PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses yang
kompleks yaitu pertambahan jumlah, berat, volume dan lain-lain yang bersifat
tidak dapat kembali. Pertumbuhan tunas samping tanaman dipengaruhi oleh hormon
auksin yang diproduksi oleh pucuk tanaman. Pada saat ini ada tanaman yang di
kehendaki tumbuh lurus tidak ada cabang. Pertumbuhan yang seperti ini biasanya
diperlukan untuk memproduksi tumbuhan yang diambil kayunya untuk bahan bangunan
karena diperlukan kayu yang lurus.
Ada juga tanaman yang dikehendaki banyak tumbuh
tunas samping atau ketiak. Biasanya pertumbuhan tanaman seperti ini dibutuhkan
untuk tanaman hias dan tanaman yang digunakan untuk bahan pangan seperti cabai.
Mengapa dibutuhkan pada tanaman hias karena biasanya tanaman yang paling banyak
diminati oleh pembeli adalah tanaman hias yang pendek dan banyak cabangnya.
Untuk tanaman yang digunakan untuk bahan tanaman seperti cabai misalnya. Jika
tanaman tumbuh lurus maka buah cabai akan sedikit. Sedangkan jika tanaman
banyak tunas samping atau cabang maka buah akan semakin banyak.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang
kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang
tetap pada setiap tanman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk,
berat, dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase
atau proses diantaranya: fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran
sel, fase diferensiasi sel. Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya
dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian
dominansi apical. (Chambell, 2000).
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh
hormon tumbuh terhadap dominasi apikal dan penghambatan pertunasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap
bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk
menambah jumlah sel tubuh (Setjo, 2004). Sel penyusun meristem biasanya
isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas
dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria
umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa
yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar
atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar
makin banyak vakuolanya.
Pada permulaan perkembangan lembaga, semua sel
membelah terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel
dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang sangat sedikit
mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di
dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan
embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem
(Setjo, 2004).
Berdasarkan
posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi sebagai berikut (Setjo, 2004):
1.
Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta
cabangnya.
2.
Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan
pada pangkal ruas rumput-rumputan.
3.
Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat meristem
tersebut ditemukan.
Meristem apikal berasal dari organ lain tidak
berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa
seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah meristem
primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem,
prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan
menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan
jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar
pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta
kolenkima korteks.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang
kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang
tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat
dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau
proses diantaranya (Dwidjoseputro, 1986)
1.
Fase pembentukan sel.
2.
Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3.
Fase diferensiasi sel.
Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya
dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian
dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas
pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan (Dahlia, 2001). Sedangkan
menurut Chambell dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung
tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan
kuncup aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya
menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun.
Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral.
Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai
jarak tertentu dari pucuk (Dahlai, 2001). Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan
memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral.
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal
disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan
ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan tunas lateral
karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini
akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk (Dahlia,
2001). Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanmana yang akna
didistribusikan secara polar yag mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara,
batang, pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di
daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada
semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol
Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi
dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik
pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah,
mengurangi jumlah biji dalam buah. Beberapa fungsi auksin lainnya (Lakitan, B,
1993)
BAB III
METODELOGI
3.1 Bahan
1. Campuran lanolin yang
mengandung 400 ppm IAA
2. Tanaman kangkung berumur lebih dari 7 hari.
3.2 Cara Kerja
1. Mengambil 9 tanaman
yang sehat.
2. Memotong 6 tanaman
tepat dibawah daun kedua; 3 tanaman yang lain dibiarkan
3. Menyiapkan pasta
lanolin berisi IAA..
4. Menyiapkan pasta
lanolin berisi IAA..
5. Mengoleskan pasta
lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman kangkung.
6. Mengoleskan pasta
lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman lainnya.
7. Memberikan pada label
tanaman yang mendapat perlakuan.
8. Mengganti pasta
lanolin pada hari ke-5.
9. Setelah 14 hari sejak
perlakuan, mengukur :
a) Panjang tunas aksilar yang
tumbuh (mm)
b) Garis tengah batang di tempat bekas potongan.
10. Mengamati tanaman dan
membuat lapor
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Perlakuan
|
Panjang Daun Lateral
|
Diameter batang
|
||||||
1
|
2
|
3
|
Rata 2
|
1
|
2
|
3
|
Rata 2
|
|
Lanolin + IAA
|
12,5
|
-
|
-
|
-
|
0,35
|
-
|
-
|
-
|
Awal
|
||||||||
Akhir
|
17
|
-
|
-
|
-
|
0,35
|
-
|
-
|
-
|
Lanolin
|
16,5
|
-
|
-
|
-
|
0,25
|
-
|
-
|
-
|
Awal
|
||||||||
Akhir
|
18,5
|
-
|
-
|
-
|
0,25
|
-
|
-
|
-
|
Kontrol
|
29,8
|
-
|
-
|
-
|
0,5
|
-
|
-
|
-
|
Awal
|
||||||||
Akhir
|
32,0
|
-
|
-
|
-
|
0,5
|
-
|
-
|
-
|
4.2
Pembahasan
Praktikum dominasi apical ini dilakukan dengan
menggunakan 9 sampel tanaman kangkung. 6 sampel tanaman dipotong tepat pada
daun kedua dari titik tumbuh tanaman. 3 sampel tanaman diberi perlakuan dengan
lanolin + IAA sedangkan untuk 3 sampel tanaman lainnya diberi perlakuan dengan
lanolin saja. Dan untuk 3 sampel tanaman yang tidak dipotong diberi perlakuan
control (tanpa lanolin dan IAA).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa panjang daun
lateral dan diameter batang tanaman setelah diberi perlakuan menunjukkan hasil
yang beragam. Hal ini disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada tanaman
tersebut.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat
menunjukkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan dengan lanolin + IAA akan
mendapat hasil yang lebih besar dan bagus dibanding tanaman yang diberi
perlakuan control. Hal ini karena Lanolin berfungsi untuk mempercepat
pertambahan panjang daun leteral. Lanolin juga berfungsi untuk mempercepat
pertambahan atau pembesara diameter batang.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Pemotongan
tunas apikal akan menyebabkan tunas lateral menjadi tumbuh, akibat auksin yang
bergerak ke bawah.
2. Auksin
merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, mempercepat
pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat
pematangan buah, dan juga dapat mengurangi jumlah biji dalam buah
3. Meristem
apikal dan daun-daun muda adalah pusat-pusat sintesa IAA, dan IAA dari pusat-pusat
ini ditransport kebagian bawah batang sehingga menghambat pertumbuhan tunas
lateral.
5.2 Saran
Dalam melakukan pratikum agar para
pratikan tidak bermain main agar tidak mendapatkan hasil yang di inginkan
DAFTAR PUSTAKA
Chambell.
2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dahlia.
2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Dwidjoseputro,
1986. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Hilman.
1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
Setjo,Sustetyoadi.2004.
Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Lakitan,
B, 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Jawaban Pertanyaan :
1.
Jika
IAA pada lanolin diganti dengan NAA , kira-kira apa yang bakal terjadi?
Jawab :
Karena saat ini kami belum melakukan
percobaan pergantian lanolin IAA ke NAA , maka kami tidak tau apa yang terjadi.
2.
Untuk
mencegah terjadinya dominasi apikal pada tanaman budidaya ,apa yang dapat anda
lakukan?
Jawab :
Dapat dilakukan yaitu pemberian
hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin,sitokinin,maupun giberelin untuk
menghambat terjadinya dominasi apikal
EmoticonEmoticon