Saturday, October 22, 2016

laporan mekanisasi pertanian (mekan) Acara VI PENGGUNAAN ALAT-MESIN PEMELIHARAAN TANAMAN (PEMUPUKAN, PENGENDALIAN OPT, DAN PENGAIRAN)

Tags



A.           PENDAHULUAN
Pemeliharaan merupakan kegiatan terpenting dalam proses produksi tanaman. Tujuan utama dari pemeliharaan tanaman adalah untuk menciptakan kondisi lingkuan yang baik untuk tumbuh-kembangnya tanaman, termasuk menyediakan hara dan air yang cukup serta mengurangi dampak merugikan dari organisme pengganggu tanaman (OPT). Dalam praktek, penyediaan hara bagi tanaman ditempuh melalui kegiatan pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik dan atau pupuk ornaik. Pendistribusian pupuk dengan menggunakan pupuk dilakukan secara manual atau memanfaatkan alsintan penebar pupuk. Penggunaan alsintan penebaran pupuk akan menghasilkan sebarab pupuk yang lebih merata dibanding cara manual. Demikian juga, untuk pengendalian OPT akan lebih praktis dan efisien jika menggunakan alsintan penyemprot pestisida.
Penyedian air bagi tanaman tidak akan jadi masalah jika lahan yang digunakan untuk proses produksi memiliki prasarana irigasi yang dapat menyediakan air secara kontinu. Namun, jika sumber air yang dapat menyediakan memungkinkan dialirkan dengan gaya gravitasi, maka penggunaan mesin pompa air menjadi pilihan untuk mengalirkan air ke lahan produksi.
Menurut Akmadi (dalam Bafdal, 2012: 7) mengatakan, teknologi merupakan suatu alat untuk mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam hal menyediakan kebutuhan dasar dan juga dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi.Menurut Nurpilihan (dalam Bafdal, 2012: 8), teknologi meupakan karya, cipta dan karsa manusia untuk menghasilkan produk dan jasa dengan nilai tambah yang tinggi. Sedangkan petanianadalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya (International Labour Organization, 1999).
Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang ada pada saat ini adalah alsintan yang tergolong modern. Akan tetapi alsintan tersebut memiliki harga yang relatif tinggi, sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan pada setiap proses produksi pertanian mempunyai jangka waktu yang terbatas. Factor iklim, kondisi pekerjaan yang dilakukan, dan transportasi di lapangan merupakan faktor-faktor pembatas tersebut. Hambatan ini mengakibatkan mesin mempunyai jam kerja yang terbatas dalam setahun. Oleh karena itu, pengguna alsintan harus bisa mengatur, mengusahakan, dan menyesuaikan pekerjaan yang dihadapinya dengan faktor-faktor penghambat tersebut agar mesin memiliki efisiensi tinggi (Hardjosentono, et al. 1996: 2).
Alsintan di Indonesia telah dipraktekkan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama dibidang swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pembangunan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui system pengembangan selektif yaitu usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alsintan yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat (Hardjosentono, et al. 1996: 4).
Secara umum, mesin-mesin pemupukan dibagi menjadi dua yaitu mesin untuk penyebar pupuk di atas permukaan tanah, dan mesin untuk menempatkan pupuk dalam bentuk onggokan atau pita di bawah permukaan tanah (Daywin, et al, 2008: 84). Alat pemupukan yang saat ini berkembang yaitu manure spreader yaitu mesin yang membawa pupuk kandang ke lapang dan menyebarkannya secara merata di atas permukaan tanah (Daywin, et al, 2008: 79).
Pemupukan merupakan cara memberikan pupuk pada tanaman. Pupuk dibutuhkan untuk menutupi kekurangan zat-zat hara dalam tanah yang sangat diperlukan tanaman. Tanah berpasir lebih cepat kehilangan zat hara daripada tanah liat karena unsur hara mudah terbawa oleh air. Pupuk dapat diberikan ke dalam tanah dalam berbagai bentuk seperti pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk butiran, dan pupuk cairan (Daywin,et al, 2008: 79).
Pencegahan dan pemberantasan jasad-jasad pengganggu tanaman dengan menggunakan bahan kimia sudah sangat maju dilakukan pada masa sekarang, terutama sekali untuk mencegah dan memberantas hama, penyakit tanaman, dan tanaman pengganggu (weeds). Bahan kimia atau pestisida yang digunakan masing-masing dinamakan insektisida, fungisida, dan herbisida dalam bentuk cairan atau tepung (Daywin,et al, 2008: 103).
Untuk memberantas hama dapat digunakan berbagai bahan kimia seperti insektisida, fungisida, dan herbisida dalam bentuk cairan atau tepung. Agar diperoleh penyebaran yang merata, efisien dan efektif dipakai alat sprayer dan duster.Sprayer digunakan untuk menyebarkan bahan kimia cair, sedangkan duster digunakan untuk menyebarkan bahan kimia dalam bentuk tepung (Daywin, et al, 2008: 103).
Dalam teknik pengambilan air dapat digunakan beberapa cara, salah satu contohnya yaitu dengan pembuatan DAM. Selain itu juga bisa digunakan alat-alat seperti bor dan pompa air (Kartasapoetra, dan Sutedjo, 1994: 17-18).
Irrigasi yang baik adalah aplikasi air irigasi yangefisien dengan jumlah air yang tepat denganpemberian air pada tanaman pada waktu yang tepat dan di tempat yang tepat (Suprayogo, 2002: 6). Alsin irigasi yang sering digunakan yaitu pompa air. Ada pula sistem irigasi yang menggunakan sprinkler untuk meratakan dan meng-efisienkan pengairan (Suprayogo, 2002: 49).

