Saturday, October 22, 2016

;apran pratikum mekanisasi pertanian (mekan) Acara VI PENGGUNAAN ALAT-MESIN PEMELIHARAAN TANAMAN (PENGENDALIAN OPT, DAN PENGAIRAN)

Tags



A.           PENDAHULUAN
Pemeliharaan merupakan kegiatan terpenting dalam proses produksi tanaman. Tujuan utama dari pemeliharaan tanaman adalah untuk menciptakan kondisi lingkuan yang baik untuk tumbuh-kembangnya tanaman, termasuk menyediakan hara dan air yang cukup serta mengurangi dampak merugikan dari organisme pengganggu tanaman (OPT). untuk pengendalian OPT akan lebih praktis dan efisien jika menggunakan alsintan penyemprot pestisida.
Penyedian air bagi tanaman tidak akan jadi masalah jika lahan yang digunakan untuk proses produksi memiliki prasarana irigasi yang dapat menyediakan air secara kontinu. Namun, jika sumber air yang dapat menyediakan memungkinkan dialirkan dengan gaya gravitasi, maka penggunaan mesin pompa air menjadi pilihan untuk mengalirkan air ke lahan produksi.
Menurut Akmadi (dalam Bafdal, 2012: 7) mengatakan, teknologi merupakan suatu alat untuk mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam hal menyediakan kebutuhan dasar dan juga dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi.Menurut Nurpilihan (dalam Bafdal, 2012: 8), teknologi meupakan karya, cipta dan karsa manusia untuk menghasilkan produk dan jasa dengan nilai tambah yang tinggi. Sedangkan petanianadalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya (International Labour Organization, 1999).
Alat dan mesin pertanian (alsintan) yang ada pada saat ini adalah alsintan yang tergolong modern. Akan tetapi alsintan tersebut memiliki harga yang relatif tinggi, sedangkan pekerjaan yang dapat dilakukan pada setiap proses produksi pertanian mempunyai jangka waktu yang terbatas. Factor iklim, kondisi pekerjaan yang dilakukan, dan transportasi di lapangan merupakan faktor-faktor pembatas tersebut. Hambatan ini mengakibatkan mesin mempunyai jam kerja yang terbatas dalam setahun. Oleh karena itu, pengguna alsintan harus bisa mengatur, mengusahakan, dan menyesuaikan pekerjaan yang dihadapinya dengan faktor-faktor penghambat tersebut agar mesin memiliki efisiensi tinggi (Hardjosentono, et al. 1996: 2).
Alsintan di Indonesia telah dipraktekkan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama dibidang swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk, nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pembangunan mekanisasi pertanian di Indonesia dilaksanakan melalui system pengembangan selektif yaitu usaha memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis alsintan yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat (Hardjosentono, et al. 1996: 4).
Pencegahan dan pemberantasan jasad-jasad pengganggu tanaman dengan menggunakan bahan kimia sudah sangat maju dilakukan pada masa sekarang, terutama sekali untuk mencegah dan memberantas hama, penyakit tanaman, dan tanaman pengganggu (weeds). Bahan kimia atau pestisida yang digunakan masing-masing dinamakan insektisida, fungisida, dan herbisida dalam bentuk cairan atau tepung (Daywin,et al, 2008: 103).
Untuk memberantas hama dapat digunakan berbagai bahan kimia seperti insektisida, fungisida, dan herbisida dalam bentuk cairan atau tepung. Agar diperoleh penyebaran yang merata, efisien dan efektif dipakai alat sprayer dan duster.Sprayer digunakan untuk menyebarkan bahan kimia cair, sedangkan duster digunakan untuk menyebarkan bahan kimia dalam bentuk tepung (Daywin, et al, 2008: 103).
Dalam teknik pengambilan air dapat digunakan beberapa cara, salah satu contohnya yaitu dengan pembuatan DAM. Selain itu juga bisa digunakan alat-alat seperti bor dan pompa air (Kartasapoetra, dan Sutedjo, 1994: 17-18).
Irrigasi yang baik adalah aplikasi air irigasi yangefisien dengan jumlah air yang tepat denganpemberian air pada tanaman pada waktu yang tepat dan di tempat yang tepat (Suprayogo, 2002: 6). Alsin irigasi yang sering digunakan yaitu pompa air. Ada pula sistem irigasi yang menggunakan sprinkler untuk meratakan dan meng-efisienkan pengairan (Suprayogo, 2002: 49).

