski hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, kekurangan
salah satu unsur hara mikro maupun kelebihan unsur ini dapat menyebabkan
gangguan metabolime bahkan kematian pada tanaman. Unsur hara mikro antara lain:
Fe, Zn, Mn, Cu, Mg. Masing masing unsur hara ini memiliki peran dan fungsinya
masing masing. Apabila salah satu dari unsur tersebut tidak dipenuhi baik
kekurangan maupun kelebihan dapat menimbulkan permasalahan bagi tanaman.
Permasalahan ini dapat berupa gangguan fisiologis tanaman, gangguan ini dapat
terlihat dari gejala yang ditunjukkan oleh tanaman (Widyati, E., 2011).
Untuk
memenuhi kebutuhan hara tanaman perlu dilakukan pemupukan, pemupukan berperan
untuk mensuplai atau memasok nutrisi yng dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan
dan perkembangnya. Unsur hara baik yang mikro maupun makro memiliki peranan
dalam metabolism tumbuhan. Pertumbuhan tanaman sangat bergantung atau
dipengaruhi oleh ketersediaan atau tercukupinya unsur hara untuk tanaman
(Surtinah, 2009).
Produktivitas
tanaman sangat dipengaruhi ketersediaan kebutuhan unsur hara baik makro maupun
mikro oleh tanaman. Unsur hara mikro yang pada dasarnya unsur hara esensial
bagi tanaman mutlak diperlukan tanaman. Salah satu unsur hara mikro yaitu
Mo, unsur ini berperan dalam asimilasi nitrogen NO3¯, unsur ini sangat
diperlukan untuk fiksasai N (Nelvia, Yetti, H. dan Indrawadi, L., 2011).
Pemupukan
yang umum dilakukan hanyalah mengadung hara makro saja, padahal hara
mikro mutlak juga diperlukan tanaman. Masing masing unsur hara memiliki peranan
sendiri sendiri, untuk itu pemberian unsur hara atau nutrisi pada tanaman harus
lengkap jika ingin semua aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung
normal, sehinga berproduksi tinggi. Kekurangan salah satu unsur hara tanaman
akan mngakibatkan gejala pada tanaman,, baik gejala kekurangan maupun kelebihan
unsur hara (Evita, 2009).
Tanaman
memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan kembangnya., sama seperti manusia. Tanaman
memerlukan hara untuk proses metabolismenya, yaitu perubahan senyawa organic
menjadi energy. Peranan unsur hara tidak dapat tergantikan oleh senyawa
lainnya. Kekurangan unsur hara atau defisiensi hara yaitu kondisi dimana
tanaman tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya untuk pertumbuhan dan
perkembangnnya. Defisiensi unsur hara dapat dilihat dari gejala yang
ditimbulkan pada tanaman (Novizan, 2002).
Defisiensi
didefinisikan sebagai kondisi dimana tanaman kekurangan material berupa unsur
hara yang dibutuhkannya. Unsur yang dibutuhkan tanaman beda-berbeda tergantung
jenis tanamannya. Kebutuhan unsur hara ini berpengaruh terhadap metabolisme
tanaman dan fisiologis tanaman. Tanaman memerlukan unsur hara dengan porsi yang
berbeda-beda, kekurangan maupun kelebihan unsur hara menimbulkan permasalahan
dalam pertumbuhan tanaman, permasalahan ini dapat diketahui dengan gejala yang
terlihat atau nampak pada tanaman (Champbell, Reece dan Mitchell, 2007).
BAHAN DAN
METODE
2.1. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini
meliputi kecambah kacang hijau dan media pasir. Sedangkan alat yang diperlukan
adalah botol akua 600ml, gelas ukur, pippet, sumbu kompor.
2.2.
Metode
Pratikum
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum kali
ini yaitu :
A.
Pembuatan
larutan unsur hara.
1.
Menyiapkan botol ukuran 600 ml.
2.
Mengisi botol dengan 500 ml air murni (aquades).
3.
Memipet larutan hara sebagaimana tertera didalam
tabel.
4.
Menjadikan larutan menjadi 1 ltr.
5.
Larutan hara siap digunakan.
B.
Penanaman.
1.
Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi
2 bagian, kemudian dilubangi bagian
tutup botol dan memasukkan sumbu kompor.
2.
Mengisi dengan media pasir air tawar sampai kemulut
leher botol akua tersebut.
3.
Menyiram media pasir dengan air keran sampai kapasitas
lapang.
4.
Tanam benih kacang hijau (2 benih/botol) ke dalam
media pasir.