B.            TUJUAN
Memperoleh keterampilan dalam menggunakan alat penebaran pupuk (Fertilizer spreader), alat semprot mekanis dan mesin pompa air.
C.            PROSEDUR KERJA
Alat penebaran pupuk granular:
1.              Disiapkan pupuk butiran (granular) sebanyak 1 kg, ditimbang, meteran, tali rafia, stopwatc, dan alat penebar pupuk dorong.
2.              Dipasang tali rafia pada lahan datar hingga membentuk segi empat berukuran 2m x 5m sebagai batas pemupukan, dalam hal ini belum dilaksanakan pada saat pratikum acara ini.
3.              Memenpatkan alat penebar pupuk pada titik awal pemupukan hingga roda berada di atad tali dan posisi tengan alat penebar berada sekitar 0,5 m dari batas kanan.
4.              Mendorong alat penebar pupuk dengan berbagai kecepatan jalan hingga 0,5 dari ujung pembatas, kemudian belok ke kiri hingga 0,5 m dari batas belok kiri lagi untuk kembali ke titik awal.
Alat pengendalian opt:
1.             Disiapkan alat semprot punggung (knapsack sprayer), beberapa jenis nozzle, stopwatch, meteran, gelas ukur 1000ml, tali rafia, dan air.
2.             Memasang tali rafia pada lahan datar hingga membentuk segi empat berukuran 2m x 5m sebagian batas penyemprotan, dalam hal ini belum dilaksanakan pada saat pratikum acara ini.
3.             Memasang nozzle pada ujung tangkai penyemprot hingga rapat.
4.             Mengisi alat semprot dengan air sebnyak 2 liter.
5.             Dengan berjalan, melalukan pemompaan yang telah dibatasi dengan tali rafia hingga batas merata.
Mesin pompa air:
1.             Disiapkan mesin pompa air dengan selang penyedot dan selang penyalur,
2.             Memperkenalkan komponen-komponennya dengan mesin poma air (irigasi tetes)
3.             Mencatat bagian-bagian yang sudah di jelaskan oleh dosen pembimbing dan co-ass.

D.           PENGAMATAN
Pada acara ini pratikan mengamati alat-alat pemupukan, pengendalian OPT, dan pengairan.
1.             Alat penebar pupuk (fertilizer spreader)


15L hamburan keranjang
produk ukuran: 45* 35* 76cm
kontainer bahan dan roda plastik: pp
pipa besi 3: 1 U-2 l-jenis , permukaan cat
kapasitas kontainer: 15L
hitam beralih plastik.

