Monday, August 29, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ACARA 8 DOMINANSI APIKAL

Tags




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses yang kompleks yaitu pertambahan jumlah, berat, volume dan lain-lain yang bersifat tidak dapat kembali. Pertumbuhan tunas samping tanaman dipengaruhi oleh hormon auksin yang diproduksi oleh pucuk tanaman. Pada saat ini ada tanaman yang di kehendaki tumbuh lurus tidak ada cabang. Pertumbuhan yang seperti ini biasanya diperlukan untuk memproduksi tumbuhan yang diambil kayunya untuk bahan bangunan karena diperlukan kayu yang lurus.
Ada juga tanaman yang dikehendaki banyak tumbuh tunas samping atau ketiak. Biasanya pertumbuhan tanaman seperti ini dibutuhkan untuk tanaman hias dan tanaman yang digunakan untuk bahan pangan seperti cabai. Mengapa dibutuhkan pada tanaman hias karena biasanya tanaman yang paling banyak diminati oleh pembeli adalah tanaman hias yang pendek dan banyak cabangnya. Untuk tanaman yang digunakan untuk bahan tanaman seperti cabai misalnya. Jika tanaman tumbuh lurus maka buah cabai akan sedikit. Sedangkan jika tanaman banyak tunas samping atau cabang maka buah akan semakin banyak.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanman atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat, dan volumenya. Pertumbuhan tanaman setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya: fase pembentukan sel, fase perpanjangan dan pembesaran sel, fase diferensiasi sel. Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apical. (Chambell, 2000).

1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh hormon tumbuh terhadap dominasi apikal dan penghambatan pertunasan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh (Setjo, 2004). Sel penyusun meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya.
Pada permulaan perkembangan lembaga, semua sel membelah terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem (Setjo, 2004).
Berdasarkan posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi sebagai berikut (Setjo, 2004):
1. Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta cabangnya.
2. Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan pada pangkal ruas rumput-rumputan.
3. Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat meristem tersebut ditemukan.
Meristem apikal berasal dari organ lain tidak berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks.
Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya (Dwidjoseputro, 1986)
1. Fase pembentukan sel.
2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.
3. Fase diferensiasi sel.
Di dalam pertumbuhan tanaman terdapat adanya dominansi pertumbuhan dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan (Dahlia, 2001). Sedangkan menurut Chambell dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar.
Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk (Dahlai, 2001). Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral.
Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk (Dahlia, 2001). Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanmana yang akna didistribusikan secara polar yag mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral.
Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang, pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Beberapa fungsi auksin lainnya (Lakitan, B, 1993)

BAB III
METODELOGI

3.1   Bahan                                                 
1. Campuran lanolin yang mengandung 400 ppm IAA
2.  Tanaman kangkung berumur lebih dari 7 hari.

3.2   Cara Kerja
1. Mengambil 9 tanaman yang sehat.
2. Memotong 6 tanaman tepat dibawah daun kedua; 3 tanaman yang lain dibiarkan
3. Menyiapkan pasta lanolin berisi IAA..
4. Menyiapkan pasta lanolin berisi IAA..
5. Mengoleskan pasta lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman kangkung.
6. Mengoleskan pasta lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman lainnya.
7. Memberikan pada label tanaman yang mendapat perlakuan.
8. Mengganti pasta lanolin pada hari ke-5.
9. Setelah 14 hari sejak perlakuan, mengukur :
a)      Panjang tunas aksilar yang tumbuh (mm)
b)      Garis tengah batang di tempat bekas potongan.
10. Mengamati tanaman dan membuat lapor 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
Panjang Daun Lateral
Diameter batang
1
2
3
Rata 2
1
2
3
Rata 2
Lanolin + IAA

12,5

-

-

-

0,35

-

-

-
Awal
Akhir
17
-
-
-
0,35
-
-
-
Lanolin

16,5

-

-

-

0,25

-

-

-
Awal
Akhir
18,5
-
-
-
0,25
-
-
-
Kontrol

29,8

-

-

-

0,5

-

-

-
Awal
Akhir
32,0
-
-
-
0,5
-
-
-


4.2 Pembahasan
Praktikum dominasi apical ini dilakukan dengan menggunakan 9 sampel tanaman kangkung. 6 sampel tanaman dipotong tepat pada daun kedua dari titik tumbuh tanaman. 3 sampel tanaman diberi perlakuan dengan lanolin + IAA sedangkan untuk 3 sampel tanaman lainnya diberi perlakuan dengan lanolin saja. Dan untuk 3 sampel tanaman yang tidak dipotong diberi perlakuan control (tanpa lanolin dan IAA).     
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa panjang daun lateral dan diameter batang tanaman setelah diberi perlakuan menunjukkan hasil yang beragam. Hal ini disebabkan oleh perlakuan yang diberikan pada tanaman tersebut.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat menunjukkan bahwa tanaman yang diberi perlakuan dengan lanolin + IAA akan mendapat hasil yang lebih besar dan bagus dibanding tanaman yang diberi perlakuan control. Hal ini karena Lanolin berfungsi untuk mempercepat pertambahan panjang daun leteral. Lanolin juga berfungsi untuk mempercepat pertambahan atau pembesara diameter batang.



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Pemotongan tunas apikal akan menyebabkan tunas lateral menjadi tumbuh, akibat auksin yang bergerak ke bawah.
2.      Auksin merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, mempercepat pertumbuhan, baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, dan juga dapat mengurangi jumlah biji dalam buah
3.      Meristem apikal dan daun-daun muda adalah pusat-pusat sintesa IAA, dan IAA dari pusat-pusat ini ditransport kebagian bawah batang sehingga menghambat pertumbuhan tunas lateral.

5.2 Saran
            Dalam melakukan pratikum agar para pratikan tidak bermain main agar tidak mendapatkan hasil yang di inginkan
  
DAFTAR PUSTAKA

Chambell. 2000.Biologi. Erlangga: Jakarta.
Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Dwidjoseputro, 1986. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta.
Setjo,Sustetyoadi.2004. Anatomi Tumbuhan. UM Press: Malang.
Lakitan, B, 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.




Jawaban Pertanyaan :
1.      Jika IAA pada lanolin diganti dengan NAA , kira-kira apa yang bakal terjadi?
Jawab :
Karena saat ini kami belum melakukan percobaan pergantian lanolin IAA ke NAA , maka kami tidak tau apa yang terjadi.

2.      Untuk mencegah terjadinya dominasi apikal pada tanaman budidaya ,apa yang dapat anda lakukan?
Jawab :

Dapat dilakukan yaitu pemberian hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin,sitokinin,maupun giberelin untuk menghambat terjadinya dominasi apikal


EmoticonEmoticon

Disqus Shortname

Comments system