A.
PENDAHULUAN
Pemeliharaan merupakan kegiatan terpenting dalam proses
produksi tanaman. Tujuan utama dari pemeliharaan tanaman adalah untuk
menciptakan kondisi lingkuan yang baik untuk tumbuh-kembangnya tanaman,
termasuk menyediakan hara dan air yang cukup serta mengurangi dampak merugikan
dari organisme pengganggu tanaman (OPT). untuk pengendalian OPT akan lebih
praktis dan efisien jika menggunakan alsintan penyemprot pestisida.
Penyedian air bagi tanaman tidak akan jadi masalah jika
lahan yang digunakan untuk proses produksi memiliki prasarana irigasi yang
dapat menyediakan air secara kontinu. Namun, jika sumber air yang dapat
menyediakan memungkinkan dialirkan dengan gaya gravitasi, maka penggunaan mesin
pompa air menjadi pilihan untuk mengalirkan air ke lahan produksi.
Menurut Akmadi (dalam Bafdal, 2012:
7) mengatakan, teknologi merupakan suatu alat untuk mempermudah manusia dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari dalam hal menyediakan kebutuhan dasar dan
juga dimanfaatkan dalam kegiatan ekonomi.Menurut Nurpilihan (dalam Bafdal,
2012: 8), teknologi meupakan karya, cipta dan karsa manusia untuk menghasilkan
produk dan jasa dengan nilai tambah yang tinggi. Sedangkan petanianadalah
kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku
industri, atau
sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya (International Labour Organization, 1999).
Alat dan mesin pertanian (alsintan)
yang ada pada saat ini adalah alsintan yang tergolong modern. Akan tetapi
alsintan tersebut memiliki harga yang relatif tinggi, sedangkan pekerjaan yang
dapat dilakukan pada setiap proses produksi pertanian mempunyai jangka waktu
yang terbatas. Factor iklim, kondisi pekerjaan yang dilakukan, dan transportasi
di lapangan merupakan faktor-faktor pembatas tersebut. Hambatan ini
mengakibatkan mesin mempunyai jam kerja yang terbatas dalam setahun. Oleh
karena itu, pengguna alsintan harus bisa mengatur, mengusahakan, dan
menyesuaikan pekerjaan yang dihadapinya dengan faktor-faktor penghambat
tersebut agar mesin memiliki efisiensi tinggi (Hardjosentono, et al. 1996:
2).
Alsintan di Indonesia telah
dipraktekkan untuk mendukung berbagai usaha pembangunan pertanian, terutama
dibidang swasembada pangan. Dengan mempertimbangkan aspek kepadatan penduduk,
nilai sosial ekonomi, dan teknis, maka pembangunan mekanisasi pertanian di
Indonesia dilaksanakan melalui system pengembangan selektif yaitu usaha
memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok jenis
alsintan yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan wilayah setempat
(Hardjosentono, et al. 1996: 4).
Pencegahan dan pemberantasan
jasad-jasad pengganggu tanaman dengan menggunakan bahan kimia sudah sangat maju
dilakukan pada masa sekarang, terutama sekali untuk mencegah dan memberantas
hama, penyakit tanaman, dan tanaman pengganggu (weeds). Bahan kimia atau
pestisida yang digunakan masing-masing dinamakan insektisida, fungisida, dan
herbisida dalam bentuk cairan atau tepung (Daywin,et al, 2008: 103).
Untuk memberantas hama dapat
digunakan berbagai bahan kimia seperti insektisida, fungisida, dan herbisida dalam
bentuk cairan atau tepung. Agar diperoleh penyebaran yang merata, efisien dan
efektif dipakai alat sprayer dan duster.Sprayer digunakan
untuk menyebarkan bahan kimia cair, sedangkan duster digunakan untuk
menyebarkan bahan kimia dalam bentuk tepung (Daywin, et al, 2008: 103).
Dalam teknik pengambilan air dapat
digunakan beberapa cara, salah satu contohnya yaitu dengan pembuatan DAM.
Selain itu juga bisa digunakan alat-alat seperti bor dan pompa air
(Kartasapoetra, dan Sutedjo, 1994: 17-18).
Irrigasi yang baik adalah aplikasi
air irigasi yangefisien dengan jumlah air yang tepat denganpemberian air pada
tanaman pada waktu yang tepat dan di tempat yang tepat (Suprayogo, 2002: 6).
Alsin irigasi yang sering digunakan yaitu pompa air. Ada pula sistem irigasi yang
menggunakan sprinkler untuk meratakan dan meng-efisienkan pengairan (Suprayogo,
2002: 49).
B.
TUJUAN
Memperoleh
keterampilan dalam menggunakan alat semprot mekanis dan mesin pompa air.
C.
PROSEDUR
KERJA
Alat
pengendalian opt:
1.
Disiapkan alat semprot punggung (Motor
Sprayer)
2.
Mengenal motor sprayer dan cara
penggunaannya
3.
Mencatat bagian yang telah di jelaskan
oleh coass.
Mesin
pompa air:
1.
Disiapkan drum dengan kapasitas 200
liter dan stipwatch.
2.
Menyiapkan mesin pompa air dengan selang
penyedot dan selang penyalur, kemudian menempatkan di dekat sumber air (tempat
di danau unib, belakang rumah anggrek)
3.