2.             Alat pengendalian OPT


1.         Kapasitas tangki: 13 Liter
2.         Tekanan semprot: 2-6 kg/cm2
3.         Panjang tangki: 350 mm
4.         Lebar tangki: 200 mm
5.         Tinggi tangki: 525 mm
6.         Berat kosong sprayer: 4 Kg
7.         Berat penuh sprayer: 16,5 kg
8.         Serifikasi: SNI 4513:2008, ISO 9001:2008, ISO 14001:2004
9.         Lulus uji oleh Departemen Pertanian RI: No. 34/S-37.LS Pro Alsintan BPMA/VIII/2011

3.             Mesin pompa air (yang di perkenalkan adalah Irigasi tetes)



Komponennya:
1.         Unit utama (head unit)
2.         Pipa utama (main line)
3.         Pipa pembagi (sub-main, manifold)
4.         Pipa Lateral
5.         Alat aplikasi (applicator, emission device)

E.            PEMBAHASAN
Pada prakrikum kali ini dilakukan pengamatan, pengenalan dan penggunaan alat-mesin perlindungan tanaman (pemupukan, pemeliharaan OPT, dan pengairan), serta kelahan mekanisasi melihat benih padi yang di semai seminggu yang lalu.
Pertama, perkenalan dan cara penggunaan alat penebaran pupuk (fertilizer spreader). Dengan alat penyebar semi mekanis biasanya dipergunakan untuk menyebarkan pupuk butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan pengeluaran pupuk diatur oleh perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dalam operasinya alat ini dikaitkan dengan alat tanam. Alat penyebar pupuk semi mekanis dapat menyebar pupuk sebanyak 100 kg sampai 1.400 kg setiap hektar dengan jarak alur 30 cm. Kapasitas dari corong pemasukan (Hopper) antara 14 kg sampai 30 kg. Hasil pengujian yang dilakukan di beberapa daerah transmigrasi didapatkan kapasitas pemupukan antara 12 sampai 13 jam setiap hektar pada lahan kering, dan 15 jam sampai 16 jam setiap hektar pada lahan sawah. Alat tersebut buatan IRRI, dan alat dengan jenis yang sama telah diproduksi.
Bagian-bagian penting dari alat terdiri dari :
1.             Tangkai kendali
2.             Corong pemasukan (hopper)
3.             Roda penggerak
4.             Pengatur penjatuhan pupuk
5.             Pembuka alur
6.             Penutup alur
7.             Saluran pupuk
Kegunaan dari tiap-tiap alat adalah:
1.             Tangkai kendali : gunanya untuk mengendalikan alat supaya jalannya
1.             lurus
2.             Corong Pemasukan : berguna untuk menyalurkan pupuk tanah.
3.             Roda penggerak : berguna untuk memudahkan jalannya alat dan
4.             sebagai sumber tenaga pemutar bagian ”pengatur” jatuhnya pupuk.
5.             Pengatur penjatuhan pupuk : berguna untuk menentukan jumlah
6.             pupuk yang dikeluarkan/dijatuhkan ke atas tanah.
6.             Pembuka alur : berguna untuk membuka tanah yang akan ditempati
7.             pupuk.
7.             Saluran pupuk : berguna untuk menyalurkan pupuk agar diperoleh
8.             ketepatan penjatuhan pupuk diatas tanah.
Cara kerja alat ini:
Tampak dari dekat penebar taburan, memperlihatkan sirip pelempar
Konsep dasar pengoperasian penebar benih cukup sederhana. Bahan ditempatkan di hopper dan diposisikan di atas cakram pemutar horisontal. Cakramnya memiliki tiga hingga empat sirip yang terpasang untuk melempar butiran yang jatuh dari hopper.[7] Hopper umumnya terbuat dari plastik, baja, atau baja tahan karat. Penggunaan baja tahan karat diperlukan ketika pupuk yang digunakan bersifat korosif dan mampu merusak plastik.