C.
Inkubasi.
1.
Menyiapkan botol akuades bekas, lalu dipotong menjadi
2 bagian, kemudian dilubangi bagian
tutup botol dan memasukkan sumbu kompor.
2.
Meletakan botol aqua bekas berisi pasir dan benih di
atas botol aqua bekas kosong.
3.
Kemudian disiram tanaman dengan larutan haara yang
sudah disiapkan
4.
Disiramkan larutan hara setiap 3 hari
5.
Melarutkan pengamatan setiap 3 hari
D.
Pengamatan.
1.
Saat kecambah muncul (diamati pada hari ke 3)
2.
Mengukur tinggi tanaman (mengukur tiap minggu selama 3
minggu berturut-turut)
3.
Menghitung jumlah daun yang tumbuh (menghitung tiap
minggu selama 3 minggu berturut-turut)
4.
Mencatat gejala defisiensi hara yang tampak pada daun
kacang hijau tersebut.
5.
Saat munculnya defisiensi (diketahui bahwa pada
minggu-minggu ke 2 tanpak gejala yang ada).
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan acara 4. Defisiensi unsur hatra (pada
tanaman kacang hijau)
Unsur Hara
|
Tinggi Tanaman (hk)
|
Jumlah Daun (hk)
|
Gejala Defisiensi
|
||||||
HK 3
|
M.1
|
M.2
|
M.3
|
HK.3
|
M.1
|
M.2
|
M.3
|
||
Komplit
(m)
|
6 cm
|
10 cm
|
17,3 cm
|
22,5 cm
|
2 helai
|
4 helai
|
5 helai
|
5 helai
|
-
|
Kurang Ca (ml)
|
5,5 cm
|
9,5 cm
|
17 cm
|
22 cm
|
2 helai
|
4 helai
|
7 helai
|
8 helai
|
Sudah
terlihat pada minggu ke 2
|
Kurang S (ml)
|
5 cm
|
9 cm
|
16 cm
|
26 cm
|
2 helai
|
3 helai
|
|
8 helai
|
Sudah
terlihat pada minggu ke 2
|
Kurang Mg (ml)
|
3 cm
|
7 cm
|
14,5 cm
|
23,5 cm
|
Belum ada
|
3 helai
|
5 helai
|
5 helai
|
Sudah
terlihat pada minggu ke 2
|
Kurang K (ml)
|
6,3 cm
|
11,5 cm
|
28 cm
|
27 cm
|
2 helai
|
3 helai
|
5 helai
|
8 helai
|
Belum
terhihat
|
Kurang N (ml)
|
3 cm
|
6,8 cm
|
14 cm
|
22 cm
|
Belum ada
|
4 helai
|
8 helai
|
10 helai
|
Belum
terlihat
|
Kurang P (ml)
|
2,5 cm
|
5,5 cm
|
14,8 cm
|
20 cm
|
2 helai
|
3 helai
|
4 helai
|
5 helai
|
Sudah
terlihat pada minggu ke 2
|
Kurang Fe (ml)
|
7 cm
|
12 cm
|
18 cm
|
29 cm
|
2 helai
|
3 helai
|
8 helai
|
11 helai
|
Sudah
terlihat pada minggu ke 2
|
Kurang mikro (ml)
|
4 cm
|
7 cm
|
16 cm
|
25,4 cm
|
2 helai
|
3 helai
|
3 helai
|
5 helai
|
Sudah
terihat pada minggu ke 2
|
4.2. Pembahasan
Dalam pratikum kali ini
mempelajari pengaru defisiensi unsur hara yang menggunakan tanaman kacang hijau
sebagai bahan percobaan. Dengan melakukan 3 minggu pengamatan. Dengan jumlah
dan nutrisi yang di buat adalah 9 nutrisi antaranya: komplit (m), Kurang Ca
(ml),
Kurang S
(ml),
Kurang Mg
(ml),
Kurang K
(ml),
Kurang N
(ml),
Kurang P
(ml),
Kurang Fe
(ml),
Kurang mikro
(ml).
Kebutuhan
unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur
yang lain, tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab
jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri. Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara.
bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh
adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala
visual yang spesifik. Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan
perananan masing masing unsur hara mikro beserta tanda-tanda tanaman yang mengalami kelebihan dan kekurangan unsur hara mikro :
1.
Tanaman yang di beri unsur hara komplit
lebih hijau dan lebih cepat tumbuh dan berkembang dibanding dengan tanaman yang
diberi nutrisi lainnya.
2.