Memasang selang penyedot dan selang
penyalur pada mesin hingga cukup kuat dan tidak menghasilkan kebocaran.
4.
Memasukkan selang penyedot ke sumber air
hingga kepala selang terendam air.
5.
Lalu, memasukkan selang penyambung
ketabung impeller untuk mengisi air
pada mesin hingga penuh dan tutup kembali hingga rapat.
6.
Kemudian, menghidupkan mesin pompa
dengan cara menarik tali starter. Ketika mesin hidup maka air dari sumber akan
mengailir ke mesin dan selang penyalur.
7.
Ketika air mengalir ke tabung bersamaan
di hidupkannya stopwatch.
8.
Langkah di atas dilakukan dengan ulanga
ke 1, 2, dan 3.
9.
Lalu mencatat waktunya dan menghitung
debit air pada ukuran yang telah di tentuan. Kemudian melakukan rata-rata yang
di dapat dari 3 kali ulangannya.
D.
PENGAMATAN
Pada acara ini pratikan mengamati alat pengendalian
OPT, dan pengairan.
1.
Alat pengendalian OPT
Berdasarkan sistem/prinsip kerjanya,
pengebut bermotor dibagi menjadi:
a.
Pengebut bermotor dengan perlengkapan
pompa (mist pump)/ agitasi mekanis.
b.
Pengebut motor dengan sistem tekanan
udara (air pressure)/agitasi udara.
Komponen utama mesin pengabut tediriatas
3 bagian pokok, antara lain:
a.
Unit tangki.
b.
Unut pengebut (Air Blower)
c.
Bagian/perlengkapn slang, pipa dan
kepala pengembusan.
2.
Mesin pompa air
Keterangan:
Saluran tertutup dengan,
r = 41 cm → 0,41 m
diameter = 82 cm → 0,82 m
tinggi pada ulangan pertanama: 82 cm →
0,82 cm, dan ulangan kedua: 89 cm → 0,89 m, serta pada ulangan ke tiga didapat:
64 cm → 0,64 m.
Volume Tabung = ∏r2. T
1.
Ulangan 1, dengan waktu 1:35 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2
x 0,82
= 3,14 (0,1681) x 0,82
= 0,432 m3 =
4,32 l (dm3)
Debit =
2.
Ulangan 2, dengan waktu 1:44 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2
x 0,89
=
3,14 (0,1681) x 0,89
= 0,469 m3
= 4,69 l (dm3)
Debit =
3.
Ulangan 3, dengan waktu 1:21 =
∏r2. T
= 3,14 (0,41)2
x 0,64
=
3,14 (0,1681) x 0,64
= 0,337 m3
= 3,37 l (dm3)
Debit =
Dengan
rata-rata didapat dari ketiga ulangan ini adalah 3,0
E.
PEMBAHASAN
Pada prakrikum kali ini
dilakukan pengamatan, pengenalan dan perhitungan debit air pada alat-mesin perlindungan
tanaman (pemeliharaan OPT, dan pengairan).
Pertama, menggunakan
mesin pompa air untuk menghitung debit air pada saluran tertutup dengan 3 kali
ulangan dan air yang keluar ditampung menggunakan tabung/tangki. Setelah
didapat hasil perhitungan di atas didapat lah rata-ratanya yakni 3,0
.
Dan yang kedua
pengenalan alat Sprayer
jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer
bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung,
ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya.
Contoh motor sprayer adalah mist
blower power
sprayer, dan boom sprayer. Pada acara ini motor
sprayer yang dikenalkan adalah mist blorwer power sprayer.
Keuntungan dengan
menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya sangat luas dengan
waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat
dan minim tenaga kerja.
Kelemahannya; Harganya
relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal, tidak
dianjurkan pada tanaman
yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman, Motor
sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku
cadang, dll.
Prinsip kerja pengebut
bermotor dengan sistem pompasentrifugal kecil, caira yang disalurkan melalui
slang ke ujung laras pengembus sedikit lebihbesar. Alat pengatur yang berupa
sekrup pengatur, dan pipa pelimpahan menyalurkan kembali kelibihan carian ke
dalam tangki. Pada saat ini, pengabutan bermotor pada tipe gendong model ini
dianggap kurang praktis. Disamping bobot keseluruan mesin jauh lebih besar,
penggantian mesin pengembus dari carian ke tepung (pengabutan) pun pelayanannya
kurang praktis, yaitu dengan menggunakan unit tangki, pompa, dan
perlengkapannya.
F.
KESIMPULAN
Dengan
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Mesin pompa air digunakan untuk
mengetahui debit air yang keluar dengan menggunakan saluran tertutup dan
didapat rata-rata pada 3 kali ulangan adalah 3,0 .
2.
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai
tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam
tangki.
DAFTAR
PUSTAKA
Bafdal, N.
2012.Pengantar Teknologi Industri Pertanian. Bandung: Unpad Press.
Daywin, F. J., et al.2008. Mesin-mesin Budidaya Pertanian di
Lahan Kering. Yogyakarta: Creata LPPM.
Hardjosentono, et al. 1996.Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta:
Bumi Aksara
Kartasapoetra, dan Sutedjo, M. M. 1994. Teknologi Pengairan Pertanian
Irigasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith, Harris dan Lambert Wilkes. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani Edisi Keenam.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
EmoticonEmoticon