Mekanisme lainnya adalah dengan memanfaatkan pergerakan rotor horisontal yang memiliki banyak jari. Jari-jari tersebut "memukul" bahan curah hingga terlempar ke belakang hopper. Mekanisme ini umumnya digunakan di penebar kotoran ternak.
Kedua, pengamatan dan cara menggunakan alat Knapsack Sprayer.umumnya Knapsack Sprayer adalah salah satu jenis Sprayer untuk keperluan pertanian. jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
gambar
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Adapun bagian-bagian beserta fungsi dari masing-masing komponen Knapsack Sprayer tersebut adalah:
1.             Tangki (tank). Merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan. Volumenya dapat berbeda-beda tergantung dengan tipe dari sprayer masing-masing. Dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan.
2.             Pengaduk (agitator). Untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam tangki. Pengadukan dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan herbisida dapat tersebar merata dan tidak mengendap, sehingga tidak menyumbat nozzle.
3.             Unit pompa (pump). Yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit. Untuk memberikan tekanan kepada larutan herbisida, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui selang dan keluar pada nozzle.
4.             Pengatur tekanan (pressure gauge). Untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume cairan yang dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan.
5.             Saringan (strainer). Untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini dilakukan supaya tidak ada zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle.
6.             Penutup. Untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah dan untuk menjaga tekanan udara di dalam tangki.
7.             Tangkai pompa untuk memompa cairan.
8.             Saluran penyemprot terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi nozel.
9.             Sabuk penggendong digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.
10.         Selang karet. Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.
11.         Piston pompa. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
12.         Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.
13.         Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel.
14.         Nozel untuk memecah cairan menjadi partikel halus dan memperhalus larutan yang dikeluarkan pada saat penyemprotan, sehingga dihasilkan daya jangkau yang luas dan merata. Fungsi utama nozzle adalah memecah (atomisasi) larutan semprot menjadi butiran semprot (droplet).
Fungsi lainnya dari nozzle adalah :
1.             Menentukan ukuran butiran semprot (droplet size)
2.             Mengatur flow rate (angka curah)
3.             Mengatur distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan Lebar semprotan Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
1)             Cone nozzle (nozzle kerucut)