Kekurangan kalsium (Ca), tanaman ini
sudah menimbulkan gejalanya. Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan
pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan
merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan
masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Cara penanganan kekurangan
unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38%), kalsium
karbonat (Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99%.
3.
Kurang S (ml) pada minggu ke dua
sudah terlihat gejala kekurangan. Sulfur ditandai dengan warna daun muda
memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak
merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil,
berbatang pendek, dan kurus. Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah
dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta pupuk daun
yang mengandung unsur S.
4.
Kurang Mg (ml). Gejala kekurangan
magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi
kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis,
warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan,
sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Cara penanganan kekurangan unsur
magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite
(Mg=18%), serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
5.
Kurang K (ml), pada pengamatan yang
telah dilakukan diminggu-minggu sebelumnya belum terlihat gejala difisiensinya.
Biasanya gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama
daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian
menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak
bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil,
kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Cara penanganan kekurangan unsur kalium
adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk daun
kandungan K tinggi.
6.
Kurang N (ml), pada pengamatan
sebelumnya sama seperti kekurang K gejalanya belum terlihat. Dan biasanya gejala
kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda
kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna
merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan
masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan
menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%), KNO3, NPK serta pupuk
daun kandungan N tinggi.
7.
Kurang P (ml), sudah menampakkan
defisiensinya. Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun
terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir
(distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur
ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Cara penanganan
kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36%),
NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
8.
Kurang Fe (ml). Gejala kekurangan
besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman
terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau
berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
9.
Kurang mikro (ml), gejada defisiensi kurang mikro pada
pengamatan yang telah di lakukan sudah menampakkan gejalanya. Cara
penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang
tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan, serta
penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.
BAB IV
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
Kekurang unsur hara di identifikasi kenampakan yang hampir sama maka perlu
ketelitian yang lebih, dikarnakan setiap unsur hara cenderung ada persamaan. Kekurangan
unsur hara dapak mempengaruhi pertumbuhan tanaman menjadi terhabat bahkan ada
berakhir dengan kematian. Abnormal dan kekerdilan akibat dari tanaman yang
kekurangan unsur hara. Hal tersebut terjadi akibat dari terhambatnya proses
metabolisme tanaman.
Jawaban
Pertanyaan:
1.
Unsur hara esensial (Essential
Nutrition) adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, yang
fungsinya dalam tanaman tidak bisa digantikan oleh unsur lain, sehingga bila
tidak terdapat dalam jumlah yang cukup dalam tanah, maka akan berpotensi
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman, yang sering diistilahkan dengan
gejala defisiensi.
2.
Karena unsur hara Fe banyak terdapat di
bagian pucuk daun maka jika terjadi defisiensi Fe akan terjadi warna kuning
pada daun-daun muda hingga mati pucuk. Gejala defisiensi pada tanaman dapat
berupa: tertundanya waktu pemasakan pada minsal pada tanaman padi. Sedangkan
unsur hara N lebih banyak terdapat di bagian daun tua. Yang jika kekurangan
unsur N akan mengakibatkan berkurangnya kehijauan daun dan jaringan daun mati,
serta tanaman menjadi kerdil.
DAFTAR
PUSTAKA
Champbell, Reece dan Mitchell.
2007. Biologi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik
Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris,
L). Agronomi,
13(1):21-24.
Nelvia, Yetti, H. dan
Indrawadi, L. 2011. Pengaruh Pemberian
Molibdenum (Mo) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai. Teknobiologi., 2(1): 91 – 95
Novizan. 2002. Petunjuk
Pemupukan yang Efektif. Tanggerang: PT.Agro Media Pustaka.
Puspitasari, D., Purwani, K.I.
dan Muhibuddin, A. 2012. Eksplorasi
Vesicular Arbuscular Mycorrhiza (VAM) Indigenous pada Lahan Jagung di Desa Torjun,
Sampang Madura. Sains dan Seni ITS,
1(2): 19-22.
Rosmarkam, A. 2007. Ilmu
Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Surtinah. 2009. Pemberian
Pupuk Organik Super Natural Nutrition (Snn) Pada Tanaman Selada ( Lactuca
Sativa,L ) Di Tanah Ultisol. Ilmiah Pertanian, 6(1):20-25.
Widyati, E. 2011. Optimasi
Pertumbuhan Cunn. Ex Benth. Padatana Bekas Tambang Batubara Dengan Ameliorasi
Tanah Acacia crassicarpa. Penelitian Hutan Tanaman, 8(1):24-62.
EmoticonEmoticon