B.            TUJUAN
Memperoleh keterampilan dalam menggunakan alat semprot mekanis dan mesin pompa air.
C.            PROSEDUR KERJA
Alat pengendalian opt:
1.             Disiapkan alat semprot punggung (Motor Sprayer)
2.             Mengenal motor sprayer dan cara penggunaannya
3.             Mencatat bagian yang telah di jelaskan oleh coass.
Mesin pompa air:
1.             Disiapkan drum dengan kapasitas 200 liter dan stipwatch.
2.             Menyiapkan mesin pompa air dengan selang penyedot dan selang penyalur, kemudian menempatkan di dekat sumber air (tempat di danau unib, belakang rumah anggrek)
3.             Memasang selang penyedot dan selang penyalur pada mesin hingga cukup kuat dan tidak menghasilkan kebocaran.
4.             Memasukkan selang penyedot ke sumber air hingga kepala selang terendam air.
5.             Lalu, memasukkan selang penyambung ketabung impeller untuk mengisi air pada mesin hingga penuh dan tutup kembali hingga rapat.
6.             Kemudian, menghidupkan mesin pompa dengan cara menarik tali starter. Ketika mesin hidup maka air dari sumber akan mengailir ke mesin dan selang penyalur.
7.             Ketika air mengalir ke tabung bersamaan di hidupkannya stopwatch.
8.             Langkah di atas dilakukan dengan ulanga ke 1, 2, dan 3.
9.             Lalu mencatat waktunya dan menghitung debit air pada ukuran yang telah di tentuan. Kemudian melakukan rata-rata yang di dapat dari 3 kali ulangannya.


D.           PENGAMATAN
Pada acara ini pratikan mengamati alat pengendalian OPT, dan pengairan.
1.             Alat pengendalian OPT
Description: Motor Sprayer
Berdasarkan sistem/prinsip kerjanya, pengebut bermotor dibagi menjadi:
a.              Pengebut bermotor dengan perlengkapan pompa (mist pump)/ agitasi mekanis.
b.             Pengebut motor dengan sistem tekanan udara (air pressure)/agitasi udara.
Komponen utama mesin pengabut tediriatas 3 bagian pokok, antara lain:
a.              Unit tangki.
b.             Unut pengebut (Air Blower)
c.              Bagian/perlengkapn slang, pipa dan kepala pengembusan.


2.              Mesin pompa air
Description: D:\20151127_082922.jpg
Keterangan:
Saluran tertutup dengan,
r = 41 cm → 0,41 m
diameter = 82 cm → 0,82 m
tinggi pada ulangan pertanama: 82 cm → 0,82 cm, dan ulangan kedua: 89 cm → 0,89 m, serta pada ulangan ke tiga didapat: 64 cm → 0,64 m.
Volume Tabung = ∏r2. T
1.             Ulangan 1, dengan waktu 1:35 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2 x 0,82
= 3,14 (0,1681) x 0,82
= 0,432 m3 = 4,32 l (dm3)
Debit =
2.             Ulangan 2, dengan waktu 1:44 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2 x 0,89
= 3,14 (0,1681) x 0,89
= 0,469 m3 = 4,69 l (dm3)
Debit =

3.             Ulangan 3, dengan waktu 1:21 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2 x 0,64
= 3,14 (0,1681) x 0,64
= 0,337 m3 = 3,37 l (dm3)
Debit =
Dengan rata-rata didapat dari ketiga ulangan ini adalah 3,0

E.            PEMBAHASAN
Pada prakrikum kali ini dilakukan pengamatan, pengenalan dan perhitungan debit air pada alat-mesin perlindungan tanaman (pemeliharaan OPT, dan pengairan).
Pertama, menggunakan mesin pompa air untuk menghitung debit air pada saluran tertutup dengan 3 kali ulangan dan air yang keluar ditampung menggunakan tabung/tangki. Setelah didapat hasil perhitungan di atas didapat lah rata-ratanya yakni 3,0 .
Dan yang kedua pengenalan alat Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom sprayer. Pada acara ini motor sprayer yang dikenalkan adalah mist blorwer power sprayer.
Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya; Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal, tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman, Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.
Prinsip kerja pengebut bermotor dengan sistem pompasentrifugal kecil, caira yang disalurkan melalui slang ke ujung laras pengembus sedikit lebihbesar. Alat pengatur yang berupa sekrup pengatur, dan pipa pelimpahan menyalurkan kembali kelibihan carian ke dalam tangki. Pada saat ini, pengabutan bermotor pada tipe gendong model ini dianggap kurang praktis. Disamping bobot keseluruan mesin jauh lebih besar, penggantian mesin pengembus dari carian ke tepung (pengabutan) pun pelayanannya kurang praktis, yaitu dengan menggunakan unit tangki, pompa, dan perlengkapannya.

F.            KESIMPULAN
Dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.             Mesin pompa air digunakan untuk mengetahui debit air yang keluar dengan menggunakan saluran tertutup dan didapat rata-rata pada 3 kali ulangan adalah 3,0 .
2.             Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki.

DAFTAR PUSTAKA

Bafdal, N. 2012.Pengantar Teknologi Industri Pertanian. Bandung: Unpad Press.
Daywin, F. J., et al.2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Yogyakarta: Creata LPPM.
Hardjosentono, et al. 1996.Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara
Kartasapoetra, dan Sutedjo, M. M. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system