Solid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola semprotan berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone nozzle dan Hollow cone nozzle. Solid cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong. Digunakan terutama untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
2)             Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)

Flat fan nozzle menghasilkan pola semprotan berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan dengan saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi herbisida, tetapi bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida.
3)             Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)

Knapsack sprayer kipas rataEven flat nozzle memiliki pola semprot berbentuk garis. Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida pada barisan tanam atau antar barisan tanam. Pada tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga halus.
4)             Nozzle Polijet

Knapsack sprayer nozzle polijetPola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5)             Nozzle lubang empat

Nozzle ini menghasilkan pola semprotan berbentuk kerucut. Butiran semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow rate tinggi (karena jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
Prinsip kerjanya adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.
Terakhir, mengamati dan mengenal serta cara penggunaan Irigasi Tetes. Sistem irigasi tetes di lapangan umumnya terdiri dari jalur utama, pipa pembagi,pipa lateral, alat aplikasi dan sistem pengontrol. Irgasi tetes merupakan salah satu jenis irigasi mikro. Menurut Wardi (2001), irigasi mikro merupakan suatu sistem irigasi yang menggunakan air secara efisien dan bekerja secara pasti, tetes demi tetes memenuhi kebutuhan setiap tanaman di suatu areal kebun yang dapat diatur dalam luasan tertentu. Tersedianya sarana irigasi tetes memungkinkan pemebrian air lebih teliti bahkan dapat dikombinasikan dengan pemberian pupuk (Agus, F., E. Sumaini, dan N. Sutrisno, 2005).
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes merupakan salah satu alternatif. Misal sistem irigasi tetes adalah pada tanaman cabai. Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan melakukan deteksi air bawah permukaan (groundwater) melalui pemetaan karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen. Deteksi air bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan Terameter. Komponen-komponnnya:
1.              Unit utama (head unit)
Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter (saringan) utama dan komponen pengendali (pengukur tekanan, pengukur debit dan katup). Sistem irigasi tetes tidak harus selalu menggunakan pompa untuk mengalirkan air ke setiap pohon. Ada cara yang lebih simpel yaitu dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Cara ini cocok untuk sumber air yang lebih tinggi dari kebun. Bahkan tinggi sumber air 1 m pun memungkinkan. Sistem gravitasi bisa lebih menghemat biaya, petani tidak perlu membeli pompa untuk mengalirkan air ke seluruh kebun. Namun jika hal tersebut sulit dilakukan karena medan sebaiknya menggunakan pompa.
Instalasi irigasi tetes sistem gravitasi memerlukan tangki sebagai penampung air, menara penopang tangki, kran, saringan (filter), pipa PVC, sambungan pipa, dan pipa tetes (drip line) tempat air menetes ke setiap akar tanaman. Sumber energi pompa hidram berasal dari tekanan tinggi akibat fenomena pukulan air (water hammer) karena adanya perubahan kecepatan tiba-tiba dari aliran air oleh penutupan katup, sehingga pompa ini tidak memerlukan suplai energi dari luar seperti BBM atau listrik. Hal ini tentunya sangat baik untuk mendukung pengembangan energi terbarukan (renewable energy) yang bebas polusi.
Prinsip kerja pompa dimana di dalamnya terdapat beberapa komponen seperti pipa suplai , katup buang , katup masuk , tabung udara , dan pipa hantar. Sistem kerja diawali aliran air dari sumber masuk melalui pipa suplai dan keluar melalui katup buang. Naiknya kecepatan aliran akan mendorong katup buang ke atas hingga tertutup dan menghentikan aliran air dari pipa suplai. Hal ini menyebabkan terjadinya fenomena pukulan air sehingga tekanan naik secara drastis. Kenaikan tekanan ini akan membuka katup masuk sehingga terjadi aliran menuju pipa hantar.
2.             Pipa utama (main line)
Umumnya terbuat dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized steel atau besi cor dan berdiameter antara 7.5–25 cm. Pipa utama dapat dipasang di atas atau di bawah permukaan tanah.
3.             Pipa pembagi (sub-main, manifold)
Dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100 μm), katup selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Pipa sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (high density polyethylene) dan berdiameter antara 50 – 75 mm. Penyambungan pipa pembagi–pipa utama dapat dibuat seperti yang ditunjukkan pada.
4.             Pipa Lateral
Merupakan pipa tempat dipasangnya alat aplikasi, umumnya dari pipa polyethylene (PE) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7, berdiameter 8 – 20 mm dan dilengkapi dengan katup pembuang. Penyambungan pipa lateral–pipa pembagi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
5.             Alat aplikasi (applicator, emission device)
Alat aplikasi terdiri dari penetes (emitter), pipa kecil (small tube, bubbler) dan penyemprot kecil (micro sprinkler) yang dipasang pada pipa lateral. Alat aplikasi terbuat dari berbagai bahan seperti PVC, PE, keramik, kuningan dan sebagainya.


F.            KESIMPULAN
Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.              alat penebaran pupuk (fertilizer spreader) di gunakan untuk menyebarkan pupuk butiran.
2.              Knapsack sprayer digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan.
3.              Nozel untuk memecah cairan menjadi partikel halus dan memperhalus larutan yang dikeluarkan pada saat penyemprotan, sehingga dihasilkan daya jangkau yang luas dan merata. Dengan tipe, yaitu cone nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
4.              Irigasi Tetes untuk penggunaan air yang lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, N. 2012.Pengantar Teknologi Industri Pertanian. Bandung: Unpad Press.
Daywin, F. J., et al.2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Yogyakarta: Creata LPPM.
Hardjosentono, et al. 1996.Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara
Kartasapoetra, dan Sutedjo, M. M. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Suprayogo, D. 2002. Audit Sistem Irigasi.http://sugeng.lecture.ub.ac.id /files/2011/03/Audit-Irrigasi_F


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system